Review Mouse Asus Marshmallow MD 100: Pas Buat Kerja di Kantor

8 Februari 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 5 April 2024 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Meski laptop zaman sekarang telah dibekali touchpad yang besar dan multifungsi, itu tidak membuat orang nyaman begitu saja memakainya. Di luar sana masih banyak orang yang bergantung pada mouse untuk menggerakkan kursor di layar dan mengoperasikan laptop.
Alasan itu pula yang membuat Asus membawa serta perangkat periferal seperti mouse dan keyboard eksternal. Meski Asus adalah salah satu produsen laptop terbesar di dunia, mereka tetap menyediakan opsi periferal bagi konsumen.
Periferal terbaru yang dibawa Asus ke Indonesia, antara lain ada mouse Marshmallow MD 100, yang secara umum punya didesain simpel, tipis dan ringan, juga senyap saat dipakai.

Desain

Marshmallow MD 100 punya daya tarik yang hebat. Kesederhanaannya menimbulkan rasa penasaran, dan di saat yang sama, warna pastelnya sungguh menggoda iman. Ada kesan lembut, modern, dan stylish. Desainnya dibuat hampir sepenuhnya rata. Bagian belakangnya tetap lebar, sebagai tempat untuk menopang telapak tangan.
Casing atas pada mouse ini diklaim Asus telah memakai teknologi anti-bakteri yang mereka sebut AntiBacterial Guard Treatment.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Casing atas itu bisa dibuka. Ia berperan sebagai penutup yang ditempelkan pada magnet yang relatif lemah. Kita bisa dengan mudah membukanya dengan menyelipkan kuku pada rongga kecil di antara casing dan bodi bawah mouse. Tinggal diangkat perlahan, dan penutupnya terbuka.
Dalam paket pembelian, Asus juga memberikan casing tambahan dengan warna yang berbeda. Ini sangat menyenangkan agar konsumen bisa ganti casing, seandainya bosan dengan warna bawaan mouse.
Di bawah casing atas itu ada ruang untuk tempat baterai, dongle USB, dan tempat untuk menyelipkan tali kain. Mari kita bahas satu per satu soal ini.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Baterai yang dipakai adalah AA. Walaupun baterainya besar, ini tidak membuat mouse Marshmallow MD 100 menjadi berat. Bobotnya kalau tanpa baterai hanya 56 gram, sementara kalau pakai baterai jadi 80 gram. Ini masih sangat ringan. Dia cocok untuk dipakai oleh konsumen dengan mobilitas tinggi dan suka traveling. Apalagi baterainya diklaim bisa bertahan hingga 12 bulan.
Lanjut ke dongle USB. Tim kumparanTECH sangat menyukai dongle USB ini ditempatkan di dalam casing atas alasan keamanan. Tak akan ada cerita dongle USB terjatuh karena kita kurang kencang menancapkannya. Dongle USB ini adalah salah satu cara yang bisa dipakai untuk mengkoneksikan mouse dengan perangkat laptop atau tablet. Masih ada Bluetooth sebagai salah satu pilihan koneksi lain.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Terakhir, di sana juga ada rumah untuk menyimpan tali kain. Tali ini bisa ditarik keluar. Gunanya, bisa untuk diselipkan di jari. Asus berusaha mengakomodir kebutuhan para pekerja kantoran yang harus menenteng banyak perangkat saat mereka beranjak dari ruang kerja ke ruang meeting.
Katakanlah, saat pindah ke ruang meeting, tangan kanan kita memegang laptop, tangan kirinya pegang tumbler, lalu bagaimana cara kita membawa mouse? Mouse berpotensi terjatuh kalau tidak dipegang dengan baik. Di sinilah fungsi tali kain pada mouse Asus Marshmallow. Ia bisa diselipkan di jari untuk memberi kemudahan saat kedua tangan kita sudah penuh memegang barang dan harus segera berpindah tempat.

Tuas dan Tombol di Bawah Mouse

Di saat bagian atas mouse ini terlihat sangat sederhana, ternyata ada banyak tuas dan tombol yang disimpan Asus di bagian bawah mouse Marshmallow MD 100.
Kita bisa lihat di bagian bawah mouse ini ada tuas untuk memilih koneksi. Ada dua pilihan untuk menghubungkan mouse ini ke laptop. Pertama, dengan koneksi Bluetooth. Kedua, dengan dongle USB yang memanfaatkan koneksi 2,4 GHz.
Kalau mau konek pakai Bluetooth, kita tinggal tarik tuas ke simbol Bluetooth, terus tekan tombol Pair selama lima detik hingga lampu LED berkedip. Selanjutnya pilih untuk memakai dan menyambungkan mouse Asus Marshmallow MD 100 dengan laptop.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Menghubungkan mouse dengan dongle USB juga sangat mudah. Cukup tancapkan dongle ke port USB laptop, kemudian tarik tuas ke simbol WiFi untuk mengaktifkan mode koneksi 2,4 GHz. Mouse sudah siap digunakan.
Selanjutnya, di bagian bawah mouse ini juga ada tombol untuk memilih tiga opsi DPI (Dots per Inch). DPI sendiri adalah suatu ukuran sensitivitas sensor optik terhadap kursor yang tampil di monitor. Semakin tinggi angka DPI, maka sensor bekerja semakin kuat, dan kursor bergerak lebih cepat di monitor. Ada pilihan 800 DPI pada mouse Marshmallow MD 100 sebagai kecepatan kursor terendah, lalu ada 1.000 DPI, dan 1.600 DPI sebagai yang tercepat.
Tim kumparanTECH sendiri lebih suka menempatkannya pada 1.000 DPI. Karena, dengan setting 1.600 DPI, itu memberi rasa kursor meluncur terlalu cepat, tidak presisi dengan bobot dari mouse ini yang begitu ringan. Itulah alasan mengapa 1.000 DPI adalah pilihan terbaik kami. Tidak terlalu cepat. Cenderung presisi!

Bagaimana Kenyamanannya?

Mouse Asus Marshmallow MD 100 cocok untuk mereka yang memiliki telapak tangan yang tidak terlalu lebar. Perempuan bisa jadi adalah kelompok yang nyaman dengan desain ini. Telapak tangan mereka akan tertopang dengan baik di bagian belakang mouse.
Cara terbaik dalam memakai mouse yang ceper dan rata seperti ini adalah, dengan merebahkan seluruh telapak tangan, jari telunjuk, dan jari tengah kita di permukaannya. Asus sengaja membuat permukaan yang lebar dan hampir seluruhnya rata untuk mengakomodir posisi telapak yang seperti ini. Posisi ini juga memudahkan tangan kita untuk bergerak ke sana sini dalam menavigasi kursor.
Namun, bagi orang dengan telapak tangan yang lebar dan besar, mungkin akan merasa permukaan mouse ini terlalu pendek. Cengkraman jari mereka terhadap tombol klik mouse akan tidak nyaman, apalagi kalau digunakan dalam jangka waktu panjang.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Berhubung produk ini adalah silent mouse, maka suara klik yang ditimbulkan tidak besar, tak sampai 20db. Suaranya seperti dentuman dalam nada rendah. Sensasi penggunaan tombol kliknya mirip dengan sensasi memakai keyboard membran pada laptop. Feed back-nya cenderung halus, tidak begitu nendang. Kalau kamu termasuk tipe yang menyukai feed back klik yang nendang, sepertinya memerlukan adaptasi dalam menggunakannya.
Profil seperti ini membuat mouse Marshmallow MD 100 cocok untuk dipakai di kantor. Suara senyapnya tidak akan mengganggu orang di sekitar.

Kesimpulan

Mouse Asus Marshmallow MD 100 adalah periferal yang cocok dipakai oleh pekerja atau profesional di kantor. Suaranya yang senyap tidak mengganggu orang sekitar. Tali kain pada mouse ini sangat berguna untuk diselipkan di jari, memudahkan pekerja yang selalu membawa banyak bawaan ketika beranjak dari runag kerja ke ruang meeting.
Mereka yang punya mobilitas tinggi juga boleh mempertimbangkan mouse ini sebagai teman kerja untuk dibawa ke mana-mana, berkat bobotnya yang ringan, dan kemudahan ganti baterai ukuran AA.
Mereka yang punya telapak tangan dengan ukuran yang tidak terlalu besar, mungkin akan cocok dengannya, karena telapak masih bisa menopang bagian belakang mouse. Sementara konsumen yang punya telapak tangan lebar, mungkin perlu adaptasi dengan desainnya yang relatif ceper dan rata di semua permukaannya.
ASUS Marshmallow MD 100. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Kalau urusan desain dan warna, patut diakui sangat cantik. Benar-benar menggugah rasa penasaran. Apalagi di dalam paket pembeliannya terdapat casing dengan warna lain, yang bikin kita bisa ganti warna mouse kalau lagi bosan dengan warna yang lama.
Mouse ini dibanderol seharga Rp 499.000. Harga yang tinggi ini menempatkannya sebagai produk yang tergolong premium.