Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Satelit Nusantara Resmi Meluncur, Begini Pembagian Kapasitasnya
22 Februari 2019 21:35 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali menapaki sejarah baru di dunia antariksa. Satelit Indonesia pertama dengan teknologi high throughput satellite (HTS), Nusantara Satu , milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah resmi mengangkasa.
ADVERTISEMENT
Satelit Nusantara Satu itu meluncur di Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat pada Jumat (22/2) pukul 08.45 WIB, dengan bantuan roket Falcon 9 buatan SpaceX.
Nusantara Satu akan menempati slot orbit 146 derajat Bujur Timur (BT), tepat di atas Papua, Indonesia. Butuh waktu sekitar dua minggu bagi satelit Nusantara Satu untuk sampai di orbit yang telah ditentukan. Diharapkan satelit dapat dipakai pada pertengahan April 2019.
Satelit ini nantinya akan dioperasikan dan dikelola oleh anak usaha PSN, yaitu PSN Enam Indonesia dikendalikan di Satellite Control Center yang berlokasi di Jatiluhur, Purwakarta. PSN juga bekerja sama dengan Indosat untuk mengoperasikannya.
Saat ini, kapasitas satelit Nusantara Satu sudah terpakai sebanyak 60 persen yang dikontrak khusus oleh BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selama lima tahun.
ADVERTISEMENT
Direktur Jaringan PSN Heru Dwikartono menjelaskan, sisa dari kapasitas yang tersedia pada satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk pengembangan layanan internet broadband yang sudah digelar oleh PSN.
"Untuk (satelit) HTS itu kan ada 60-40. 60 sudah ke BAKTI, 40-nya itu yang kita program Ubiqu dan Sinyalku. Kalau seiring berjalan waktu mungkin ada produk lain yang keluarkan. Layanan core-nya itu internet broadband," kata Heru di kantor PSN, Jakarta, Jumat (22/2).
Heru berkata, wilayah jangkau satelit Nusantara Satu cukup luas dan bisa dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan akses internet cepat di kawasan terpencil, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. Diperkirakan lebih dari 25 ribu desa bisa mendapatkan akses internet broadband dengan menggunakan satelit Nusantara Satu.
ADVERTISEMENT
"Jadi seperti yang disampaikan, saat ini ada kurang lebih 25.000 desa yang masih belum mendapatkan akses internet broadband. Koneksi sudah tapi broadband belum. Dengan satelit kami diharapkan kita bisa berikan layanan broadband internet buat desa-desa tersebut," tuturnya.
Dengan adanya internet berkecepatan tinggi tersebut dapat menyambungkan puskesmas, sekolah, kantor desa, dan kantor kelurahan di wilayah 3T di Indonesia yang sulit terjangkau jaringan seluler 4G.
Satelit yang mulai dibangun sejak tahun 2017 ini memakan biaya sebesar 230 juta dolar AS yang digunakan untuk pembangunan hingga peluncuran. Pendanaan tersebut diraih PSN dari lembaga kredit ekspor Kanada, Export Development Canada (EDC), sebanyak 65 persen dan dana modal milik PSN sebanyak 35 persen.
ADVERTISEMENT