Selain BSI, Perusahaan Milik Elon Musk Pernah Jadi Korban Ransomware LockBit

14 Mei 2023 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Mike Blake/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Mike Blake/Reuters
ADVERTISEMENT
Geng penjahat siber ransomware LockBit telah menyerang banyak perusahaan di seluruh dunia. Selain Bank Syariah Indonesia (BSI), perusahaan milik Elon Musk juga pernah menjadi korbannya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan milik Elon Musk yang dimaksud adalah SpaceX. Peristiwanya sendiri terjadi pada Maret 2023 lalu.
Geng ransomware LockBit mengaku telah mencuri dan menyandera 3.000 gambar desain roket SpaceX. Ribuan cetak biru tersebut dicuri dari Maximum Industries, mitra manufaktur komponen roket untuk SpaceX.
Tiga dokumen lain juga dibocorkan, yakni desain mesin vakum, perjanjian antara SpaceX dengan Maximum Industries, dan kit untuk Starship, roket raksasa buat misi Mars. LockBit mengancam menjual data yang sudah disertifikasi oleh SpaceX ini jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Saya akan mengatakan kami beruntung jika kontraktor SpaceX lebih banyak bicara. Namun menurut saya bahan ini akan segera menemukan pembelinya," kata geng ransomware LockBit, seperti dikutip Gizmodo.
"Elon Musk, kami akan membantu Anda menjual gambar Anda ke manufaktur lain —bangun kapal lebih cepat dan terbang jauh."
ADVERTISEMENT
Maximum Industries sendiri dilaporkan menolak berkomentar terkait isu tersebut, begitu juga dengan SpaceX yang memilih bungkam.
LockBit juga pernah meretas datanya Housing Authority of the City of Los Angeles, agensi pemerintah untuk penyediaan rumah bagi warga berpenghasilan rendah di Los Angeles, California, AS. Hacker berhasil mengakses sistem selama hampir satu tahun dari 15 Januari hingga 31 Desember 2022, dan mengaku telah mencuri data warga berupa nama lengkap, nomor jaminan sosial, tanggal lahir, nomor paspor, nomor kartu kredit, dan informasi asuransi kesehatan klien.
Royal Mail, perusahaan layanan pos yang dimiliki dan dioperasikan pemerintah Inggris, juga pernah diretas datanya pada awal Februari 2023. Perusahaan mengaku tidak membayar tebusan yang diminta LockBit, dan bisa kembali beroperasi setelah enam minggu mengalami gangguan layanan.
ADVERTISEMENT
BSI menjadi salah satu korban terakhir yang diklaim LockBit. Mereka menyerang sistem BSI, membuat semua layanan perbankannya tumbang pada 8 hingga 11 Mei 2023.
Kelompok itu juga mengaku telah mencuri 15 juta data BSI, termasuk data pribadi catatan nasabah, hingga data pribadi karyawan macam nomor HP, nomor kartu, catatan transaksi, dan sebagainya. Dokumen finansial, dokumen legal, hingga dokumen non-disclosure agreement (NDA), juga diklaim telah dicuri.
Soal kabar data nasabah dibobol LockBit, Komisaris Utama BSI Adiwarman A. Karim meresponsnya dengan memastikan data nasabah aman.
"Insya Allah dana dan data nasabah aman. Semua risiko dihitung dan dimitigasi. Mohon doanya, ya. Bismillah," katanya saat dihubungi kumparan, Sabtu (13/5).