Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Solana dan Pintu Gelar Kompetisi Seni NFT, Total Hadiah Rp 1 Miliar
10 Desember 2021 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menitPlatform blockchain publik Solana Indonesia dan dompet kripto Pintu menggelar kompetisi seni NFT bertajuk Indonesia Art Project. Kompetisi ini telah digelar sejak 30 November lalu dan akan berlangsung hingga 27 Desember 2021.
Selama kompetisi berlangsung, seniman visual dan penggemar seni dari semua tingkat keahlian dapat mengirimkan karya seni digital mereka ke Indonesia Art Project. Karya seni para peserta nantinya akan dipamerkan langsung ke jajaran kolektor seni, juri, serta kreator lokal dan internasional.
Solana dan Pintu menjelaskan, Indonesia Art Project ditujukan untuk merayakan skena seni yang kaya di Indonesia. Peserta yang mengikuti kompetisi ini berkesempatan memenangkan hadiah dengan total lebih dari 70.000 dolar AS (Rp 1 miliar).
“Seni visual selalu menjadi bagian besar dari budaya Indonesia. Kami memiliki banyak seniman berbakat yang karyanya mungkin tidak mendapatkan eksposur dan apresiasi yang layak," kata Timothius Martin, selaku Chief Marketing Officer di Pintu.
"Melalui teknologi blockchain, kami percaya seniman dapat mengekspresikan karya mereka kepada audiens global dalam bentuk seni digital (NFT) dan mendapatkan imbalan dalam aset kripto. Pintu dan jaringan Solana memiliki visi yang sama untuk mendukung seniman di Indonesia," sambung Timo.
Karya dalam bentuk NFT tahun ini tengah naik daun di kalangan pegiat seni. NFT dianggap menciptakan titik perubahan bagi artis dan kreator, yang memungkinkan mereka memonetisasi karya mereka sendiri secara langsung dengan penggemarnya.
Karena blockchain merupakan sistem buku pencatatan besar, maka karya seni NFT adalah unik sebab dapat ditelusuri orisinalitasnya.
Orang bisa saja melakukan googling dan menemukan atau mengunduh file digital (bukan original) terkait suatu NFT, kemudian menyimpannya di ponsel atau laptop. Tetapi, orang ini tidak berhak menjualnya karena tidak ada sertifikat kepemilikan file digital yang terekam dalam NFT. Oleh karenanya, setiap NFT itu unik.
“Sebelumnya kalau kita punya file digital, itu sangat mudah untuk di-copy paste,” jelas Timo. “Nah, karena sekarang ini dia terverifikasi di blockchain, maka dia mempunyai nilai yang khusus dari karya masing-masing karya seni NFT itu sendiri.”
Melalui Indonesia Art Project ini, seniman lokal di Indonesia dapat memamerkan karya seni mereka kepada khalayak global melalui NFT market di Solana. Informasi lebih lanjut tentang Indonesia Art Project dapat disaksikan dalam wawancara video kumparan dengan tiga narasumber yang telah lama berkecimpung di dunia NFT dan cryptocurrency. Mereka adalah; Tamar Menteshashvili (Global Ecosystem Lead Solana Labs); Timothius Martin (Chief Marketing Officer Pintu); dan Arnold Poernomo (Part Time Degen).
Solana sendiri dikenal sebagai blockchain publik yang cepat dan scalable. Platform blockchain ini menawarkan biaya transaksi yang rendah agar para seniman dapat membuat NFT tanpa menghabiskan ribuan dolar AS untuk biaya gas.
“Tahun ini, NFT memang menjadi pengubah keadaan terbesar di dunia seni, di mana para seniman mulai mencetak dan melelang karya seni mereka dan para kolektor serta investor melakukan jual beli,” kata Tamar Menteshashvili, Global Ecosystem Lead Solana Labs.
“Bayangkan sebuah dunia di mana para seniman memiliki kuasa penuh atas karya mereka, bisa langsung mendistribusikan serta monetisasi, juga terhubung dengan penikmat karya secara global. Sebuah tingkat kebebasan kreatif dan inklusivitas yang benar-benar baru,” imbuhnya.
Indonesia Art Project bermitra dengan partner lokal dan global, seperti Serum, Metaplex, Magic Eden, USS FEED, Eizper Chain, Project SEED, dan Coinvestasi. Adapun beberapa juri yang ada di Indonesia Art Project termasuk artis NFT Indonesia, Izzy, serta penggemar NFT dan kripto, Arnold Poernomo, atau lebih dikenal sebagai Chef Arnold.