Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Promosi adalah bagian penting dalam membangun bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM ). Dengan memperkenalkan produk ke masyarakat yang lebih luas, pemilik usaha dapat meraup calon konsumen yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Menurut pengajar workshop fotografi untuk UMKM, Meyani Kristina Ningrum, di era digital saat ini pemilik UMKM enggak perlu pusing untuk mencari medium promosi produk mereka. Lewat media sosial seperti Instagram, mereka cukup foto produk lewat HP dan mem-postingnya.
“Kalau fotonya asal, kita akan kalah. Karena orang itu melihat di awal. Pandangan pertama. Kalau dia sudah tertarik dengan foto, pasti dia akan ada chatting-an selanjutnya sampai closing," kata Meiyani dalam workshop virtal yang diselenggarakan Oppo, Jumat (8/10).
Meyani menjelaskan bahwa modal utama penjualan lewat sosial media adalah foto. Jika produk yang dijual difoto dengan apik, calon pembeli akan tertarik dan menelusuri lebih banyak soal produk yang dilihat.
Untuk membuat foto yang menarik perhatian di media sosial pun enggak perlu pakai kamera konvensional, kata Meyani. Dia menyebut bahwa smartphone sudah cukup untuk menghasilkan foto produk yang menarik perhatian.
ADVERTISEMENT
Memahami dasar foto produk untuk promosi
Meiyani menyebut bahwa kebanyakan pemilik UMKM merasa bahwa untuk membuat foto produk yang menarik, memerlukan properti pendukung yang bermacam-macam. Padahal, yang terpenting adalah konsep apa yang mau ditampilkan dalam foto produk tersebut.
“Semua yang namanya fotografi pasti ada tujuannya, ada konsepnya yang mau dia angkat,” kata Meiyani.
“Enggak perlu properti. Jadi foto, di-crop, kita mainkan tipografi. Kecuali kita yang mau pakai konsep tematik.”
Foto promosi produk UMKM sebenarnya hanya memerlukan produk yang mau ditampilkan. Meiyani bahkan sering hanya menggunakan alas kain putih sebagai latar belakang produk yang difoto.
Nah, kalau ingin memakai properti pendukung dalam foto produk, kita perlu memakai barang relevan dengan tema yang diusung. Misal, kalau kita mau foto produk makanan dengan tema tradisional, kita juga perlu menyiapkan properti seperti gerabah atau anyam-anyaman sebagai latar belakang produk.
ADVERTISEMENT
Untuk memfoto produk UMKM dengan HP, setidaknya ada tiga konsep dasar yang perlu dipahami, kata Meiyani. Ketiganya adalah komposisi, sudut atau angle foto, dan pencahayaan yang cukup. Dia menjelaskan bahwa ketiga aspek ini merupakan basic dari semua fotografi, baik itu lewat kamera maupun HP.
Meiyani menjelaskan bahwa foto produk untuk promosi tidak perlu memakai efek atau pengeditan yang macam-macam. Untuk proses pengeditan, ia biasanya hanya memakai edit sederhana lewat Adobe Lightroom untuk menyesuaikan cahaya dan Canva untuk tipografi.
“Kalau untuk katalog, kita tidak boleh (membuat) saturasinya terlalu naik, atau (profil warna) terlalu kuning, atau mood-nya terlalu pekat. Tetapi kalau kebutuhan sosial media, untuk kebutuhan editorial, untuk kebutuhan konten, enggak masalah,”
ADVERTISEMENT
Senada dengan Meiyani, pemilik bisnis tanaman Inn and Props, Audrey Muliauwan, juga mengatakan bahwa foto produk tidak perlu diedit berlebihan.
“Menurut aku selama editnya enggak lebay, cuma naikan kontras itu perlu. Karena kan foto yang kontras itu eye catching ya, terus kalau orang yang lihat tuh langsung jadi ingin like,” kata Audrey pada kesempatan yang sama.
Audrey menyebut bahwa foto tanaman yang dia jual biasanya hanya diedit lewat fitur pengeditan di Instagram atau Canva. Pengeditan yang dia lakukan pun umumnya hanya sebatas menaikkan kontras karena “orang-orang di Instagram suka banget sama foto-foto yang kontras,” kata Audrey.
Audrey juga biasanya tidak menggunakan properti tambahan yang berlebihan untuk foto produk tanaman yang dia jual. Menurutnya, properti tambahan justru dapat membuat orang jadi tidak fokus pada produk yang ingin ditampilkan.
ADVERTISEMENT
“Kalau foto untuk tanamannya saja sudah cukup banget. Mungkin, kalau untuk kuliner perlu properti, tapi kalau untuk tanaman sih dengan tanaman itu sendiri sudah cukup banget.”
Kamera Oppo A16 untuk foto promosi produk
Meiyani mengatakan bahwa, meski smartphone dapat dipakai untuk promosi produk dan prosesnya lebih mudah ketimbang memakai kamera, banyak orang yang enggak percaya diri dengan kemampuan HP.
“Alasan yang benar-benar klasik banget, banyak yang minder dengan kamera HP yang biasa,” kata Meiyani.
Di sisi lain, pelaku UMKM sebenarnya enggak memerlukan smartphone mahal untuk foto produk mereka. Yang terpenting, teknik dan dasar fotografinya benar.
“Padahal dengan kamera HP Oppo A16, kita sudah bisa menghasilkan foto yang sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM,” tutur Meiyani.
ADVERTISEMENT
Meiyani menyebut bahwa ia menykai Expert Mode di kamera Oppo A16 untuk foto produk. Fitur Expert Mode sendiri memungkinkan pengguna untuk mengatur lebih banyak aspek kamera mulai dari sensitivitas (ISO) hingga exposure value (EV). Dengan fitur ini, pengguna bisa lebih leluasa mengatur setting-an kamera HP seperti memakai kamera sungguhan.
Adapun Audrey lebih menyukai fitur bokeh di Oppo A16. Menurutnya, fitur portrait di HP itu mampu memperjelas fokus foto yang ingin ditampilkan.
“Fitur bokehnya favorit banget sih buat tanaman. Jadi, lebih fokusnya lebih jelas ke mana,” jelas Audrey.
ADVERTISEMENT
***
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains .