Vendor Ponsel Bantah CEIR Baik-baik Saja: IMEI Baru Belum Bisa Di-upload

13 Oktober 2020 6:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IMEI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IMEI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Episode drama penuhnya mesin CEIR (Central Equipment Identity Register) yang digunakan untuk menampung nomor IMEI memasuki babak baru. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyatakan mesin IMEI telah berjalan normal, namun rupanya tidak demikian.
ADVERTISEMENT
Dirjen Sumber Data dan Perangkat Informatika Kementerian Kominfo, Ismail, kembali menyatakan melalui siaran pers bahwa mesin CEIR selama ini berjalan normal dan baik-baik saja. Data IMEI perangkat HKT (handphone, komputer genggam dan tablet) produksi dan impor terbaru sampai dengan tanggal 10 Oktober sudah dimasukkan ke CEIR.
"Sudah diupload data IMEI ponsel baru yang kemarin sempat tertunda. Kapasitas mesin CEIR saat ini mencukupi untuk menerima data terbaru,” jelas Ismail dalam keterangannya, Senin (12/10).
Pernyataan Ismail bertolak belakang dengan pernyataan salah satu vendor ponsel yang ikut terdampak akibat mesin CEIR yang penuh. PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto, yang menjelaskan hingga Senin (12/10) sore, pihaknya belum menerima informasi tentang selesainya masalah terhadap mesin CEIR.
Ilustrasi IMEI (International Mobile Equipment Identity). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Aryo mengaku Oppo dan merek ponsel lain akan terdampak jika data-data IMEI perangkat baru yang siap dijual ke pasaran, tak kunjung terdaftar di database Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Akibat terburuknya, ponsel baru yang dijual akan terancam tidak ada sinyal.
ADVERTISEMENT
"Sampai hari ini (12/10) pukul 15.00 WIB, kami belum menerima informasi dan keputusan apakah IMEI sudah dapat dimasukkan ke sistem CEIR. Sementara kami harus melakukan produksi karena memang permintaan pasar sudah banyak terhadap produk-produk kami. Kami sendiri tidak bisa menunggu lama, tekanan dari konsumen dan distributor terhadap produk baru harus segera dijawab," tutur Aryo kepada kumparanTECH.
Vendor smartphone lain yang terkena dampak adalah Asus Indonesia. Perusahaan mengatakan bahwa smartphone gaming terbaru mereka, ROG Phone 3, yang dijual resmi di Indonesia sejak September 2020 lalu, tidak bisa mendapatkan sinyal ketika ditancapkan kartu SIM dari operator seluler lokal, terutama saat di tempatkan pada slot SIM card 2.
Asus mendapatkan banyak laporan keluhan dari pengguna ROG Phone 3 gara-gara masalah tersebut. Head of PR Asus Indonesia, Muhammad Firman, menjelaskan, sebenarnya ROG Phone 3 untuk IMEI1 dan IMEI2 sudah didaftarkan ke Kemenperin, lalu dilanjutkan registrasinya ke database CEIR. Namun, ada kendala di CEIR sehingga hanya IMEI1 saja yang berhasil diregistrasikan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi polemik ini, kumparanTECH melakukan konfirmasi kembali kepada Ismail dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, namun hingga berita ini tayang belum mendapatkan respons.
Pedagang ponsel di ITC Roxy Mas, Jakarta. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan

Vendor ponsel diminta lapor

Sementara itu, sebelumnya Ismail pernah mengatakan apabila ada produsen yang saat ini belum bisa memasukan data nomor IMEI bisa segera berkoordinasi dengan Kemenperin.
"Apabila ada produsen yang saat ini belum bisa memasukan data nomor IMEI, mereka bisa segera berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian," ujarnya.
Total kapasitas mesin CEIR sendiri sebesar 1,2 miliar data IMEI yang bisa masuk. Kabar terakhir kapasitas sudah mencapai 95 persen atau sekitar 1,1 miliar data IMEI.
Menurut data Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), jika secara hitungan dengan industri rata-rata ada 90 juta data IMEI setahun, bila dimasukkan ke mesin CEIR selama 5 tahun, maka akan terisi 450 juta IMEI. Kapasitas 95 persen terjadi karena masih adanya IMEI perangkat yang belum diproduksi atau direalisasikan. Maka diperlukan cleansing atau pembersihan.
ADVERTISEMENT
Penuhnya kapasitas mesin CEIR dapat memicu keterlambatan produksi hingga berimbas ke pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan yang bekerja vendor ponsel lokal. Terlebih saat ini, industri smartphone dalam negeri sedang tidak baik akibat dampak pandemi corona yang membuat penjualan menurun.