WhatsApp Batasi Pesan Forward 1 Kali, Efektif Cegah Hoaks Jadi Viral?

2 Mei 2020 16:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Whatsapp  Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Whatsapp Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan WhatsApp telah mengeluarkan kebijakan baru dalam membatasi pengiriman pesan terusan atau forward sebanyak satu kali. Kebijakan yang berlaku pada awal April 2020 ini diharapkan dapat memutus rantai penyebaran informasi palsu atau hoaks di platform WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu dan bulan April hampir berakhir, apakah kebijakan WhatsApp ini sudah efektif?
Menurut juru bicara WhatsApp, keputusan perusahaan untuk memotong viralitas pesan yang beredar di platform-nya sudah mulai membuahkan hasil. Layanan pesan instan milik Facebook itu mengatakan, penyebaran pesan yang diteruskan telah menurun 70 persen secara global dalam beberapa minggu setelah diumumkan.
“Kami baru-baru ini memperkenalkan batasan untuk berbagi pesan yang diteruskan hanya untuk satu obrolan. Sejak menerapkan batasan baru ini, secara global telah ada pengurangan 70 persen dalam jumlah pesan yang sangat diteruskan yang dikirim di WhatsApp,” kata juru bicara WhatsApp kepada TechCrunch.
WhatsApp pertama kali memperkenalkan batas pesan forward yang sama pada 2018, yang saat itu membatasi pengguna dari meneruskan pesan ke lebih dari lima orang atau grup sekaligus. Ketika mengumumkan pembatasan baru pada awal April, WhatsApp bilang ingin menciptakan platform pesan yang lebih personal.
ADVERTISEMENT
“Perubahan ini membantu menjaga WhatsApp menjadi tempat untuk percakapan pribadi. WhatsApp berkomitmen untuk melakukan bagian kita untuk mengatasi pesan viral,” tambahnya.
Kabar ini menjadi berita baik, bahwa batasan pesan forward berhasil memperlambat penyebaran pesan untuk menjadi viral, meskipun pengguna masih memiliki opsi untuk meneruskan pesan secara manual ke beberapa orang atau grup.
WhatsApp tidak bisa mengungkap berapa banyak dari pesan yang tersebar itu mengandung informasi yang salah. Sebab, adanya enkripsi end-to-end yang dipakai membuat perusahaan tak dapat melihat konten pesan yang dikirim di platform-nya.
Hal tersebut membuat WhatsApp juga tidak bisa mencegah hoaks secara langsung dengan menggunakan strategi moderasi, seperti yang dilakukan oleh Facebook atau Twitter, yang dapat menghapus konten berbahaya yang ditandai.
Aplikasi pesan instan WhatsApp. Foto: Dado Ruvic/Reuters
WhatsApp telah menghadapi pengawasan ketat tentang perannya dalam menyebarkan informasi hoaks selama pandemi virus corona. Grup WhatsApp yang dapat berisi maksimal 256 peserta, membuat pesan dapat menyebar dengan cepat di antara sejumlah besar pengguna.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2020 lalu, CNN dan organisasi berita lainnya melaporkan bahwa WhatsApp digunakan untuk berbagi informasi yang salah tentang penyembuhan virus corona. Pemerintah India telah meminta WhatsApp dan perusahaan media sosial lainnya untuk berbuat lebih banyak dalam mengendalikan penyebaran informasi yang salah tentang COVID-19 pada platform-nya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.