Zhao Chengpen, Mantan Pegawai McD yang Kini Jadi Raja Crypto

4 Februari 2022 7:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Changpeng Zhao, CEO Binance. Foto: REUTERS/Darrin Zammit Lupi
zoom-in-whitePerbesar
Changpeng Zhao, CEO Binance. Foto: REUTERS/Darrin Zammit Lupi
ADVERTISEMENT
Zhao Chengpen, founder sekaligus CEO platfrom pertukaran uang kripto Binance, kini menempati urutan ke-15 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Kekayaannya mencapai 73,4 miliar dolar AS per Kamis (3/2). Namun sebelum jadi raja crypto, Zhao mesti bekerja di McD untuk menghidupi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Zhao lahir pada 10 September 1977 di provinsi Jiangsu, China. Pada usianya yang ke-12 tahun, keluarga Zhao mesti mengungsi ke Vancouver, Kanada, karena Revolusi Kebudayaan di negaranya. Menurut laporan Forbes, Zhao menghabiskan masa remajanya sebagai karyawan di McDonald's (McD) dan bekerja shift malam di sebuah pompa bensin untuk membantu menutupi pengeluaran keluarga.
Terpapar teknologi pada usia muda, Zhao kemudian belajar ilmu komputer dan akhirnya mendapatkan pekerjaan keuangan di Tokyo, Jepang, dan New York, AS, termasuk empat tahun bertugas di Bloomberg LP, induk dari Bloomberg News.
Titik mula Zhao masuk ke dunia crypto dimulai di Shanghai pada 2013. Saat itu, ia sedang bermain poker bersama Bobby Lee, yang saat itu menjadi CEO BTC China, dan investor Ron Cao. Keduanya mendorong Zhao untuk memasukkan 10 persen dari kekayaan bersihnya ke dalam Bitcoin.
ADVERTISEMENT
Setelah mempelajari mata uang kripto tersebut, Zhao pun mulai membeli Bitcoin. Ia bahkan sempat menjual apartemennya agar dapat membeli Bitcoin lebih banyak lagi.
Ilustrasi bitcoin. Foto: Westend61/Getty Images
Pada 2017, Zhao mendirikan pertukaran mata uang kripto Binance. Dengan biaya transaksi yang rendah serta cara mendaftar yang mudah, Binance berhasil menarik minat investor ritel.
Binance sendiri telah menjadi platform pertukaran uang kripto terbesar di dunia. Mereka merupakan rumah perdagangan bagi sekitar 350 uang kripto. Kebanyakan uang kripto yang dijual di sana adalah alt-coin – uang kripto alternatif yang kurang likuid di luar Bitcoin dan Ethereum yang kerap menjadi spekulasi di pasar crypto.
Popularitas Binance pada akhirnya mendorong kekayaan Zhao, yang memiliki 90 persen saham di perusahaan tersebut. Pada 10 Januari 2022 lalu, ia menduduki posisi orang terkaya di Asia sekaligus yang ke-14 di dunia. Namun, penurunan harga Bitcoin pada beberapa pekan terakhir membuat nilai kekayaannya terkoreksi dan kini mesti puas di posisi ke-15 orang paling sugih di dunia.
ADVERTISEMENT
Meskipun pertumbuhannya luar biasa, Zhao tampaknya tidak peduli dengan kekayaan atau peringkat itu sendiri. Di Twitter pada 10 Januari 2022, Zhao berkata, “Jangan khawatir tentang peringkat. Fokus pada berapa banyak orang yang bisa Anda bantu.”
Di sisi lain, Zhao sempat jadi sorotan mengenai isu pencucian uang dan penghindaran pajak.
Skandal ini bermula pada 2021, ketika China membuat semua transaksi terkait cryptocurrency ilegal, sehingga Binance mesti cabut dari negara itu. Sekarang, kantor Binance berbasis di Singapura dan terdaftar di Kepulauan Cayman – yang dikenal sebagai tempat kaburnya harta orang sugih agar tidak dikenai pajak. Nah, menurut laporan The Wall Street Journal, Departemen Kehakiman AS dan Internal Revenue Service telah membuka penyelidikan apakah Binance digunakan sebagai sarana untuk mencuci uang dan untuk penghindaran pajak.
ADVERTISEMENT