Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Berwisata Syariah di Masjid Hubbul Wathan, Lombok
29 Januari 2018 19:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk mengunjungi Lombok dalam rangka undangan Hari Bakti Imigrasi. Selama lima hari berkunjung ke Lombok, kumparan kerap kali melihat masjid dengan berbagai ukuran. Maklum, Lombok memang mendapat julukan Kota 1000 Masjid, maka tak heran jika banyak masjid bertebaran di sana.
Namun, di antara seribu masjid yang ada, tak sengaja mata kumparan dibuat terbelalak ketika melewati sebuah masjid yang didominasi warna kuning. Tanpa direncanakan, akhirnya kumparan singgah di masjid yang cukup menyorot mata kala itu. Di pintu masuk terdapat papan bertuliskan, 'Kawasan Wisata Syariah'.
ADVERTISEMENT
Masjid Hubbul Wathan, begitulah nama masjid yang berada di Jalan Udayana No. 2A, Lombok. Berdiri di area seluas 7,5 hektar dan berada di kawasan Islamic Center, Hubbul Wathan sendiri memiliki arti cinta tanah air. Masjid ini memiliki arsitektur berupa gabungan Masjid Nabawi, dengan perpaduan dari masjid-masjid yang ada di Indonesia.
Saat menginjakkan kaki ke dalam, kedatangan kumparan disambut oleh Mahdan, selaku pemandu wisata yang mengajak untuk berkeliling. Pria yang telah bekerja selama tiga tahun itu bercerita bahwa masjid ini dibangun sejak 2011.
“Sebenarnya sudah sejak lama cikal bakal rencana pembangunan Islamic Center, namun baru bisa direalisasikan ketika gubernur TGB yang sekarang,” ucapnya kepada kumparan.
kumparan kemudian diajak masuk ke area masjid, yang ternyata di sisi kanan dan kiri terdapat eskalator untuk ke lantai dua, sekaligus menjadi tempat sholat pria. Ada pula tangga yang bisa digunakan sebagai alternatif.
Ketika naik ke lantai dua, nampak atap-atap berlafalkan Asmaul Husna. Mahdan juga mengatakan bahwa Masjid Hubbul Wathan sering menjadi tuan rumah kegiatan keadamaan, sebut saja MTQ, milad ulama-ulama sedunia, acara tablig, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Di bawah (lantai satu) ada hall untuk acara-acara besar, seperti resepsi untuk acara pernikahan," ucapnya.
Kemudian, kumparan melanjutkan perjalanan untuk naik ke lantai tiga. Di sini perhatian kumparan tertuju pada bentuk atap yang unik, karena terdapat ornamen batik berwarna putih dan hiasan yang menyerupai bunga.
"Untuk atap, fungsinya ganda, awal pembangunan ini enggak ada (hiasan). Predama sound P8, selaku EO untuk MTQ 2016 bilang kalau gemanya tinggi. Akhirnya dibuat ornamen untuk memecah suara. Nah, sekarang jadilah peredam suara dan jadi hiasan," papar Mahdan.
Sementara itu, saat naik ke lantai empat terdapat tourism view untuk pengunjung non Muslim yang ingin melihat umat Muslim beribadah atau aktivitas lainnya. Ada kaca tembus pandang yang bisa melihat kegiatan dari lantai empat ke bawah.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, kaca itu sedang ditutupi korden berwarna kuning. Kedepannya Mahdani menuturkan akan diberikan ornamen-ornamen untuk mempercantik lantai empat.
Sejak dibuka pada 2013, setiap harinya 400 hingga 500 jamaah menunaikan sholat. Untuk sholat jumat bahkan mencapai 3 ribu jamaah.
Menariknya, tak hanya wisatawan lokal, banyak juga wisatawan mancanegara yang datang berwisata ke Islamic Center. Hal inilah yang membuat masjid ini memang pantas disematkan sebagai 'Kawasan Wisata Syariah'.
"Sudah banyak wisatawan asing yang datang (tahun 2017) hingga 400 orang. Dari Brazil, Malaysia, Belanda, Jerman. Kadang-kadang (mereka datang) dengan travel, kadang datang sendiri," jelasnya.
kumparan juga sempat bertemu dua rombongan wisatawan asing yang tengah berkeliling, yang berasal dari China dan Eropa.
Bahkan untuk wisatawan yang datang dengan pakaian agak terbuka juga akan dipinjamkan baju kurung. Selain itu, masjid ini juga menjadi saksi untuk segelintir orang yang mualaf.
ADVERTISEMENT
"Belum tercatat, jumlahnya belum diketahui berapa. Tapi selama satu tahun untuk asing ataupun lokal yang menjadi muslim sudah puluhan," ucap Mahdani.
Untuk wisatawan yang ingin datang, nantinya akan membayar infaq sebesar Rp 5 ribu dan ditemani oleh tour guide untuk diajak berkeliling.
Tertarik berkunjung?