Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jangan Lupa Sikat Gigi Sebelum Turun dari Pesawat, Ini Kata Pramugari
19 September 2023 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Express, seorang pramugari maskapai British Airways, Maddison Purdy membeberkan tips dan trik bagi traveler agar tetap segar saat melakukan penerbangan baik jarak dekat atau jarak jauh.
Dalam sebuah acara kecantikan, Cult Beauty yang digelar baru-baru ini, Purdy mengatakan bahwa menyikat gigi tak hanya bisa buat perjalananmu semakin nyaman tetapi bisa membuatmu lebih segar saat tiba di tujuan.
"Salah satu tips paling umum di antara awak kabin adalah menyikat gigi. Kandungan mint dalam pasta gigi dapat memberikan sensasi menyegarkan, memberimu ledakan energi yang cepat dan melawan rasa lelah untuk sementara waktu," kata Purdy.
Sikat Gigi Bisa Bantu Kurangi Jet Lag
Tak hanya itu, menurut pakar kesehatan dan kebugaran, Dr Vincent Candrawinata, menyikat gigi juga bisa membantu traveler terhindar dari efek buruk jet lag. Dokter asal Indonesia ini juga mengatakan kalau ia selalu menyikat gigi baik untuk penerbangan pagi ataupun penerbangan malam.
ADVERTISEMENT
“Karena itu Anda (sebaiknya) bersiap-siap setidaknya satu jam sebelum mendarat, dan Anda mulai bergerak, pada dasarnya Anda mendorong tubuh Anda dan memberi tahu tubuh Anda bahwa ayolah, inilah waktunya untuk aktif kembali,” kata dia.
Selain selalu menyikat gigi, cara lain untuk mengatasi jet lag adalah dengan membuat tubuhmu selalu terhidrasi dengan baik.
Dia juga merekomendasikan beberapa olahraga ringan dan hidrasi yang tepat setelah kamu tiba untuk mengembalikan kondisi tubuhmu dari efek jet lag.
“Karena ketika tubuh Anda tidak menghilangkan jet lag dalam 48 jam pertama, hal itu akan membuat seluruh sistem menjadi lamban,” lanjut dia.
"Tubuh kita bergantung pada sirkulasi darah yang tidak hanya mengantarkan nutrisi, tapi juga oksigen. Ketika orang mengalami dehidrasi, atau tidak dapat menoleransi tekanan kabin dengan baik, hal ini jelas berdampak pada jumlah darah dan kualitas oksigen yang masuk ke otak,” pungkas dia.
ADVERTISEMENT