Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jelajah Gizi Bersama Danone & Citilink di Solo dan Sekitarnya
18 Agustus 2023 15:30 WIB
·
waktu baca 10 menitKekayaan pangan lokal jadi salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia. Tak hanya keragaman dan kelezatannya yang khas, banyak kuliner lokal yang juga unggul secara gizi dan nutrisinya.
Di sisi lain, meski memiliki sumber pangan yang kaya, masalah gizi masih harus dihadapi oleh Indonesia. Tidak hanya masalah stunting, wasting atau berat badan sangat kurang, dan obesitas masih dialami oleh generasi penerus bangsa. Menurut Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dari Kementerian Kesehatan, angka stunting mencapai 21,6 persen; 17,1 persen anak yang wasting; dan angka obesitas mencapai 3,5 persen.
Inilah yang menjadi latar belakang Danone kembali mengadakan Jelajah Gizi 2023 dengan tema ”Eksplorasi Potensi Pangan Lokal untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Keluarga”, pada 14-16 Agustus 2023 di Solo dan sekitarnya. Danone pun bekerja sama dengan berbagai pihak untuk gelaran ini, mulai dari Citilink; Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Surakarta; Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman; hingga Keraton Mangkunegaran.
Mengajak awak media dan pegiat media sosial, acara ini bertujuan memperkenalkan kekayaan pangan lokal Solo sekaligus memperkenalkan sistem pangan berkelanjutan untuk generasi masa depan Indonesia yang lebih unggul.
“Jelajah Gizi ini perlu kita lakukan untuk mengenal pangan Indonesia dari jenis dan ragamnya. Kita tidak hanya fokus terhadap rasa makanannya yang maknyus, tapi juga membawa Profesor Ahmad Sulaiman dari IPB yang akan menjelaskan mikronutrien dan makronutrien di baliknya,” jelas Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.
Citilink pun menyambut antusias kerja sama perdana ini. Direktur Human Capital Citilink, Arief Adhi Sanjaya, menyampaikan bahwa Jelajah Gizi 2023 semakin meyakinkan komitmen maskapai yang meraih Best Low-Cost Airline in Indonesia 2023 dari Skytrax ini untuk lebih giat melestarikan potensi kekayaan kuliner Indonesia melalui fitur LinkTreats hingga Linkers Magazine.
“Citilink sangat antusias, karena lewat program Jelajah Gizi, kami bisa enabler, transportasi yang dapat merajut konektivitas Indonesia. Tentunya mempromosikan kuliner-kuliner Indonesia yang penuh gizi. Kami ingin sekali membantu mempromosikan wisata kuliner di destinasi-destinasi penerbangan kami,” ungkap Arief.
Sebelumnya, Danone Indonesia dan Citilink telah berkolaborasi untuk melakukan aktivasi chef on board. Kolaborasi ini menghadirkan Top 8 Masterchef S10, Chef Angie, yang membagikan DoSu (Donat Susu) Yummi-Nutri berbahan dasar SGM Family Yummi-Nutri. Dalam penerbangan ini, penumpang juga diberikan akses hidrasi dan nutrisi berupa bingkisan produk SGM Family Yummi-Nutri, dan AQUA Cube, serta kuis 17-an sebagai bentuk penyambutan HUT ke-78 RI.
Kembali ke Jelajah Gizi 2023, Profesor Ahmad pun menambahkan bahwa dalam konsumsi makanan harian, konsumen juga harus memastikan pangan yang dikonsumsi aman dan baik bagi tubuh. Salah satu caranya dengan memperhatikan asal-usul makanan yang dikonsumsi serta dampak pilihan makanannya terhadap kesehatan.
“Pola makan bergizi seimbang akan memberikan tubuh asupan makronutrien dan mikronutrien yang lengkap. Ini merupakan kunci dalam menjaga kesehatan dan menghindari permasalahan gizi keluarga. Konsumsi gizi seimbang dengan menggunakan bahan alami yang didapat dari alam bisa juga dengan memanfaatkan pangan lokal, dan ini merupakan langkah awal untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi harian tersebut secara berkelanjutan. Seperti halnya panganan di kota Solo yang juga bergizi seperti Tengkleng, Nasi Liwet, dan sebagainya,” terang Ahmad.
Menurut Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Surakarta, Wahyu Kristina, tema program Jelajah Gizi tahun ini juga sejalan dengan program 17 Titik Prioritas Kota Solo yang dicanangkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Sektor kuliner pun menjadi poin penting dalam program tersebut, terlebih UMKM kuliner di Solo mencapai 26,13 persen.
“Solo menjadi kota yang didatangi banyak tamu yang khusus untuk menikmati kuliner lokalnya.Solo dikenal akan varian pangan lokal yang beragam dan terkenal akan masakan yang disukai para raja dengan harga terjangkau. Kami berharap dari acara hari ini, bisa memberikan wawasan atau referensi kuliner di Kota Solo kepada masyarakat luas,” ujar Wahyu Christina.
Lantas, ada apa saja di program Jelajah Gizi Solo 2023 tahun ini? Yuk, langsung ikut eksplorasi pangan lokal Solo berikut ini!
Berburu kuliner legendaris hingga menjajal fine dining di Pura Mangkunegaran
Serabi Notosuman Ny Lidia jadi destinasi pertama yang kumparan sambangi. Berjualan sejak 1923, gerai serabi legendaris ini bisa dibilang sebagai pioneer yang membuat kudapan bercita rasa gurih manis ini kini jadi salah satu camilan khas paling populer di Solo.
Bahan utama pembuatan serabi ini sebenarnya sederhana, yaitu tepung beras dan santan kelapa. Meski begitu, dalam sehari, Serabi Notosuman Ny Lidia mampu menjual ribuan bungkus dan menghabiskan lebih dari 100 kilogram tepung beras untuk satu cabang saja. Keunikan lainnya dari toko ini adalah, pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan serabi, dari mencampur bahan-bahan utamanya, hingga memanggangnya sampai matang.
Jelajah Gizi juga mengunjungi salah satu tempat pembuatan karak legendaris, yaitu Karak Bratan Mbah Sastro. Karak merupakan sejenis kerupuk dari beras yang akrab di lidah masyarakat Solo dan biasanya dijadikan lauk pelengkap berbagai makanan, seperti pecel, nasi liwet, dan lain sebagainya.
Di dapur Karak Bratan Mbah Sastro, kumparan bisa melihat proses pembuatannya yang masih menggunakan sistem manual dengan peralatan tradisional. Ada pegawai yang bertugas mengiris-iris adonan kerupuk mentah, menatanya sebelum dijemur, dan ada juga yang bertugas menggorengnya.
Meski proses pembuatannya masih tradisional, gurihnya Karak Bratan Mbah Sastro ternyata sudah merambah hingga ke luar negeri, lho. “Karak Bratan itu pembuatannya benar-benar dari beras, paling campuran sedikit ketan. Saya sudah pernah ekspor ke Singapura hingga Malaysia,” jelas generasi keempat pemilik Karak Bratan Mbah Sastro, Rudi.
Berlanjut ke destinasi selanjutnya, kumparan mampir ke Tengkleng Kambing Pak Manto yang sudah buka sejak 1990. Olahan daging tengkleng ciptaan Pak Manto ini cukup unik. Sebab, mereka berani tampil beda menggunakan bumbu rica yang kaya rempah.
Meski sudah berdiri puluhan tahun, tempat makan satu ini mengubah cara memasaknya guna menciptakan rasa tengkleng yang nikmat. Mereka selalu menggunakan arang untuk memasak, sehingga aromanya pun lebih menggoda. Selain tengkleng rica, tempat makan ini juga menyajikan menu-menu lainnya, seperti tengkleng seger, iga bakar, sate, hingga nasi goreng kambing dengan cita rasa merica nan kuat.
Di balik kelezatan makanan di beberapa tempat legendaris di atas, Ahmad juga memaparkan bahwa pangan lokal asli Solo tersebut mengandung gizi yang cukup baik. Misalnya, serabi mengandung karbohidrat dari tepung beras dan santan, ditambah gula yang juga tinggi energi.
Lalu kerupuk, yang bisa menjadi food for mood, atau menambah cita rasa nikmat pada makanan. Kemudian olahan daging khas Tengkleng Pak Manto, yang kaya protein hewani, energi, hingga lemak.
Hari pertama pun ditutup dengan berkeliling dan menjajal makan ala fine dining di Keraton Mangkunegaran. Disebut juga dengan nama Pura Mangkunegaran, istana ini dibangun pada 1757 oleh Mangkunegara I.
Selain diajak berkeliling ke beberapa bagian istana seperti Pemaden, pendhapa, pringgitan, dalem, dan keputren, kumparan juga berkesempatan menjajal makanan favorit para raja di restoran Pracimasana sekaligus berbincang langsung bersama Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo, tentang pentingnya pangan lokal bergizi dan berkelanjutan.
Ia pun memperkenalkan beberapa makanan yang biasanya disajikan di Keraton Mangkunegaran beserta filosofinya. “Setiap makanan kerajaan yang ada di Mangkunegaran menyimpan makna dari setiap pangan yang dihidangkan, contohnya Apem, Ketan, Kolak, khas Pura Mangkunegaran yang sarat akan filosofi. Dengan menyantap tiga kuliner ini, kita diingatkan untuk mengatur hubungan secara vertikal maupun horizontal. Leluhur memang memberikan nasihat penuh dengan perumpamaan. Itu supaya mudah diingat dan tidak dilupakan” tambahnya.
Upaya Danone Indonesia membangun potensi pangan lokal berkelanjutan
Kepedulian Danone Indonesia menciptakan generasi Indonesia yang lebih unggul pun diwujudkan melalui program Isi Piringku yang diselenggarakan di TK Al-Hikam, Solo. Sebenarnya, Isi Piringku merupakan panduan porsi makan yang terdiri dari ⅓ sumber karbohidrat, ⅓ lauk-pauk dan buah, serta ⅓ porsi sayuran.
“Pertama kali TK Al-Hikam ini bekerja sama dengan Danone Indonesia pada 2018. Kami percaya konsep mendidik anak itu bukan hanya mengasah IQ, tapi juga SQ dan EQ, termasuk terkait pola makannya. Pola makan yang baik dapat mencegah generasi serba instan. Jadi, kami siapkan makannya juga dari sekolah,” ujar pendiri TK Al-Hikam, Rubiyanto.
TK Al-Hikam meyakini, memenuhi asupan gizi anak tidak perlu dengan makanan-makanan yang mahal dan sulit didapatkan. Para guru di TK Al-Hikam pun mengolah sumber pangan lokal yang terjangkau sebagai menu-menu bergizi untuk anak didiknya.
Bukan itu saja, siswa-siswi juga diajak untuk mengenal lebih dekat makanannya melalui cooking class membuat sate buah. Cara ini diyakini dapat menstimulasi anak, sehingga lebih antusias menyiapkan dan menyantap makanannya.
Setelah mampir ke TK Al-Hikam, kumparan juga mendapatkan kesempatan langka untuk berkeliling di Pabrik Sarihusada Prambanan. Pabrik ini khusus memproduksi produk bernutrisi seperti susu SGM Eksplor.
Danone percaya, menciptakan Generasi Emas Indonesia 2045 yang unggul harus diikuti dengan pemenuhan nutrisinya, salah satunya dengan memberikan susu untuk mengoptimalkan perkembangan fungsi kognitif dan pertumbuhan anak.
“Susu adalah minuman kaya gizi yang tidak hanya dapat mendukung pola pertumbuhan yang sehat bagi anak, namun juga pemenuhan gizi bagi segala usia. Sebab susu memiliki beberapa zat gizi penting untuk pertumbuhan tubuh, seperti protein, kalsium, serta diperkaya oleh berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak,” jelas Ahmad.
Tambah Ahmad, konsumsi pangan yang sehat tidak perlu diperhatikan dari kandungan gizinya, namun juga asal-usul pangan diambil berasal dari alam yang baik, serta melewati proses pengolahan pangan dan pengemasan yang baik. Sehingga dapat berdampak baik juga bagi kesehatan.
Sebagai perusahaan penyedia gizi dan hidrasi sehat untuk keluarga Indonesia, Danone Indonesia pun sepakat bahwa keterkaitan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan sangatlah erat. Untuk itu, Danone Indonesia berkomitmen melakukan operasional bisnis berkelanjutan serta menghadirkan inisiatif yang berdampak positif pada kesehatan lingkungan maupun masyarakat.
Danone Indonesia memiliki fokus keberlanjutan ‘Danone Impact Journey’ yang tergambar dalam pilar kesehatan, lingkungan, dan masyarakat.
“Dalam aspek kesehatan, Danone Indonesia berkomitmen menyediakan produk hidrasi dan nutrisi berkualitas tinggi di setiap tahapan penting kehidupan manusia. Kami juga terus berinovasi menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat melalui fasilitas riset terbaik dengan teknologi mutakhir. Salah satu contohnya adalah melalui inovasi produk SGM Eksplor dengan IronC untuk anak dan SGM Family Yummi-Nutri dengan IronC untuk seluruh keluarga,” terang Arif Mujahidin.
Sejalan dengan upaya menghasilkan produk susu berkualitas, Danone Indonesia juga mendorong tumbuh dan berkembangnya peternak lokal, serta menjalankan proses produksi susu berkualitas secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Hal ini diwujudkan dengan program Pemberdayaan Peternak Sapi Perah melalui dukungan infrastruktur, berbagai inovasi dan praktik percontohan, pelatihan Good Farming Practice dan manajerial, serta aksi mitigasi dan resiliensi atas perubahan iklim melalui pembangunan biogas dan tangki pemanenan air hujan bagi peternak dan koperasi dampingan di tiga kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kemudian, Danone juga menggunakan teknologi tenaga uap dari Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi pertama di Jawa Tengah yang mampu mengurangi jejak karbon dari kegiatan produksi di Pabrik Sarihusada Prambanan hingga 32 persen.
Limbah abu sekam dari proses operasional Boiler Biomassa ini juga tidak dibuang begitu saja, melainkan dimanfaatkan oleh petani di sekitar pabrik sebagai pupuk pertanian organik. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan penerapan konsep ekonomi sirkular, namun juga berdampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar.
Upaya menjaga kelestarian sumber pangan lokal bernutrisi tinggi juga diwujudkan Danone Indonesia lewat pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Eroniti di Gunungkidul. Taman ini berlokasi di kawasan karst seluas 16,16 hektare di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul.
Taman Kehati Eroniti merupakan upaya Danone Indonesia untuk menyelamatkan 114 spesies flora dan fauna endemik agar tidak terancam punah sekaligus dapat terus meningkatkan keragamannya. Di sini, flora dan fauna juga akan diamati dan dipantau perkembangannya, lalu hasil penelitiannya bisa digunakan untuk edukasi publik.
Pengembangan Taman Kehati Eroniti ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sekitarnya sebagai kawasan wisata edukasi baru di Gunungkidul. Sebab, di taman ini juga terdapat satu gua prasejarah, yaitu Goa Song Towo.
“Danone Indonesia berharap inisiatif yang dihadirkan ini dapat memberikan gambaran akan bagaimana potensi pangan yang diolah dengan tepat dapat bermanfaat bagi kesehatan, lingkungan maupun masyarakat. Sehingga konsumen juga dapat bisa memahami akan keterkaitan akan produk yang dikonsumsi dan memilih produk yang lebih sehat nantinya,” tutup Arif.