Jepang Tangguhkan Promosi Pariwisata, Warga Tak Boleh Liburan Saat Nataru

16 Desember 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung memotret bunga sakura yang mekar di area di Taman Ueno di Tokyo, Jepang, (19/3/2020). Foto: REUTERS/Issei Kato
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung memotret bunga sakura yang mekar di area di Taman Ueno di Tokyo, Jepang, (19/3/2020). Foto: REUTERS/Issei Kato
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang akan menangguhkan aktivitas kampanye pariwisata Go To Travel secara nasional selama dua minggu, dari 28 Desember hingga 11 Januari. Keputusan tersebut disampaikan oleh Menteri Yoshihide Suga pada Senin (14/12).
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, penangguhan tersebut dilakukan bertepatan dengan periode perjalanan tersibuk setiap tahun, yaitu libur akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dalam periode liburan akhir tahun, biasanya jutaan penduduk di Jepang kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan momen libur panjang tersebut.
Selain itu, Suga juga menjanjikan lebih banyak dukungan untuk pekerja medis dan institusi yang kewalahan oleh gelombang ketiga kasus di negara itu, dan menjanjikan peningkatan subsidi untuk restoran dan bisnis lain yang kesulitan.
Kota Kawasaki di Jepang Foto: Shutter Stock
Suga, yang menjabat pada bulan September lalu, telah melihat peringkat dukungan terhadapnya turun dalam beberapa pekan terakhir, sebagian karena penanganannya terhadap gelombang baru kasus COVID-19 dan penolakannya mengindahkan seruan untuk menghentikan kampanye perjalanan 'Go To'. Tetapi pada Senin malam dia berbalik arah di bawah tekanan yang meningkat, termasuk dari penasihat medis kepada pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kami telah memutuskan untuk mengambil langkah sekuat mungkin untuk menghentikan penyebaran infeksi...sehingga Anda semua dapat menyambut Tahun Baru dengan damai dan tenang," kata Suga, pada pertemuan tingkat kabinet khusus tentang langkah-langkah anti-pandemi, seperti dikutip dari AFP.
Ilustrasi salah satu destinasi wisata di Tokyo, Jepang Foto: Shutterstock
Dia mengatakan program subsidi perjalanan akan ditangguhkan antara 28 Desember dan 11 Januari, dengan penghentian kampanye mulai berlaku lebih awal untuk daerah-daerah yang paling terkena dampak, termasuk ibu kota Tokyo. Ia pun mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan kembali rencana kunjungan kerabatnya selama musim liburan.
"Saya meminta (masyarakat) untuk secara hati-hati mempertimbangkan kembali rencana perjalanan mudik ke kota asal. Saya meminta bantuan Anda agar kita semua dapat menghabiskan Tahun Baru yang tenang dan sunyi," katanya.
Seruan itu datang ketika jumlah positif virus corona di Jepang meningkat hingga 3.000 kasus per hari. Hal ini membuat dokter dan perawat mulai kewalahan menangani peningkatkan jumlah pasien.
Ilustrasi destinasi wisata di Jepang Foto: Dok. JR East
Sementara itu, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga penyiaran nasional NHK menemukan 81 persen responden tidak berencana untuk bepergian atau mengunjungi orang tua mereka selama periode Tahun Baru, yang biasanya merupakan waktu perjalanan paling sibuk di Jepang.
ADVERTISEMENT
Jepang sendiri tak begitu terpukul dibandingkan banyak negara - dengan 177.960 kasus positif virus corona dan 2.584 kematian tercatat sejak kasus pertama pada Januari. Dengan jumlah kasus yang menurun selama musim panas, pemerintah meluncurkan kampanye wisata dan kuliner, tetapi kembali mendapat kecaman karena kasus positif telah meningkat dan mencapai rekor harian.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).