Kembangkan Wisata Sejarah, Keraton Kasepuhan Cirebon Hadirkan Museum Cave AI

27 Oktober 2024 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Keraton Kasepuhan. Foto: Fathnur Rohman/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Museum Keraton Kasepuhan. Foto: Fathnur Rohman/Antara
ADVERTISEMENT
Keraton Kasepuhan menghadirkan destinasi terbaru untuk mengembangkan wisata sejarah di Cirebon, Jawa Barat. Adalah Museum Cave Artificial Intelligence (AI), tempat wisata baru yang dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar sejarah lebih menarik dan interaktif, saat mengunjungi keraton tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir Antara, museum ini mengandalkan kecerdasan buatan, serta teknologi visualisasi canggih untuk memperkenalkan sejarah Cirebon, namun tetap dengan cara yang mudah dipahami.
"Museum Cave AI merupakan hasil kerja sama antara Keraton Kasepuhan dengan Telkom University dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), ujar Patin Anom Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Muhammad Nusantara.
Nantinya, dengan teknologi kecerdasan buatan yang diterapkan, memungkinkan berbagai informasi sejarah Cirebon divisualisasikan dengan cara yang lebih menarik.
Museum Cave AI juga menyediakan wahana bagi pengunjung untuk menyaksikan rekonstruksi sejarah dalam bentuk film pendek. Film ini terkait dengan salah satu tokoh penting dalam sejarah Cirebon, yaitu Sultan Matangaji.
Museum Keraton Kasepuhan. Foto: Fathnur Rohman/Antara
"Pengunaan teknologi deep learning membantu kami dalam menciptakan ilustrasi wajah Sultan Matangaji secara akurat," kata Pangeran Raja Muhammad Nusantara.
ADVERTISEMENT
Adapun, metodenya dengan mempelajari karakter wajah dari sumber-sumber yang tersedia, dan melakukan pemodelan ulang sesuai dengan fakta sejarah. Pangeran Raja Muhammad Nusantara, mengatakan bahwa proses rekonstruksi ini melalui berbagai tahapan verifikasi data dan pengkajian dokumen, untuk memastikan akurasi sejarah.
"Teknologi semacam ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan pada destinasi wisata sejarah lainnya, khususnya di keraton sebagai daya tarik tambahan," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, mengatakan kehadiran museum berbasis teknologi ini menjadi contoh konkret bagaimana atraksi di sektor wisata budaya bisa ditingkatkan dengan dukungan teknologi modern.
"Ini adalah wujud konkret penguatan atraksi untuk memastikan para pengunjung, wisatawan merasakan pengalaman dan sensasi yang berbeda. Memiliki nilai tambah dari edukasi maupun pengenalan teknologi informasi, khususnya AI," katanya.
ADVERTISEMENT