Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Asal Usul Anak Gimbal, Simbol Kesejahteraan Masyarakat Dieng
12 Agustus 2018 13:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jawa Tengah khusunya di kawasan Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah punya tradisi unik bagi anak-anak berambut gimbal atau yang dijuluki sebagai anak gimbal . Anak-anak ini dianggap istimewa di mata penduduk setempat.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, anak gimbal dianggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence dari sang penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul. Konon, anak gimbal merupakan simbol kesejahteraan masyarakat Dieng.
Jumlah mereka seakan menentukan tingkat kesejahteraan penduduk setempat. Semakin banyak anak gimbal di kawasan Dieng, maka akan semakin sejahtera pula masyarakatnya.
Kepercayaan turun temurun ini berasal dari kisah lampau tentang Kyai Kolo Dete dan istrinya Nini Roro Rence. Pasangan asal Mataram Kuno tersebut ditugaskan memperluas wilayah kerajaan Mataram. Kyai Kolo Dete pada masanya adalah seorang yang memiliki ilmu sakti dan suka membela rakyat kecil.
Selain memperluas wilayah, pasangan ini mendapat wahyu dari Nyi Roro Kidul untuk menjaga kesejahteraan masyarakat Dieng. Wangsit dari Nyi Roro Kidul tersebut akan ditandai dengan kemunculan anak gimbal di Dieng.
Sejak saat itulah muncul anak-anak gimbal di kawasan Dieng Kulon. Asal usul rambut gimbal pun biasanya sama bagi setiap orang. Biasanya, anak-anak itu akan demam tinggi selama beberapa hari secara berkali-kali. Kemudian rambutnya akan berubah menjadi kusut dan terjalin dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Yang membuat anak gimbal istimewa lagi adalah karena mereka mendapatkan rambut tersebut secara alami. Pemiliknya pun random, terkadang mereka tidak memiliki orang tua atau saudara berambut gimbal. Uniknya lagi, rambut gimbal tidak bisa dibersihkan atau dipotong sembarangan. Sehingga diperlukan upacara adat untuk melakukannya.
Upacara adat pemotongan tersebut dikenal dengan nama ruwat gimbal. Dalam ruwat gimbal, rambut anak gimbal akan dipotong kemudian dilarung ke Telaga Warna yang mengalir hingga ke Pantai Selatan. Pelarungan rambut gimbal dianggap sebagai cara mengembalikan rambut titipan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence kepada pemiliknya Nyi Roro Kidul.
Kabarnya, rambut gimbal harus dipotong atau diruwat untuk mengurangi aura negatif pemiliknya. Karena jika tidak dipotong, bisa menimbulkan pengaruh yang kurang baik bagi tubuh dan pikiran anak gimbal.
ADVERTISEMENT
Masyarakat juga percaya bahwa rambut gimbal mampu menunjukkan emosi dari pemiliknya. Jadi saat mereka marah, rambutnya akan ikut menegang dan kaku.
Nantinya setelah diruwat, anak-anak berambut gimbal akan kembali memiliki rambut sebagaimana mestinya.
Berdasarkan keterangan travel blogger Andri Setiawan, prosesi ruwat gimbal tidak sembarangan. Rambut gimbal mereka hanya boleh dipotong sesuai dengan kehendak mereka sendiri, dan tidak boleh dipaksa. Selain itu, proses ruwat juga hanya boleh dilakukan jika permintaan anak-anak gimbal telah terpenuhi.
"Kalau permintaannya sudah dituruti, nanti rambut gimbalnya enggak akan tumbuh lagi. Jadi tumbuh dengan wajar," kata Andri Setiawan, travel blogger asal Banjarnegara saat dihubungi kumparanTRAVEL lewat sambungan telepon.
Permintaan anak gimbal bermacam-macam. Mulai dari benda-benda mainstream seperti boneka, baju, dan makanan hingga barang-barang anti-mainstream seperti mercon, anak entok, kambing, burung kenari, hingga iPad.
ADVERTISEMENT
Seluruh permintaan tersebut harus dipenuhi, karena jika tidak rambut gimbalnya akan tumbuh kembali dan membuat si anak sakit-sakitan.
Siap berkunjung ke Dieng tahun depan?