Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Kemeriahan Cap Go Meh, Festival Perayaan Terakhir Tahun Baru Imlek
22 Februari 2021 14:03 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, Festival Cap Go Meh menjadi salah satu momen berharga dan dinanti-nanti. Perayaan ini melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir rangkaian Imlek.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Cap Go Meh jatuh pada Jumat (26/2). Namun, tahun ini kemeriahan itu diperkirakan tidak bisa dijumpai, lantaran pandemi COVID-19 yang masih mewabah di Indonesia.
Setiap tahunnya, Cap Go Meh selalu dirayakan dengan sangat semarak, mulai dari menghidangkan lontong Cap Go Meh yang khas, pertunjukan barongsai, hingga lampion merah yang menghiasi jalan.
Istilah Cap Go Meh sendiri berasal dari dialek Hokkian yang dibawa leluhur China yang datang ke Indonesia. Secara harfiah, Cap Go Meh dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai 15 hari setelah Imlek , menurut kalender Lunar.
Sebab, apabila istilah ini dipenggal per kata, maka 'Cap' memiliki arti 10, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' diartikan sebagai malam. Dilansir laman Kemendikbud, Cap Go Meh adalah tradisi perayaan penutup Imlek.
ADVERTISEMENT
Tujuan diadakannya tradisi ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah atau rejeki yang diberikan pada tahun ini dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh yang lebih baik. Cap Go Meh biasanya diadakan sebagai penutup Tahun Baru Imlek di setiap daerah yang mayoritas penganut agama Konghucu.
Perayaan Cap Go Meh kerap diwarnai penyalaan lampu-lampu lampion dan atraksi barongsai, menyantap yuan xiao atau wedang ronde, hingga pesta kembang api atau petasan. Yuan Xiao yang terbuat dari tepung beras dan dibentuk seperti bola-bola, sering menjadi hidangan utama saat Cap Go Meh. Makanan ini diyakini melambangkan persatuan.
Ada banyak versi yang menyebutkan awal mula perayaan Cap Go Meh. Salah satunya adalah perayaan ini semula dilakukan untuk menghormati Dewa Thai Yai, dewa tertinggi dalam tradisi Dinasti Han (206 SM-221 M). Ada juga versi lainnya yang menyebutkan bahwa Cap Go Meh juga telah ada sejak Dinasti Zhou (770-256 Sebelum Masehi).
ADVERTISEMENT
Festival Cap Go Meh paling meriah di Indonesia adalah di Singkawang. Potret perayaan Cap Go Meh di Singkawang diramaikan dengan pertunjukan Barongsai, Ular Naga, Choi Lam Shin atau Keranjang Jelangkung, serta yang teristimewa yaitu atraksi Tatung atau Louya.
Tatung atau Louya adalah media ritual Cap Go Meh untuk menangkal roh jahat dan membersihkan kota dan vihara dari kejahatan, serta nasib buruk. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung, yang menjadi media utama festival ini.
Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistis dan penuh bahaya, karena selama atraksi tersebut banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan Tatung dipimpin oleh pendeta yang khusus mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki tubuh para Tatung.
Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dimasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda China, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya.
ADVERTISEMENT
Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan, yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona ).