Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menyelami Asal Usul Masyarakat Sarawak di Borneo Cultures Museum, Malaysia
11 Juli 2024 16:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kendati masih asing di telinga sebagian orang Indonesia, nama Kuching justru dikenal baik oleh warga Indonesia di Pulau Kalimantan. Kota Kuching masih menjadi pilihan bagi mereka warga Indonesia di Pulau Kalimantan yang ingin melakukan pemeriksaan medis.
Tak hanya dikenal dengan fasilitas kesehatannya yang mumpuni, Kuching juga memiliki destinasi wisata yang beragam. Salah satunya yakni Borneo Cultures Museum.
kumparan belum lama ini mengunjungi Borneo Cultures Museum bersama AirAsia Indonesia, atas undangan Sarawak Tourism Board.
Bangunan yang diresmikan pada 2022 lalu itu terdiri dari dua bangunan, yaitu Borneo Cultures Museum dan Gedung Kantor Annex. Untuk museum, bangunannya terbagi menjadi lima lantai dengan desain arsitektur yang unik dan kental akan warisan budaya.
Berlokasi di tengah kota Kuching, tepatnya di Jalan Tun Abang Haji Openg, museum yang dibangun di atas lahan seluas 31.000 meter persegi ini menjadi salah satu museum terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan museum ini sendiri ditaksir menelan biaya hingga 308 juta ringgit Malaysia.
Memiliki ciri khas dengan gedung berwarna emas, Borneo Cultures Museum menyajikan berbagai informasi dan pengetahuan mengenai asal-usul suku asli yang dulu mendiami wilayah bagian Sarawak.
ADVERTISEMENT
Masuk ke bagian dalam, permainan warna coklat dan lampu yang menghiasi di sejumlah sudut di lantai pertama gedung museum ini. Terdapat auditorium dan ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan acara terkait museum. Masih di lantai yang sama, terdapat juga fasilitas seperti restoran dan toko suvenir bagi para pengunjung.
Beranjak ke lantai dua, terdapat Galeri Anak, serta Galeri Seni dan Kerajinan. Untuk Galeri Anak, pihak museum menyediakan pembelajaran interaktif melalui pameran dan kegiatan.
Sementara di Galeri seni dan kerajinan, para pengunjung dimungkinkan untuk mempelajari keterampilan budaya tradisional, tarian, dan musik.
Naik ke lantai tiga, ini menjadi galeri terbesar dengan luas 2.188 meter persegi, yang disiapkan pihak museum Borneo Cultures Museum. Mengusung tema ‘In Harmony With Nature’, galeri ini menghadirkan beragam koleksi yang dapat menggambarkan soal hubungan masyarakat lokal dengan lingkungan alam, berdasarkan sungai yang melalui tiga wilayah geografis utama.
ADVERTISEMENT
Berlanjut ke lantai empat, terdapat pameran yang mengusung tema ‘Changing Time’. Di lantai ini pengurus museum menyediakan berbagai informasi tentang penemuan benda sejarah di negara bagian Sarawak, mulai dari zaman prasejarah hingga modern.
Untuk lantai terakhir, pihak museum mengusung tema ‘Objects of Desire’ yang berfokus pada keindahan artistik dari artefak yang menjadi sejarah di negara bagian Sarawak.
Galeri ini memamerkan sejumlah artefak yang menggambarkan keterampilan dalam hal menenun. Beberapa alat menenun dan hasil tenunan dipajang menjadi karya yang dapat kamu nikmati di lantai lima museum ini.
Untuk mengunjungi Borneo Cultures Museum, turis dikenakan biaya sebesar 25 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 87 ribu (anak-anak), dan 50 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 175 ribu (dewasa). Sementara bagi warga Malaysia dikenakan biaya sebesar 5-10 ringgit Malaysia atau sebesar Rp17 ribu hingga Rp 35 ribu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Borneo Cultures Museum buka Senin-Jumat pukul 09.00-16.45 waktu setempat. Sedangkan Sabtu, Minggu, dan libur nasional dibuka pukul 09.30-16.30 WIB.