Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pesona Desa Wisata Sijunjung: Silat Harimau hingga Lorong Waktu Minangkabau
10 April 2023 14:59 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI ) 2023 terus mengungkap deretan desa-desa wisata terbaik di Indonesia. Teranyar, program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu berhasil menyibak pesona Desa Wisata Sijunjung di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Hal itu pula yang dirasakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno , saat berkunjung ke desa tersebut beberapa waktu yang lalu. Sandiaga mengatakan Desa Wisata Sijunjung punya potensi wisata yang bisa dikembangkan.
"Nagari Sijunjung merupakan salah satu Nagari/ Desa di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung yang memiliki kekayaan alam, budaya yang sangat unik, dan eksotik," kata Sandiaga seperti dikutip dari keterangan resminya.
Menjadi bagian dari Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang Silokek yang memiliki satu perkampungan yang dinamakan "Lorong Waktu Minangkabau" dan merupakan sebagai salah satu Cagar Budaya Nasional.
Desa wisata Sijunjung memiliki kurang lebih 76 rumah adat (Rumah Gadang) berjajar rapi dalam satu kawasan perkampungan yang merupakan peninggalan abad ke 16-17 dan memiliki 6 suku asli dari Kawasan desa adat.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya itu, Sandiaga mengatakan Desa Wisata Sijunjung juga memiliki keindahan lain berupa wisata alam, buatan, budaya, serta ekonomi kreatif (ekraf) yang khas.
Potensi Wisata Desa Wisata Sijunjung
Bicara soal wisata alam, kamu bisa menemukan Buki Tunduak yang dikenal dengan panorama alamnya yang menakjubkan. Menariknya, bukit ini juga menawarkan aktivitas memacu adrenalin seperti gantole dan paralayang.
Enggak hanya turis, ternyata tempat ini memang kerap digunakan sebagai tempat latihan para atlet gantole dan paralayang.
Selain alamnya, kamu juga bisa menemukan wisata buatan di Desa Wisata Sijunjung. Adapun, wisata buatan yang ditawarkan untuk turis adalah malomang.
Buat yang belum tau, malomang adalah kegiatan untuk membuat lemang, jajanan atau makanan khas Sijunjung.
ADVERTISEMENT
Menariknya, kamu juga bisa menyaksikan lomba membuat lemang yang digelar oleh masyarakat setempat.
Perlombaan membuat lemang itu digelar sebagai persiapan acara Bakaua Adat (ritual tolak bala) di daerah tersebut yang termasuk dalam rangkaian Festival Matrilineal.
Selain alam dan wisata buatannya, Desa Wisata Sijunjung juga memiliki tradisi atau budaya yang khas yang bernama Bakaua Adat Nagari Sijunjung. Tradisi tersebut adalah ungkapan rasa syukur yang diluapkan oleh masyarakat atas berkat dan karunia dari Allah SWT atas hasil panen hasil pertanian yang diberikan.
Di samping mensyukuri nikmat disertai berdoa dan atas rezeki yang diberikan dan semoga selalu dalam limpahan rezeki tersebut, kegiatan Bakaua Adat ini juga untuk menjalin silaturahmi dan kekompakan masyarakat Tani dalam menggarap pertanian Sawah khususnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tempat pertemuan adat di Nagari Sijunjung yang disebut ''LOS TABEK'', dihadiri oleh berbagai unsur seperti Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai,Bundo Kanduang dan Bupati Sijunjung beserta OPD yang ada di Pemerintahan Kabupaten Sijunjung diikuti juga oleh pemerintahan Kecamatan, Wali Nagari dan seluruh Perangkatnya.
Akhir dari prosesi Bakaua Adat akan dilaksanakan tradisi yang tidak kalah serunya dan yang paling ditunggu oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu ''Makan Bajamba'' atau Makan Bersama.
Silat Harimau
Enggak hanya itu saja, Desa Wisata Sijunjung juga dikenal dengan seni bela dirinya yaitu silat harimau. Silat ini merupakan salah satu ilmu bela diri tradisional asli dari tanah Minangkabau.
Silat Harimau pertama kali dibuat di daerah Pariangan, pada tahun 1119 oleh Datuk Suri Dirajo. Saat itu, Datuk Suri Diarjo melatih pasukan kerajaan dengan berbagai gaya silat yang berbeda, karena pada zaman dahulu pasukan silat sering menghadapi pertempuran satu lawan satu, satu lawan tiga, atau satu lawan empat.
ADVERTISEMENT
Kunci utama bagi seorang petarung untuk memenangkan pertempuran adalah mengalahkan musuh secara langsung secepat mungkin.
Selain silat harimau, ada juga selawat dulang, selawat-selawat yang disampaikan menggunakan media dulang/talam (benda semacam nampan yang terbuat dari kuningan yang biasa digunakan untuk menghidangkan makanan).
Adapun pelaksanaannya adalah dengan tampilnya satu grup beranggotakan dua orang yang disebut urang pandai dengan cara duduk bersila, dan masing-masingnya memegang dulang yang ditegakkan pas di hadapan badannya untuk bisa dimainkan sebagaimana memainkan alat music seperti rebana atau gendang.
Mereka menabuh dulangnya sembari menggeleng-gelengkan kepala dan menggoyangkan badan ke kanan-kiri laksana orang yang sedang tahlilan, dan melantunkan konten-kontennya dengan rima dan irama khas Minangkabau.
Biasanya, dalam satu kali pelaksanaan, Salawat Dulang dilakukan oleh dua grup—atau lebih– secara bergantian.
ADVERTISEMENT
Desa Wisata Sijunjung memiliki 40 rumah adat yang juga digunakan menjadi homestay. Dalam satu rumah mampu memuat lebih dari 3 orang wisatawan lengkap dengan beragam fasilitas.
Adapun, kulinernya yang khas seperti Kopi Corano Ameh, Jahe Merah, Kalamai, Kripik Bawang Putih, Madu GaloGalo.
Untuk fesyennya, desa wisata ini dikenal dengan Batik Cetabacora, Batik Ecoprint, Tenun Unggan, Songket Lansek khasnya.
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakkan oleh Kemenparekraf. Ajang yang sudah memasuki tahun ketiga ini kembali digelar dengan mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.
ADVERTISEMENT
“Kobaran semangat ini masih terus kami lanjutkan. Untuk menggaungkan Indonesia lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Membuka ruang untuk berkarya, memastikan 4,4 juta lapangan kerja tercipta, dan kami masih terus percaya bangkitnya ekonomi dimulai dari desa," kata Sandiaga seperti dikutip dari keterangan resminya.
Setelah sukses di tahun 2021 dengan 1831 peserta, meningkat tajam di 2022 dengan 3419 desa wisata.
Kini di 2023, Anugerah Desa Wisata Indonesia dengan semangat kolaborasi dan bersinergi meningkat tajam hingga peserta menyentuh angka 4573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia dari target yang dicanangkan sebanyak 4.000 desa wisata.
Antusiasme ribuan desa wisata tersebut diharapkan mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia ke depannya.
ADVERTISEMENT
Adapun kategori penilaian ADWI tahun 2023 meliputi Daya Tarik Pengunjung (Alam dan Buatan serta Seni dan Budaya), Homestay & Toilet, Suvenir (Kuliner, Fesyen dan Kriya), Digital dan Kreatif, CHSE dan Kelembagaan Desa.
Kategori penilaian yang diusung diharapkan mampu mendorong berkembangnya desa wisata menjadi wisata berkelanjutan serta berstandar internasional.