Potret Kehidupan Masyarakat Baduy Luar dari Bidikan Kamera Oppo Reno2

Masyarakat suku Baduy Luar sedang main seruling di depan rumahnya. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Pengalaman traveling akan semakin seru dengan dokumentasi gambar. Di era teknologi makin canggih, banyak traveler yang enggak mau ribet untuk bawa kamera besar dan hanya mengandalkan ponsel.

Oppo Reno2 hadir untuk menjadi penerus smartphone seri Reno perdana. Kamera kembali menjadi sektor yang paling ditonjolkan dan diandalkan di Reno2, tapi ini bukan urusan kamera depan saja, melainkan kamera belakang yang mampu mengakomodir kebutuhan fotografi cahaya rendah dan video yang epik.

Reno2 memiliki empat kamera yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Kamera utamanya 48 MP dengan bukaan f/1.7, lalu ada kamera 13 MP (f/2.4) telephoto, 2 MP Mono Portrait dengan kemampuan depth sensor, serta 8 MP (f/2.2) ultra-wide angle.

Di Indonesia, Oppo Reno2 dibanderol Rp 8 juta dengan RAM 8 GB dan memori internal 256 GB.

Foto: Rangga Sanjaya/kumparan

Beberapa waktu lalu, kumparan berkesempatan mengunjungi komunitas Baduy Dalam dan Baduy Luar. Berada di Kampung Ciboleger, Lebak, Banten, Baduy Luar dikenal sebagai gerbang utama menuju komunitas Baduy Dalam.  

Sebetulnya tidak banyak yang berbeda di antara Baduy Dalam dan Baduy Luar. Keduanya sama-sama tinggal dalam wilayah Baduy, memiliki ciri fisik, bahasa, dan mata pencaharian yang sama, yaitu bertani, berkebun, mengolah hasil hutan, dan menjual hasil bumi keluar Baduy. 

Tapi, jika Baduy Dalam masih menggenggam teguh adat dan menjalankan aturan adat, modernisasi justru terasa saat berada di Baduy Luar. Di kawasan ini, segala macam bentuk kehidupan modern telah diterima, seperti telepon genggam, alat kebersihan berbahan kimia, hingga masuknya aliran listrik. 

Air sungai mengalir jernih. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Sebagian rumah masyarakat Baduy Luar. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Turis sedang menyeberang jembatan. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Suasana kediaman masyarakat Baduy Luar. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Seorang ibu sedang mengawasi anaknya bermain. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Dalam segi busana, Baduy Luar memiliki perbedaan dengan Baduy Dalam. Pakaian adat sehari-harinya didominasi warna hitam dengan ikat kepala biru tua bermotif batik, baju komprang, dan celana selutut. 

Sedangkan untuk perempuan, dalam kesehariannya mereka mengenakan kebaya sederhana berwarna hitam, cokelat tua, atau biru tua. Suasana kelonggaran komunitas Baduy Luar terlihat pada tampilan kesehariannya, baik ketika di rumah maupun ketika bekerja di ladang.

Tokoh masyarakat Baduy Luar. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Seorang warga sedang bekerja memilah potongan kayu. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Anak-anak Baduy Luar sedang bermain kelereng. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Terlepas dari berbagai dinamika zaman yang dianut masyarakat Baduy Luar, kawasan ini merupakan jantung perekonomian seluruh masyarakat Baduy. Hasil bumi dan kerajinan yang didapat dimanfaatkan sebagai komoditas yang diperdagangkan di Baduy Luar. 

Perempuan Baduy Luar menjual kain tenun dan berbagai kerajinan khas. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Deretan kain tenun yang dijual masyarakat Baduy Luar. Diambil dengan kamera belakang 48 MP Oppo Reno2. Foto: Helmy Afandi/kumparan

Selain menjual hasil bumi, masyarakat Baduy Luar juga menjual kain tenun yang dihasilkan para perempuan yang hidup di wilayah Baduy. Menurut kepercayaan masyarakat Baduy, menenun merupakan wujud dari ketaatan yang dilakukan perempuan Baduy terhadap adat yang telah dijunjung.