Sambut Singapore Art Week 2025, Pameran Seni Kontemporer Ini Hadir di Jakarta

21 November 2024 14:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area Director STB, Mohamed Hafez Marican, Dut Besar Singapura untuk Indonesia, HE Kwok Fook Seng, Founder ISAAD-Aiman, Deborah Iskandar, Seniman dan kurator, Kenenza Michiko Hasan. Foto: National Gallery Singapore
zoom-in-whitePerbesar
Area Director STB, Mohamed Hafez Marican, Dut Besar Singapura untuk Indonesia, HE Kwok Fook Seng, Founder ISAAD-Aiman, Deborah Iskandar, Seniman dan kurator, Kenenza Michiko Hasan. Foto: National Gallery Singapore
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, bekerja sama dengan Singapore Tourism Board (STB), Jakarta Land, dan ISA Art and Design, menghadirkan "URBAN PULSE: Spectrum of Contemporary Art in Singapore" di Jakarta. Hadir di World Trade Center (WTC) 2 Jakarta, pameran ini digelar pada 18 November hingga 13 Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Diresmikan oleh Duta Besar Republik Singapura untuk Indonesia, Yang Mulia Kwok Fook Seng, URBAN PULSE: Spectrum of Contemporary Art in Singapore menyoroti posisi unik Singapura sebagai salah satu destinasi seni kontemporer terkemuka di Asia Tenggara, dengan mencari peluang dialog artistik lintas negara dan memperdalam apresiasi budaya regional antara Indonesia dan Singapura.
Ilustrasi pengunjung yang sedang menikmati Singapore Art Week2024. Foto: S.E.A Focus
Para seniman yang ditampilkan merefleksikan bagaimana kehidupan kota membentuk persepsi, pengalaman, dan identitas manusia. Seiring dengan ekosistem seni Asia Tenggara yang terus berkembang, pameran ini juga menawarkan gambaran sekilas tentang masa depan seni kontemporer di kawasan ini.
"Dunia seni Singapura merefleksikan warisan multikultural dan perspektif Singapura yang beragam. Kami sangat senang dapat membawa beberapa contoh karya seni terbaru Singapura ke Indonesia. Tema-tema kontemporer dan pendekatan kreatif para seniman di Indonesia dan Singapura memiliki banyak kesamaan," ujar Kwok Fook Seng seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan pada Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
"Saya berharap acara ini dapat memicu dialog, memperdalam pertukaran budaya, serta memperkuat kedekatan antara masyarakat kita," lanjut dia.

Pameran untuk Sambut Singapore Art Week 2025

Singapore Art Week 2025. Foto: Singapore Tourism Board
Sementara itu, Area Director, Singapore Tourism Board (STB), Indonesia, Mohamed Hafez Marican, menambahkan STB dengan senang hati mendukung URBAN PULSE: Spectrum of Contemporary Art in Singapore, yang berfungsi sebagai jembatan antara visi artistik Indonesia dan Singapura.
"Pameran ini sekaligus menjadi pendahuluan untuk Singapore Art Week (SAW) 2025, di mana para penggemar seni dari Indonesia dapat membenamkan diri dalam rangkaian acara dan pengalaman seni yang unik dan beragam di Singapura. Kami berharap pameran ini akan menginspirasi lebih banyak pengunjung Indonesia untuk menjelajahi lanskap kreatif Singapura serta berbagai kesempatan yang kota kami tawarkan," katanya.
Light to Night 2024. Foto: National Gallery Singapore
Senada dengan hal tersebut, General Manager Jakarta Land, William Chai, menyampaikan bahwa pihaknya merasa terhormat menjadi tuan rumah pameran URBAN PULSE: Spectrum of Contemporary Art in Singapore di WTC Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Ini sejalan dengan visi kami untuk menciptakan lingkungan yang dinamis di mana bisnis dan budaya bertemu, menawarkan pengalaman unik yang lebih dari sekadar lingkungan kerja bagi para penyewa dan pengunjung kami. Menyelenggarakan pameran ini juga memungkinkan kami untuk menumbuhkan beragam perspektif dan memperkuat hubungan antar industri, memperkaya pengalaman sehari-hari bagi semua yang berinteraksi dengan kompleks kami," ungkap William.
Ilustrasi berkunjung ke Singapura untuk berbelanja berbagai kerajinan lokal di sana. Foto: kitzcorner/Shutterstock
Pameran ini juga memberikan gambaran mengenai SAW 2025, yang berlangsung dari 17 hingga 26 Januari 2025 mendatang.
Memasuki edisinya yang ke-13, SAW akan menjadi musim seni visual terlama di Asia Tenggara, dengan lebih dari 100 acara tersebar di seluruh Singapura.
Berlangsung selama 10 hari, acara ini akan menampilkan karya dari seniman Singapura dan internasional, termasuk di antaranya S.E.A. Focus, ART SG, Light to Night Singapore dan Seeing Forest oleh Robert Zhao Renhui yang sebelumnya dipamerkan di Paviliun Singapura pada Biennale Arte 2024.
ADVERTISEMENT