Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serunya Berwisata Sambil Belajar Kebudayaan di Mari Mari Culture Village, Sabah
3 April 2020 14:47 WIB
ADVERTISEMENT
Banyak tempat yang menawarkan wisata budaya, untuk memperkenalkan adat istiadat dan cerita leluhur kepada turis. Sayangnya, tak banyak tempat yang bisa memberikan tur wisata budaya dengan packaging menarik dan interaktif.
ADVERTISEMENT
Namun, kamu tidak perlu khawatir. Jika ingin merasakan wisata sekaligus mendapat ilmu pengetahuan dengan cara yang seru, kamu bisa mendatangi Mari Mari Cultural Village, di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Di sini, kamu bisa belajar tentang lima suku yang ada di Sabah, yaitu Bajau, Lundayeh, Murut, Rungus dan Dusun.
Biasanya wisatawan yang datang dikelompokkan dalam satu grup berisi 10-15 orang, dengan satu tur guide. Tur guide inilah yang akan mengajak kamu 'berkunjung' ke tiga dari lima suku yang ada di desa tersebut.
Dengan berjalan kaki, wisatawan seperti benar-benar diajak untuk bertamu ke rumah para suku. Tak lain karena di Mari Mari Cultural Village ini, kamu tidak sekadar melihat-lihat rumah berisi patung dari suku-suku yang diperkenalkan. Ada para petugas perempuan dan laki-laki, yang berperan sebagai suku di setiap rumah yang dikunjungi. Mereka mengenakan pakaian tradisional, sesuai suku yang mereka perankan. Kabarnya, mereka merupakan keturunan dari suku-suku yang disebutkan di atas.
Para tur guide dengan cekatan memberikan informasi yang menarik bagi pengunjung, termasuk perbedaan gaya berpakaian para perempuan yang sudah menikah dan masih gadis, juga hukum pemenggalan kepala bagi mereka yang mencuri beras.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang mencuri beras, para suku ini menjalankan ritual black magic. Jika pelakunya ditemukan, kepalanya akan dipenggal, lalu digantung di atas tempat penyimpanan beras," ungkap Arif, salah satu tur guide kami.
"Ya jadi semacam CCTV, orang pasti takut," tambahnya penuh canda.
Para petugas yang berperan sebagai suku di setiap rumah, akan menyajikan makanan atau minuman khas dari masing-masing suku. Ini tentunya sangat menarik, karena kamu bisa melihat proses memasak, juga merasakan suguhan dari setiap rumah.
Ada yang memberikan tuak beras, madu, hingga kue-kue basah. Kamu juga bisa melihat proses pembuatan pakaian tradisional dari bahan serat pohon nangka hutan.
Puncaknya, pengunjung akan diajak untuk melihat rumah dari Suku Murut, yang dikenal sebagai head hunter. Tur guide akan meminta salah satu wisatawan untuk menjadi kepala grup dan 'bertemu' dengan kepala suku Murut.
ADVERTISEMENT
Saat masuk ke wilayah suku Murut, jangan sampai terkejut, ya, jika terdengar teriakan-teriakan keras dari para petugas yang berperan sebagai orang Murut. Cukup menegangkan memang, apalagi mengingat mereka adalah suku yang memburu kepala manusia.
Di wilayah suku Murut, kamu diperkenalkan tentang bagaimana suku tersebut bersenang-senang dengan membangun trampolin di tengah rumah. Trampolin tersebut di buat dari batang-batang rotan.
"Biasanya ada kompetisi. Misal dengan menggantungkan hadiah di atap rumah, dan diambil dengan melompat menggunakan trampolin," ujar Arif.
Di akhir wisata, kamu akan diajak menyaksikan penampilan tari-tarian dan nyanyian tradisional. Selama kurang lebih 15 menit, pengunjung akan dihibur dengan beragam atraksi, termasuk memanah dengan blow pipe, dan menari bersama di atas panggung. Sebelum pulang, wisatawan bisa menikmati suguhan menu yang disajikan secara prasmanan.
ADVERTISEMENT
Mari Mari Cultural Village buka setiap hari, dan terbagi dalam dua sesi, pukul 10.00 hingga 14.00, dan pukul 14.00 hingga 18.00 waktu setempat. Sesi malam hanya dibuka jika jumlah minimal wisatawan terpenuhi.
Kamu juga bisa menggabungkan wisata Mari Mari Village ini dengan rafting di Kiulu White Water Rafting.
Rafting ini aman untuk para pemula, bahkan anak-anak. Jadi, kamu yang belum pernah rafting, juga bisa menikmati keseruan menjelajahi sungai dengan arus sedang.
Gimana, tertarik untuk berkunjung ke Mari Mari Cultural Village?