Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Aktris, penyanyi, sekaligus pencipta lagu Mandy Moore baru saja menyelesaikan perjalanan pendakiannya di Gunung Everest. Dilansir Travel and Leisure, pemeran Jamie Sullivan dalam film drama romantis "A Walk to Remember" tersebut rupanya telah lama memasukkan gunung dengan salah satu puncak tertinggi dunia itu dalam bucket list-nya.
ADVERTISEMENT
Semenjak pendakiannya di Gunung Kilimanjaro pada musim semi lalu, Mandy Moore mengakui bahwa ia kini semakin 'candu' untuk merasakan pengalaman dan kepuasan yang berbeda dari setiap gunung di dunia. Pendakian di Gunung Kilimanjaro juga yang menjadi inspirasinya untuk terus mendaki.
"Ini benar-benar menumbuhkan kecintaan saya (pada gunung) dan sekarang saya penasaran, gunung apa lagi yang bisa saya panjat selanjutnya. Saya sebentar lagi hiatus (dari syuting) dan saya seperti, ingin mencoba Gunung Fuji, Gunung Baker, Gunung Rainier, Everest Base Camp. Saya punya rencana besar untuk hiking," katanya saat ditanya tentang rencana pendakian yang akan ia lakukan setelah Kilimanjaro pada Februari lalu.
Untuk mewujudkan kecintaannya pada mendaki, maka akhir Mei 2019 lalu, wanita kelahiran 10 April 1984 tersebut melakukan trekking ke Everest Base Camp yang berada di ketinggian 5.394,96 meter di atas permukaan laut. Mandy menghabiskan waktu lebih dari seminggu dan kemudian memamerkan kegiatan yang ia lakukan dalam Instagram pribadinya.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengalaman penuh kesan yang ia ceritakan adalah bagaimana Mandy dan teman-temannya menjaga diri untuk tetap terhidrasi saat berada di ketinggian. Mandy trekking bersama dengan Ashley Streicher dan Chase Weideman, serta dipandu oleh Melissa Arnot Reid dan Eddie Bauer.
Mereka kemudian mengambil jalur lewat Nepal dan memulai perjalanan pada hari Minggu. Lalu turun kembali ke Kathmandu, Nepal, dengan menggunakan helikopter, segera setelah mencapai base camp, seperti yang dilakukan oleh pendaki lainnya.
"Melintasi medan ini tentunya punya tantangan. Bernafas di ketinggian, misalnya, tidak mudah. Selain hidrasi dan tetap makan makanan bergizi, bernafas adalah kunci vital dalam perang melawan altitude sickness. Mind blown," ungkap bintang "The This Is Us" itu.
Tak sampai di situ saja, Mandy juga mengungkapkan bahwa dalam perjalanan menuju Everest Base Camp, ia melihat jenazah orang-orang yang mati di sepanjang jalan. Para pendaki yang menempuh jalan yang sama dengan ia dan timnya gunakan.
ADVERTISEMENT
Bagi Mandy, mampu mencapai tujuan saat mendaki Gunung Everest bukan hanya karena faktor keberuntungan belaka. Tapi juga latihan yang keras, energi yang besar, serta niat yang kuat.
"Mustahil untuk merasa bahwa (kita) cukup beruntung bisa sampai di kaki puncak gunung raksasa ini, di saat yang sama, kita tidak terbiasa dengan banyaknya energi dari orang-orang yang telah datang sebelumnya, dan kadang kehilangan hidup mereka saat berada di gunung ini," ujar Mandy.
Seperti yang kamu ketahui, popularitas Gunung Everest memang kian meroket seiring dengan eksposure yang ia dapatkan dari media sosial. Sayangnya, popularitas Gunung Everest rupanya berdampak negatif bagi para pendaki.
Selama musim ini saja, ada 11 orang meninggal akibat terlalu padatnya pendaki di Gunung Everest. Jumlah ini diklaim sebagai jumlah kematian tertinggi sejak tahun 2015. Sebagian besar diyakini akibat altitude sickness, dan sebagian lainnya akibat rendahnya jumlah oksigen yang menyebabkan sakit kepala, sesak napas, muntah, dan pusing.
Dalam kurun waktu Mei hingga Juni, jumlah pendaki Gunung Everest memang meningkat secara drastis. Musim tersebut merupakan puncak musim kunjungan. Hingga berita ini diturunkan, ada sekitar 381 izin pendakian yang telah dikeluarkan oleh pejabat Himalaya.
ADVERTISEMENT
Kepadatan ini membuat beberapa titik di Gunung Everest dipadati pendaki yang rela mengantre untuk berfoto, bahkan hingga berjam-jam. Padahal kondisi di sekitar puncak tidak terlalu aman bagi pendaki, karena tipisnya tingkat oksigen di sana.
Akibat hal ini, para pendaki berpengalaman mendesak Pemerintah Nepal untuk segera membatasi jumlah izin pendakian wisatawan, terutama bagi pendaki pemula, agar tidak memakan korban jiwa lebih banyak. Lalu apakah Mandy termasuk salah satu pendaki pemula 'penyebab kemacetan' di Gunung Everest?
Menjawab pertanyaan tersebut, dalam sebuah unggahannya di Instagram, Mandy menjelaskan perbedaan antara pendakian yang ia lakukan dan pendaki lainnya. Mandy menjelaskan bahwa ia berbeda dengan para pendaki berpengalaman dan memang hanya bertujuan sampai ke Everest Base Camp saja.
ADVERTISEMENT
"Jika semuanya berjalan dengan baik, kami hanya akan menyelesaikan 1/6 dari seluruh perjalanan, yang biasanya dilakukan untuk mendaki Gunung Everest (total 8 minggu). Kami kagum dengan ketabahan dan pelatihan serta kekuatan para manusia super, yang disiapkan untuk mendaki Everest dan merasa sangat terhormat, walau hanya berada di sini saja," katanya.
Di sela-sela pendakiannya, Mandy Moore bahkan sempat berkunjung ke komunitas masyarakat di Gunung Everest yang dikelola oleh The Juniper Fund. Lembaga ini memberikan perhatian pada masyarakat lokal yang berkontribusi dalam perjalanan para pendaki.
Dan tak jarang, anggota keluarga mereka pun mesti meregang nyawa karena pekerjaan sebagai sherpa. Atau akibat bencana alam yang terjadi di sekitar kawasan Gunung Everest.
Wah seru sekali, ya, perjalanan Mandy Moore. Kalau kamu, kapan mau ke Gunung Everest ?
ADVERTISEMENT