Situs Machu Picchu Ditutup Sementara Imbas Demo Besar di Peru

24 Januari 2023 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisata Peru, Machu Picchu Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Wisata Peru, Machu Picchu Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Peru menutup sementara waktu salah satu situs paling kuno di dunia, Machu Picchu, sebagai imbas dari demo anti-pemerintah yang dimulai sejak bulan lalu. Kementerian Kebudayaan Peru mengatakan bahwa mereka telah menutup objek paling terkenal di sana. Tak hanya itu, Jalur Inca yang mengarah ke situs tersebut juga turut ditutup, untuk melindungi keselamatan wisatawan dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ada 417 wisatawan yang terjebak di Machu Picchu dan tak bisa keluar. (Dari jumlah tersebut) lebih dari 300 orang asing," ujar Luis Fernando Helguero, seperti dikutip dari AP News.
Penutupan situs Inca yang berasal dari abad ke-15 itu dilakukan ketika pengunjuk rasa turun ke Lima, Ibu Kota Peru. Banyak dari mereka melakukan perjalanan ke Ibu Kota dari daerah Andes yang terpencil, untuk menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte.
Ilustrasi traveler mendaki di situs Machu Picchu, Peru Foto: Shutter Stock
"Wisatawan yang telah membeli tiket masuk ke Machu Picchu hingga satu bulan setelah protes berakhir akan dapat pengembalian uang penuh," ujar Helguero.
Sebelumnya, pada Sabtu (21/1) lalu, polisi menggerebek universitas negeri paling penting Peru di Lima, untuk mengusir pengunjuk rasa yang berada di kampus. Dalam penggerebekan ini, lebih dari 100 orang ditahan.
ADVERTISEMENT
Cusco, tempat Machu Picchu berada juga telah menjadi tempat beberapa bentrokan paling intens, yang menyebabkan hilangnya pendapatan pariwisata secara signifikan. Bandara Cusco ditutup sebentar hingga suasana kondusif.
Anggota komunitas Aymara memblokade Jembatan Internasional Ilave saat menuntut Presiden Peru Dina Boluarte untuk mengundurkan diri di Ilave, Puno, Peru pada Senin (16/1/2023). Foto: Juan Carlos Cisneros/AFP
Hingga saat ini, protes masih terjadi dan terkonsentrasi di selatan Peru. Mereka memulai protes sejak Desember 2022 lalu, setelah Presiden saat itu, Pedro Castillo, dimakzulkan dan dipenjara karena mencoba membubarkan kongres.
Dalam protes ini, demonstran menuntut pengunduran diri Boluarte, mantan wakil presiden yang dilantik pada 7 Desember lalu untuk menggantikan Castillo. Mereka juga ingin kongres dibubarkan dan pemilihan baru diadakan. Castillo saat ini ditahan atas tuduhan pemberontakan.