Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Studi Terbaru: Usia Stonehenge Diperkirakan Lebih Tua dari Dinosaurus
7 Agustus 2021 15:29 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
Sebuah studi baru-baru ini mengungkap usia bebatuan Stonehenge yang lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Batuan megalitik di Inggris itu diperkirakan berusia sekitar 2 miliar tahun atau lebih dulu ada ketimbang dinosaurus .
ADVERTISEMENT
Dilansir New York Post, hal itu terungkap dari penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh profesor geomorfologi Universitas Brighton, Inggris, David Nash. Nash yang memimpin penelitian tersebut sebelumnya melakukan penelitian pada sepotong batu Stonehenge dari salah satu pegawai restorasi Robert Phillips pada 1958.
Batu itu sempat dibawa pindah ke Amerika Serikat (AS), namun kemudian dikembalikan pada 1958.
Untuk memecahkan teka-teki usia Stonehenge, Nash melakukan metode penelitian dengan analisis geokimia dan CT scan.
Hasilnya, batuan Stonehenge yang berukuran jumbo menjulang tinggi, yang disebut sebagai sarsens, itu dibuat dari batuan yang mengandung sedimen yang terbentuk di zaman dinosaurus. Butir-butir lain dalam batuan itu diperkirakan berumur 1,6 miliar tahun.
Studi tersebut juga menyebutkan bahwa senyawa silcrete dari batuan Stonehenge sebagian besar terdiri dari butiran yang disemen dengan erat oleh kristal kuarsa yang saling terkait. Bebatuan ini memiliki material yang sangat tahan lama dan tidak mudah hancur atau terkikis bahkan ketika terkena unsur-unsur lain.
ADVERTISEMENT
“Ini menjelaskan ketahanan batu terhadap pelapukan dan mengapa itu menjadi bahan yang ideal untuk bangunan monumen,” kata Nash.
Nash pun berspekulasi bahwa orang-orang yang membangun Stonehenge itu memahami betul tentang batuan dan daya tahannya.
Usia Stonehenge Lebih Tua dari Perkiraan Sebelumnya
Analisis terhadap kepingan batu itu juga mengungkapkan petunjuk tentang usia sedimen di bebatuan Stonehenge. Awalnya, Nash berteori kalau sedimen berpasir tempat batu itu ada diendapkan selama periode Paleogen (66 juta hingga 23 juta tahun yang lalu) sehingga sarsens tidak mungkin lebih tua dari ini.
Tapi, kesimpulan lain berhasil didapatkan saat para peneliti membandingkan rasio isotop neodymium, atau atom unsur dengan jumlah neutron yang berbeda dalam nukleus, dalam sampel. Mereka menemukan bahwa sedimen tertentu di batu sarsen itu lebih tua dari perkiraan.
ADVERTISEMENT
Beberapa butir kemungkinan terkikis dari batuan yang berasal dari era Mesozoikum (252 juta hingga 66 juta tahun yang lalu), ketika batu-batu itu mungkin telah diinjak oleh dinosaurus. Selain itu, Nash mengungkapkan ada kemungkinan beberapa butir pasir di Stonehenge terbentuk sejak 1 miliar hingga 1,6 miliar tahun lalu.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )