Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang coba ditawarkan oleh ARTOTEL Group bagi para wisatawan yang gemar wisata bahari mengarungi samudera dengan kapal laut.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan pada Rabu (10/7), ARTOTEL Group yang bekerja sama dengan PT Siji Sysstima akan menghadirkan layanan hotel terapung di laut dengan kapal layar pinisi.
Kapal bernama Malaillo, yang namanya diambil dari kata Bugis kuno yang berarti 'Senandung yang tak ada hentinya' ini akan berlayar dengan rute Labuan Bajo dan Raja Ampat pada bulan Maret 2020 mendatang.
Menurut COO ARTOTEL Group, Eduard Rudolf Pangkerego, kapal pinisi ini sekaligus menambah ragam layanan ARTOTEL yang tidak hanya mengelola hotel di darat tapi juga di laut.
"Sebagai operator kapal Malaillo, kami akan menciptakan pengalaman berwisata bahari ala ARTOTEL, mulai dari interior kamar yang mewah dengan sentuhan seni yang menampilkan karya seni para seniman lokal Indonesia," ujar Eduard.
Tak hanya menampilkan berbagai karya seni seniman lokal Indonesia, Malaillo pun memiliki beragam fasilitas mulai dari penyediaan makanan dan minuman selama 24 jam, pameran seni, hingga aneka hiburan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Berbagai kegiatan seni yang akan diselenggarakan selama kapal berlayar, seperti pameran dan workshop seni, hingga hiburan musik. Kapal ini juga didukung oleh penggunaan teknologi mutakhir untuk koneksi internet tanpa batas,” ujarnya.
Memiliki desain yang elegan, Kapal Malaillo ini dibuat langsung di Tanjung Bira, Sulawesi Selatan, yang juga menjadi tempat asal dari kapal pinisi.
Kapal tersebut dilengkapi dengan delapan kamar, restoran, lounge, dek berjemur, koneksi internet, bahkan perlengkapan menyelam. Kapal pinisi sepanjang 45 meter ini dapat mengangkut maksimal 45 orang yang terdiri dari 18 tamu dan sisanya para awak kapal.
Jika melihat sejarahnya, kapal pinisi dahulunya merupakan kapal layar tradisional Indonesia yang digunakan sebagai kapal untuk mengangkut barang, khususnya dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan pada masa lampau.
ADVERTISEMENT
Kini di era globalisasi, Kapal pinisi berubah menjadi sebuah kapal pesiar atau wisata komersial dengan interior mewah dan menyediakan berbagai fasilitas seperti peralatan menyelam, wisata bahari dengan awak yang terlatih dan diperkuat dengan teknologi modern.
"Kami yakin Kapal Malaillo dapat menjadi kapal pinisi pilihan para wisatawan, lokal dan Internasional, dan turut andil memajukan wisata bahari Indonesia di kancah Internasional," pungkas Eduard.
Eduard pun menambahkan, kapal ini nantinya dapat disewa secara privat, baik untuk kebutuhan keluarga, perusahaan, maupun acara pernikahan.
Bagaimana, tertarik untuk berwisata di atas kapal pinisi?