Tak Lagi Virtual, Dieng Culture Festival 2022 Siap Digelar September

30 Juni 2022 16:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana arak-arak anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana arak-arak anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada kabar gembira bagi kamu yang ingin kembali menikmati gelaran Dieng Culture Festival (DCF). Usai digelar secara online, salah satu festival kebudayaan yang memasuki penyelenggaraan ke-13 tersebut digelar di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" Alif Faozi, mengatakan DCF 2022 kembali digelar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Prosesi Ruwatan Anak Gimbal di Dieng Culture Festival 2019. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Namun untuk kepastian tanggalnya masih dalam pembahasan, kemungkinan minggu kedua September 2022," kata Alif, seperti dikutip Antara.
Ia mengakui pihaknya sempat berencana untuk menggelar DCF 2022 pada Agustus, seperti tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, berdasarkan perhitungan kalender Jawa, bulan Agustus masih berada dalam hitungan bulan Sura.
"Menurut para sesepuh, kalau kita membuat acara yang ramai itu tidak disarankan, karena filosofi budaya Jawa. Bulan Sura adalah bulan spiritual, kita lebih meningkatkan rohani dan kekuatan batin," kata Alif.
Wisatawan menyalakan lampion saat mengikuti malam lampion di Dieng Culture Festival 2019. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Selain masih membahas tanggal pelaksanaan DCF 2022, pihak Pokdarwis "Dieng Pandawa" bersama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga sedang mengajukan perizinan kepada Satgas Penanganan COVID-19, khususnya kepolisian, karena saat ini masih dalam suasana pandemi.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berharap DCF 2022 dapat digelar secara luring seperti saat sebelum pandemi, karena dua pergelaran DCF sebelumnya dilaksanakan secara hibrida dengan jumlah tamu yang hadir secara langsung dibatasi.
Ketua Panitia DCF 2019, Alif Fauzi. Foto: Gitario Vista Inasis
"Kalau semuanya sudah oke, pergelaran DCF 2022 akan segera kami launching (luncurkan). Semoga pada saatnya nanti, sudah tidak lagi pandemi, tetapi sudah endemi, sehingga DCF 2022 benar-benar bisa digelar secara luring, seperti tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya," kata Alif.
Ia pun menyebutkan beberapa festival yang digelar di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir dengan melibatkan massa dengan jumlah besar. Kendati demikian, hal itu sangat tergantung pada situasi COVID-19 di masing-masing daerah.
"Oleh karena itu, salah satu yang kami genjot adalah sosialisasi untuk kita sendiri dan masyarakat Banjarnegara dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi booster," katanya.
Anak gimbal saat bersiap dicukur dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Bahkan, pihak Pokdarwis "Dieng Pandawa" tidak menutup kemungkinan dalam penyelenggaraan DCF 2022 akan menyediakan tempat untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, pengunjung DCF 2022 wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai bukti telah mendapatkan vaksin dosis ketiga.
"Pengunjung akan dicek melalui aplikasi PeduliLindungi, apakah sudah sesuai dengan harapan kami bahwa mereka yang boleh datang telah mendapatkan vaksin booster," ujar Alif.
Ia mengatakan pengunjung yang baru mendapatkan vaksin dosis kedua masih diperbolehkan mengikuti kegiatan asalkan bersedia divaksin dosis ketiga.
"Kalau tidak mau, mohon maaf, tidak boleh mengikuti acara. Itu salah satu persiapan kami," tutur Alif.

Acara Inti Dieng Culture Festival 2022

Suasana arak-arak anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Terkait dengan jumlah peserta ruwatan anak berambut gimbal yang menjadi acara utama dalam setiap pergelaran DCF, Alif mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak tujuh anak karena dalam filofi Jawa "pitu" (tujuh) mengandung makna "pitutur" atau nasihat.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, jika dalam kondisi darurat ada anak berambut gimbal yang benar-benar harus dibantu dan harus dicukur (diruwat) pada tahun itu, pihaknya akan memfasilitasinya selama anggarannya mencukupi untuk membiayai permintaan si anak dan lain-lain.
"Namun, kalau situasinya tidak memungkinkan untuk digelar secara luring karena faktor pandemi, kemungkinan jumlah peserta ruwatan akan dikurangi, tidak lagi tujuh, tapi lima anak," katanya.
Alif mengatakan pihaknya juga berencana untuk kembali menggelar pergelaran musik Jaz di Atas Awan, pameran produk unggulan, pergelaran seni tradisi, serta sejumlah kegiatan pendukung lainnya, seperti dalam DCF 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.