5 Penyebab Rambut Rontok Berlebihan pada Perempuan

11 Juli 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rambut rontok. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rambut rontok. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rambut rontok berlebihan termasuk mimpi buruk bagi setiap orang karena dapat memengaruhi penampilan secara keseluruhan. Sebenarnya rambut rontok itu wajar, Ladies, selama tidak lebih dari 100 helai per hari.
ADVERTISEMENT
Sama seperti kulit, rambut juga akan beregenerasi sesuai siklusnya. Merujuk Healthline, rambut tumbuh sekitar 1 cm per bulan kemudian mati ketika mencapai usia 2-5 tahun. Nah, rambut mati inilah yang akan rontok kemudian digantikan rambut baru.
Rambut perempuan diketahui lebih sering rontok dibandingkan laki-laki. Salah satu penyebabnya karena cara penataan atau styling rambut yang salah.
Menurut data yang disadur Healthline dari jurnal Styling Without Shedding (2017) susunan John McCoy dan rekan-rekan, sekitar 40% perempuan mengalami rambut rontok berlebihan karena styling. Namun, kerontokan ini juga bisa disebabkan faktor-faktor lain. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini, Ladies.

Penyebab Rambut Rontok Berlebihan

Ilustrasi rambut rontok Foto: Shutterstock
Menurut Medical News Today dan American Academy of Dermatology Association, berikut ini beberapa penyebab umum rambut rontok secara berlebihan, utamanya pada perempuan.
ADVERTISEMENT

1. Genetik

Genetik merupakan penyebab kerontokan yang paling umum pada pria maupun perempuan. Istilah medis untuk kondisi ini disebut androgenic alopecia.
Androgenic alopecia menyebabkan folikel (tempat tumbuhnya setiap rambut) menyusut hingga akhirnya berhenti memproduksi rambut. Penyusutan folikel ini terjadi sejak remaja, kemudian makin parah seiring bertambahnya usia.

2. Melahirkan

Beberapa perempuan mungkin akan mengalami kerontokan setelah melahirkan. Ini karena terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berkaitan dengan reseptor di folikel rambut.
Namun, tak perlu khawatir karena masalah ini bersifat sementara. Biasanya rambut akan kembali lebat setelah satu tahun. Untuk mempercepat proses pertumbuhannya, disarankan menggunakan produk perawatan yang fokus melebatkan atau menambah volume rambut.

3. Telogen Effluvium

Ilustrasi rambut rontok Foto: Shutterstock
Secara umum, folikel rambut yang sehat akan melewati empat fase pertumbuhan, yakni anagen (pertumbuhan), katagen (transisi), dan telogen (istirahat). Nah, kerontokan terjadi ketika rambut sudah memasuki fase telogen.
ADVERTISEMENT
Telogen effluvium merujuk pada kondisi ketika rambut tetap berada dalam fase telogen. Jadi, rambut akan rontok lebih banyak dari biasanya.

4. Mengonsumsi Pil KB

Perempuan yang mengonsumsi pil KB biasanya akan mengalami kerontokan karena terjadi perubahan hormon dalam tubuhnya. Beberapa perempuan juga biasanya justru mengalami kerontokan setelah berhenti memakai pil KB.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kerontokan, sebaiknya cari produk pil KB yang kandungan androgennya rendah. American Hair Loss Association juga menganjurkan perempuan yang memiliki riwayat genetik rambut rontok untuk menghindari KB hormonal. Gunakanlah alat kontrasepsi non hormonal seperti IUD, kondom, dan lain sebagainya.

5. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi, seperti protein, vitamin, dan zat besi dapat menyebabkan rambut rontok secara berlebihan. Cara mengatasinya bisa dengan mengubah pola makan dan mengonsumsi suplemen penambah nutrisi yang disarankan dokter gizi.
ADVERTISEMENT