Azizah Assattari: Melawan Stigma dan Berkarya Nyata di Industri Game Indonesia

19 Juli 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Azizah Assattari - CEO Lentera Nusantara. Foto: Dok. Google Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Azizah Assattari - CEO Lentera Nusantara. Foto: Dok. Google Indonesia
ADVERTISEMENT
Di tengah industri game yang didominasi laki-laki, Azizah Assattari muncul sebagai sosok inspiratif, membawa semangat dan angin segar bagi para perempuan Indonesia yang memiliki passion pada bidang ini. Berbekal tekad dan kemampuannya, Azizah mendirikan Lentera Nusantara pada 2016, perusahaan startup yang bergerak dalam pengembangan game bertema lokal nusantara.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparanWOMAN, Azizah mengaku bahwa perjalanannya di industri game tidaklah mudah, penuh dengan stigma dan keraguan. Azizah bercerita bahwa di tahun-tahun awal ia merintis Lentera Nusantara, ia dihadapkan pada stigma dan keraguan dari orang-orang terdekatnya. Banyak yang meragukan kemampuannya di dunia game hanya karena ia seorang perempuan.
“Saya banyak bersyukur karena saat ini sudah banyak sekali dukungan yang saya terima. Tapi 10 tahun lalu, saya masih melawan stigma. Ada banyak sekali stigma yang saya peroleh, mulai dari perempuan ga boleh pegang komputer, perempuan ga boleh masuk warnet. Bayangin masuk warnet aja ga boleh. Perempuan tuh ga main game. Apalagi jadi gamer, itu udah salah banget. Dan banyak lagi,” ujar Azizah pada kumparanWOMAN, Selasa (16/7)
ADVERTISEMENT
Namun, Azizah tidak gentar. Ia terus berkarya dan membuktikan kemampuannya melalui game-game yang ia buat. Menurutnya, salah satu bekal utama yang membuatnya konsisten berkarya adalah rasa percaya pada diri sendiri.
Azizah dan para peserta Indie Games Accelerator (IGA) 2024 dari Google Play. Foto: Dok. Google Indonesia
Azizah mengatakan kadang hambatan utama dalam berkarya adalah karena seorang perempuan kurang percaya ada kemampuannya sendiri. “Ini sifat origin perempuan. Karena terkadang meskipun sudah dikasih wadah, perempuannya sendiri pun takut. Jadi menurut aku harus confidence dengan karya yang kita buat. Percaya bahwa setiap karya itu suatu saat pasti berdampak, apapun bentuknya,” ujarnya.
Lewat karyanya, Azizah berhasil membawa studio game indie besutannya, Lentera Nusantara, mengikuti program Indie Games Accelerator (IGA) 2024 dari Google Play bersama 21 studio game lain dari delapan negara di Asia-Pasifik yang diselenggarakan di Bangalore, India.
ADVERTISEMENT
IGA from Google Play adalah program akselerator selama 10 minggu yang diikuti oleh studio game indie potensial terpilih. Program ini dirancang untuk membantu membangun dan mengembangkan studio game dari segi program, produk, sumber daya manusia, dan teknologi.
Azizah mengungkapkan, selama mengikuti pelatihan, Lentera Nusantara merasakan langsung manfaat program bagi studio game indie. “Kami mengapresiasi keseriusan Google saat melakukan review, memperhatikan setiap detail, bottleneck yang dirasakan setiap developer game indie, dan membantu studio game indie fokus dalam menciptakan solusi yang implementatif,” jelas Azizah.
Azizah berharap ke depan karyanya bisa semakin membawa dampak positif bagi generasi muda khususnya perempuan. “Kreator itu pengennya berkarya. Kreator itu pengennya yang diingat adalah karyanya. Lentera Nusantara itu kecil, tapi semoga karyanya besar akan lebih besar lagi,” ujar Azizah.
ADVERTISEMENT