Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Belajar Memulai Bisnis Modest Fashion di Jakarta Modest Summit 2025
7 Desember 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diselenggarakan di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jakarta Modest Summit 2025 menghadirkan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan bisnis fesyen modest bagi para pelaku usaha, terutama para perempuan.
Ya, dari pantauan kumparanWOMAN, mayoritas dari peserta Modest Summit yang hadir sejak pagi adalah para perempuan pengusaha, representatif brand, hingga anggota komunitas.
“Terima kasih sudah membersamai kita membagun mimpi ini bersama, karena kita yakin, modest fashion bukan cuma mimpi. Modest fashion bisa memberikan kebermanfaatan, terutama untuk para perempuan di sini dan juga punya mimpi membangun ekonomi Indonesia,” kata Founder Modestalk, Hanna Faridl, di momen pembukaan Jakarta Modest Summit 2025.
Nah, kegiatan apa saja yang dihadirkan? Jakarta Modest 2025 menyelenggarakan enam sesi konferensi dengan beragam topik, mulai dari topik seputar pembukaan gerai offline bagi brand-brand fashion, kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam ruang fashion, strategi menjual busana lebaran di e-ecommerce, strategi personal branding untuk menggaet hati konsumen, hingga pengelolaan anggaran atau budgeting untuk bisnis.
ADVERTISEMENT
Keenam konferensi ini tentunya diisi oleh pembicara yang sudah berpengalaman di bidangnya. Ada Istafiana Candarini, founder dari brand modest fashion KAMI; Linda Anggrea, founder Buttonscarves; Jenahara Nasution, founder JENAHARA; hingga Marfanisha Arsyad, Senior Strategic Partnership di Pinterest.
Membahas soal kehadiran offline store bagi brand
Salah satu sesi konferensi yang dihadiri kumparanWOMAN adalah sesi pertama yang bertajuk “Rethinking Retail, The Comeback of the Offline Store Experience”. Di sesi ini, para pembicara membahas soal seluk beluk pembukaan gerai offline brand modest fashion, mulai dari alasan mereka membuka offline store, hal-hal yang perlu dipertimbangkan, hingga budgeting untuk pembukaan gerai offline.
Sesi ini diisi oleh founder brand KAMI Istafiana Candarini, founder Mayoutfit Itan Fazria, dan CEO Lifetime Design Fauzan Shahab. Istafiana turut menceritakan alasan mengapa ia memutuskan membuka offline store KAMI pada 2015.
ADVERTISEMENT
“Pertama punya toko di 2015, jadi kira-kira sembilan tahun yang lalu. Sekarang total KAMI ada 26 toko. Kenapa, sih, KAMI tuh buka toko? Hijab ini lama-kelamaan harganya semakin mahal. Awalnya kita jual murah, lama-kelamaan harganya harus naik karena ternyata, secara cost juga semakin tinggi,” paparnya.
“Nah, semakin mahal, semakin mahal, konsumen akhirnya bilang, ‘Pengin coba dong hijabnya, pengen pegang dong bahan hijabnya,’ karena fitur yang aku jual di hijab adalah kenyamanan,” imbuhnya.
Hadirkan deretan vendor dan supplier di area B2B Trade
Selain itu, event yang dipersembahkan oleh Modestalk.id ini juga menggelar booth B2B (Business to Busines) Trade. Ini menjadi ruang bagi para pelaku bisnis dunia modest fashion untuk saling bertemu dan menemukan konsumen potensial.
ADVERTISEMENT
Berbagai vendor dan supplier yang hadir memberikan opsi bagi para pelaku bisnis modest fashion untuk memaksimalkan bisnis mereka, mulai dari vendor fotografi, vendor desain interior, supplier tas, hingga supplier kain untuk hijab dan busana modest. Contohnya, ada Ms. Pattern, ilustrator perancang desain hijab, Merche, brand tas lokal ternama, dan Clubsolitaire, one-stop solution untuk produksi pakaian.
“Yang sudah percaya sama industri ini juga yakin, kita tidak akan pernah bisa maju sendirian. Kita tidak akan bisa bersinar sendirian, karena kita yakin, semakin kita bersatu, sinarnya itu akan terus menerangi lebih banyak lagi ruang,” ucap Hanna Faridl.