Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Christina Koch Jadi Astronot Perempuan Pertama NASA yang Ikut Misi ke Bulan
8 April 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Setelah memecahkan rekor sebagai astronot perempuan terlama di luar angkasa, Christina Koch kembali memegang rekor terbaru. Kali ini, ia menjadi perempuan pertama yang ikut dalam misi ke bulan bersama NASA.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Harper’s Bazaar, ini merupakan bagian dari upaya NASA—badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat—untuk menciptakan lingkungan kerja yang representatif dan beragam, baik di bumi maupun di luar angkasa.
Misi keberangkatan ke bulan ini menjadi yang pertama kali dalam 50 tahun terakhir, Ladies. Rencananya, misi bernama Artemis II ini akan dilaksanakan pada akhir 2024 mendatang. Christina akan berangkat bersama tim yang terdiri dari empat astronot, yaitu Reid Wiseman, Christina Koch, Victor Glover, dan Jeremy Hansen.
Tidak hanya membawa perempuan pertama dalam misi ke bulan, untuk pertama kalinya tim ini juga menggandeng astronot keturunan kulit hitam, Victor Glover.
Tim Christina dkk akan menjadi tim pertama yang menerbangkan Orion Capsule, pesawat luar angkasa terbaru milik NASA. Mereka juga akan menjadi kru pertama dalam misi Artemis II ini.
ADVERTISEMENT
Pesawat luar angkasa Orion akan diluncurkan dari roket Space Launch System di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat. Misi Artemis II ini tidak akan mendarat di bulan atau memasuki orbit bulan, tetapi hanya terbang mengitari bulan dan kembali ke bumi.
Reaksi Christina Koch jadi perempuan pertama dalam misi ke bulan
Dalam wawancara bersama Harper’s Bazaar, Christina Koch mengungkapkan bahwa ia sangat bersemangat untuk bisa menjalankan misi ke bulan untuk pertama kalinya.
“Saya sangat bersemangat. Menurut saya, hal yang paling nyata untuk dibanggakan dan dirayakan adalah keputusan bahwa kita melakukan ini untuk semua orang, dan oleh semua,” ungkap Christina, sebagaimana dilansir Harper’s Bazaar.
“Kita semua tahu bahwa ini sama pentingnya dengan aspek teknis dari misi ini. Dan kita menyadari bahwa untuk bisa menjawab panggilan kemanusiaan, kita harus membawa kemanusiaan itu sendiri dalam perjalanan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Christina dalam misi Artemis II ini merupakan langkah besar menuju kesetaraan gender di bidang antariksa dan kedirgantaraan. Ini juga merupakan progres bagus bagi NASA, mengingat sejak pembentukannya, NASA baru menerima hanya 61 astronot perempuan dari total 360 kandidat.
Christina pun mengakui bahwa dulu, jumlah partisipasi perempuan di NASA dan bidang antariksa memang kurang. Namun, ia sekarang sudah melihat adanya perubahan baik dalam hal representasi dan upaya mencapai kesetaraan.
“Seperti yang Anda tahu, misi-misi ke bulan terakhir kali dilakukan lebih dari lima dekade, dan saat itu adalah waktu yang sangat berbeda. Namun, dengan bangga saya mengatakan bahwa NASA telah membuat keputusan bahwa merepresentasikan kemanusiaan sangatlah penting ketika kita menjawab panggilan untuk menjelajah,” tegas Christina.
ADVERTISEMENT
Christina Koch merupakan astronot NASA asal Amerika Serikat. Ia terpilih menjadi astronot untuk badan antariksa AS pada 2013 lalu. Dikutip dari situs resmi NASA, Christina pernah bertugas sebagai teknisi penerbangan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk ekspedisi 59, 60, dan 61.
Ia memecahkan rekor sebagai astronot perempuan dengan durasi penerbangan luar angkasa terlama, yakni selama 328 hari di luar angkasa. Ia juga berpartisipasi dalam spacewalk perempuan pertama. Spacewalk merupakan kegiatan berjalan di luar wahana antariksa.