Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cinta Budaya, Dua Perempuan Ini Tetap Pakai Kebaya Meski Dianggap Kuno
29 Juli 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabar baik lainnya soal kebaya adalah busana tradisional ini akan dirayakan setiap tahunnya mulai 2024 ini sebagai hari nasional. Ya, Ladies, Hari Kebaya Nasional jatuh pada 24 Juli yang dilatarbelakangi Kongres Wanita Indonesia X pada tanggal yang sama di tahun 1964 silam. Pada momen bersejarah itu, Presiden Sukarno hadir bersama 7 ribu perempuan berkebaya, lho.
Nah, kumparanWOMAN juga turut merayakan momen Hari Kebaya Nasional lewat program Ladies Talk. Bersama dua narasumber yang inspiratif, yaitu Seniman Tari, Ni Ketut Putri Minangsari dan Tenaga Ahli Indonesian Heritage Agency, Marsha Suryawinata. Keduanya berbagi cerita soal kecintaan mereka terhadap kebaya yang merupakan identitas perempuan Indonesia meski banyak yang menganggap itu busana kuno.
Kebaya merupakan identitas perempuan Indonesia
Putri yang sudah menggeluti dunia tari Bali sejak kecil sangat dekat dengan kebaya. Baginya, kebaya bukan sekadar busana melainkan salah satu yang menggambarkan identitas dirinya sebagai perempuan Indonesia. Bila India memiliki sari sebagai identitas perempuan, maka Indonesia memiliki kebaya, kira-kira begitu persamaannya, Ladies.
ADVERTISEMENT
“Buat saya kebaya itu seperti sebuah benang merah yang menyambung ingatan kita akan leluhur nenek moyang kita, perempuan-perempuan pendahulu kita dan perempuan-perempuan di masa depan,” tutur Putri.
Lain halnya dengan Marsha yang justru mengenakan kebaya sebagai bentuk penghormatan kepada tubuhnya sendiri. Bagi Marsha, memakai kebaya dapat mengalahkan rasa tidak aman alias insecure yang dialaminya selama ini sebagai perempuan.
“Kita perempuan yang setiap hari bangun dengan insecurities, aku misalnya yang sudah berdamai dengan postur tubuh yang tidak seperti kebanyakan postur perempuan (lain), mengenakan kebaya itu enggak ada pemikiran seperti itu (insecure),” imbuh Marsha.
Terlebih kebaya juga sejak dahulu sudah dibuat sesuai dengan lekuk tubuh perempuan Indonesia yang berbagai macam bentuknya. Karenanya, kebaya menjadi pilihan busana yang tak hanya indah tapi juga cocok untuk semua perempuan.
ADVERTISEMENT
Kebaya jadi busana sehari-hari
Di zaman modern ini, masih ada masyarakat yang menganggap kebaya sebagai pakaian kuno. Beberapa orang juga mengenakan kebaya hanya di momen tertentu saja untuk menghormati budaya. Padahal menurut Marsha dan Putri, kebaya juga bisa menjadi busana sehari-hari, lho.
Ada banyak jenis kebaya yang dimiliki Indonesia, mulai dari yang desainnya tradisional hingga modern. Keragaman model kebaya ini memberikan kemudahan bagi Marsha untuk memilih kebaya mana yang akan dikenakannya hari ini atau pun esok.
“Buat aku itu pilihan yang mudah, ya. Membiasakan diri pakai kebaya itu kayaknya awareness aja gitu, menyadarkan diri bahwa ya, memang ini busana sehari-hari. Jadi semua model baju kerja itu rata-rata bentuknya kebaya,” ujar Marsha.
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis kebaya yang dikenal di Indonesia adalah Kebaya Kartini. Busana yang satu ini memiliki ceruk atau V line yang tidak terlalu dalam sehingga kebaya jenis ini sering menjadi pilihan Masha untuk berkegiatan formal seperti bekerja. Selain itu, kebaya labuh yang modelnya sedikit panjang seperti tunik juga termasuk favorit Marsha karena melambangkan kesederhanaan.
Sementara itu, kebaya kutubaru menjadi top of mind bagi Putri untuk pakaian sehari-hari karena lebih memungkinkan udara untuk bersirkulasi sehingga tidak menimbulkan rasa panas. Putri juga lebih sering memadukan kebayanya dengan rok, kain lilit, atau pun kain jarik yang biasanya bermotif batik.
Meski begitu, bukan berarti kita tidak boleh memakai kebaya tanpa kain ya, Ladies. Kini sudah banyak, kok, kebaya modern yang bisa dipadukan dengan fesyen item lain yang lebih kekinian sesuai dengan gaya perempuan muda tentunya. Menurut Putri, ragam inovasi dalam berkebaya justru sangat dibutuhkan untuk menarik minat lebih banyak generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya nggak bisa bilang bahwa, nggak boleh kebaya dicampur dengan jeans atau apa gitu. Kalau kebayanya sudah modern kan sah-sah saja. Jadi kembali ke intensi si orang itu, apakah dia memakainya akan merasa keren dan nyaman, oh silakan, please do it,” pungkas Putri.
Nah, Ladies, jadi jangan ragu lagi untuk berkebaya meski sedang beraktivitas sehari-hari, ya. Apalagi, kini kebaya sedang diajukan ke Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda atau Intangible Cultural Heritage yang akan semakin meningkatkan value busana bersejarah itu.