Dermatolog Indonesia Kembangkan Face Mist dari Minyak Cempaka untuk Jemaah Haji

12 Desember 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi face mist. Foto: vijay solanki photography/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi face mist. Foto: vijay solanki photography/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat menunaikan ibadah haji, jemaah tidak hanya menghadapi tantangan spiritual, tetapi juga fisik, terutama terkait dengan kondisi kulit. Perjalanan jauh, cuaca ekstrem, dan perubahan pola hidup selama beribadah haji seringkali menyebabkan kulit jemaah rentan terhadap berbagai masalah, mulai dari iritasi hingga dehidrasi parah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para dermatolog pada kompetisi L’Oreal Hair & Skin Research Grant 2024, dari 50 orang jemaah haji, hanya 10% yang memiliki persiapan untuk perawatan kulit mereka selama beribadah. Hal ini tentu menjadi masalah yang cukup serius mengingat paparan cuaca di negara Arab terbilang cukup ekstrem.
Seorang wanita mengipasi wajah seorang jamaah haji untuk menenangkan diri saat mereka menjalani ibadah, di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. Foto: REUTERS/Saleh Salem
Mendengar permasalahan ini, kelompok pemenang Tim C L’Oreal Hair & Skin Research Grant 2024 mengusulkan sebuah proposal yang mengembangkan skincare dalam bentuk Face Mist dengan bahan dasar asal Indonesia, yakni campuran Minyak Kulit Kayu Mesoyi (Cryptocarya massoia) dan Minyak Bunga Cempaka (Magnolia champaca) untuk para calon jemaah haji.
Pemilihan kayu mesoyi dan bunga cempaka didasari dengan alasan bahwa keduanya merupakan etnomedisin asal Indonesia yang ingin mereka tampilkan, mengingat Hair & Skin Research Grant ini juga mengajak para ilmuwan dan dermatologi mengembangkan bahan alami yang dibudidayakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Cempaka dan mesoyi itu sebenarnya sudah sering digunakan di masyarakat kita. Baik pangan ataupun obat-obatan zaman dulu gitu. Nah, ternyata di studi baru-baru ini secara sains itu terbukti punya khasiat, untuk pangan bisa, kemudian antioksidan bisa. Jadi kita mengangkatnya itu memang dari masyarakat, tradisional medicine gitu. Kemudian kita saintiskan, kita ilmiahkan,” jelas Burhan Ma’arif, selaku apoteker & ahli farmasi sekaligus anggota Tim C dalam acara Winner Announcement Hair & Skin Research Grant 2024, di Raffles Hotel Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Ilustrasi kulit kering. Foto: metamorworks/Shutterstock
Efektivitas dari face mist ini akan diuji lebih lanjut melalui serangkaian uji coba untuk menemukan komposisi yang paling optimal. Fokus utama pengujian adalah untuk memastikan produk ini dapat memberikan perlindungan, sifat anti-bakteri, perlindungan dari sinar UV, serta menjaga kelembapan kulit.
ADVERTISEMENT
Setelah komposisi yang tepat ditemukan, prototipe produk akan dibuat dan diuji untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya. Hanya setelah melalui uji coba yang memadai, produk ini akan diperkenalkan kepada jemaah haji.
Saat ini, produk masih dalam tahap pengujian, sehingga belum ada prediksi pasti mengenai peluncurannya, namun tim pengembang memastikan bahwa kualitasnya akan diuji secara menyeluruh sebelum digunakan.
“Dengan bangganya kita ingin memaksimalkan apa yang kita punya, potensi yang kita punya, kita bisa memberikan impact atau dampak pada kesehatan. Mungkin sekarang hanya untuk haji, tapi nantinya untuk seluruh masyarakat Indonesia. Enggak cuma pada saat ibadah haji, tapi bisa untuk seharian tinggal di Indonesia juga bisa,” jelas Prida Ayudianti selaku dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus salah satu anggota Tim C.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monica Tobing