Dermatolog: Minyak Kelapa Aceh Punya Kualitas Terbaik untuk Perawatan Rambut

12 Desember 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak kelapa. Foto: Africa Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak kelapa. Foto: Africa Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Minyak kelapa telah lama dikenal sebagai bahan alami yang memiliki banyak manfaat untuk perawatan rambut. Berbagai produk kecantikan kini memasukkan minyak kelapa sebagai bahan utama mengingat kemampuannya dalam melembapkan, memperkuat, hingga membantu menghilangkan ketombe.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak semua minyak kelapa diciptakan dengan khasiat yang setara. Salah satu minyak kelapa yang menjadi sorotan dalam produk perawatan rambut ialah minyak kelapa tradisional asal Aceh. Menurut sebuah uji klinis, minyak kelapa Aceh menawarkan manfaat lebih apabila dibandingkan dengan minyak kelapa pada umumnya. Bagaimana bisa?
“Minyak kelapa tradisional Aceh ini melewati proses fermentasi, itu yang membuat dia berbeda sedikit dengan minyak kelapa pada umumnya. Setelah melalui beberapa penelitian, hasilnya ialah minyak kelapa Aceh ini lebih efektif karena terdapat antiradang, antibakteri, dan antioksidannya terbilang lebih tinggi,” ujar dokter Nanda Earlia selaku dokter spesialis kulit dan kelamin dalam acara Winner Announcement L’Oreal Hair & Skin Research Grant 2024, di Raffles Hotel Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Ilustrasi perempuan menyisir rambut. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
Salah satu proses yang harus dilalui sebelum menjadi minyak kelapa secara utuh ialah fermentasi pliek-u. Pliek-u sendiri merupakan bahan pangan tradisional yang telah lama digunakan masyarakat Aceh, terutama pada proses pembuatan bumbu masak. Proses pembuatan pliek-u melibatkan fermentasi kelapa yang sudah menjadi keahluan para petani secara lokal.
ADVERTISEMENT
Fermentasi ini sebenarnya merupakan cairan yang awalnya dibuang karena baunya tidak sedap. Namun, dalam inovasi dan penelitian yang dilakukan dokter Nanda bersama dengan timnya, minyak yang berasal dari ampas pliek-u tersebut kini dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah produk yang berkhasiat bagi rambut, khususnya menghilangkan ketombe.
Ilustrasi mengecek ketombe. Foto: Shutter Stock
Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Aceh juga turut berperan dalam memastikan proses pengolahan dari ampas pliek-u tetap higienis. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dalam pengolahan bahan pangan lokal dapat memberikan manfaat lebih, khususnya untuk kesehatan. Selain itu, penggunaan minyak ini sebagai alternatif media menunjukkan adanya potensi besar dalam pemanfaatan bahan-bahan lokal yang sebelum dianggap sebagai limbah.
Meskipun begitu, menghasilkan sebuah produk yang berhasil pastinya tidak akan terlepas dari sebuah tantangan. Menurut dokter Nanda, tantangan terbesarnya dalam mengolah minyak hasil fermentasi ini ialah menghilangkan bau tidak sedap. Maka dari itu, dibutuhkan beberapa uji coba menggunakan bahan yang dapat mengalahkan bau dari minyak itu sendiri, salah satunya jasmine.
ADVERTISEMENT
“Salah satu campuran yang pernah kita coba untuk menghilangkan bau tidak sedapnya adalah jasmine karena saat kita mencobanya menggunakan kopi, itu masih kalah. Bau tidak sedap itu masih menjadi tantangan kita karena ini adalah hasil fermentasi, jadi waktu kita coba pakai jasmine baunya cukup hilang. Tapi, ini juga dengan harapan tidak mengurangi esensi dari minyak itu sendiri,” ujar Nanda.