Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Gempa bumi yang melanda Pulau Lombok pada Juli 2018 lalu masih menyisakan duka yang mendalam bagi para korbannya. Bencana alam tersebut menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 401 orang luka-luka dan lebih dari 10 ribu rumah rusak hingga rata dengan tanah. Tak dapat dipungkiri, bencana alam ini memberikan dampak kepada para korban, termasuk perempuan dan anak-anak, yang mengalami trauma akibat gempa yang mengguncang Lombok.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, NIVEA , sebagai salah satu brand perawatan kulit yang dekat dengan perempuan tergerak melakukan inisiatif untuk membantu para korban gempa tersebut. Melalui program NIVEA Sentuhan Ibu, NIVEA bekerja sama dengan One Health Collaborating Center (OHCC) Universitas Udayana Bali memberikan dukungan bertajuk Program Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial. Program ini berupa rangkaian terapi (intervensi) selama tiga bulan yang dilakukan di Desa Kekait, Lombok Barat, kepada 168 orang ibu-ibu dan anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun.
Sebagian dari ibu dan anak di Desa Kekait ini tinggal di Huntara (Hunian Sementara) yang dibangun di atas lapangan luas. Sebagian dari mereka telah kembali ke rumah masing-masing sambil perlahan membetulkan rumahnya yang terkena dampak gempa bumi tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua One Health Collaborating Center Udayana, Dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K) memaparkan, ada dua jenis terapi yang dilakukan kepada korban gempa Lombok ini. Yang pertama adalah mindfulness therapy yang diadakan selama tiga kali pertemuan. Terapi ini berfokus untuk melatih kesadaran dan pernapasan, menyadari bagian tubuh agar lebih rileks, mewarnai dengan detail untuk melatih fokus, hingga latihan berjalan (mindful walking) untuk melatih fokus pada gerakan tubuh.
Terapi berikutnya adalah play therapy yang juga dilakukan selama tiga kali pertemuan. Di sini, ibu dan anak melakukan terapi bersama-sama untuk membangun bonding antara keduanya dengan melibatkan banyak sentuhan. Ada berbagai aktivitas yang dilakukan, mulai dari menari bersama, ibu membacakan cerita dongeng pada anaknya, hingga ibu melakukan pijatan yang mempererat hubungan keduanya. Semua itu dilakukan agar anak merasa lebih dekat dengan sang ibu sekaligus perlahan menghilangkan trauma pascagempa.
ADVERTISEMENT
"Selama program intervensi ini berlangsung, kami melibatkan institusi di Nusa Tengga Barat seperti RSJ Mutiara Sukma, Kantor Dinas Layanan Sosial Mataram, UIN Mataram, hingga kader dan organisasi pemuda setempat. Secara signifikan, program ini menunjukkan perubahan positif kesehatan mental para ibu dan anak," jelas Dr. Sri di acara yang sama.
Rupanya, ada satu hal yang menarik perhatian tentang hubungan anak dan ibu di Lombok. Dituturkan oleh perwakilan dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, I Gusti Ayu Diah Fridari, S.Psi, M.Psi, Ph.D, ada suatu kondisi di mana ibu jarang menyentuh anaknya. Ketika sang anak disentuh, mereka akan menolak karena merasa geli atau malu.
"Di beberapa daerah, kondisi ekonomi membuat para ibu tidak sering bersentuhan dengan anaknya, karena mereka bekerja sebagai buruh, petani atau pedagang di pasar sehingga tidak ada waktu bonding yang kuat. Sedari SD, anak-anak banyak yang masuk asrama atau pesantren sehingga tuntutan mandiri pada anak lebih tinggi," papar Diah.
Dituturkan oleh Diana Riaya, Marketing Manager NIVEA Skin Care, program dukungan ini merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk membantu meringankan beban mental dan psikososial korban gempa Lombok yang sebagian besar adalah para ibu, karena ibu adalah sosok yang memiliki peran penting dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
"Di NIVEA, kami sadar bahwa ibu adalah perempuan luar biasa. Karena itu, ibu menjadi fokus perhatian dalam program NIVEA Sentuhan Ibu. Terapi yang dilakukan di sini adalah terapi berpasangan antara ibu udan anak untuk meningkatkan bonding dan empati dalam mengurangi gejala kecemasan dan stres, sekaligus meningkatkan kesehatan mental para ibu dan anak korban bencana," ujar Diana saat memberikan kata sambutan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (17/8).
Program Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial ini juga didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. Asisten Deputi Ketahanan Gizi Kesehatan Ibu Anak Meida Octarina berharap, kegiatan seperti ini bisa dilakukan terus-menerus secara berkelanjutan sebagai wujud gotong-royong dalam menghadapi bencana.
"Kami berharap, program seperti ini bisa dijadikan acuan dalam pelaksanaan fase rehabilitasi bencana yang didukung oleh kekuatan akademisi, pelaku bisnis, pemerintah dan civil society," tutur Meida.
ADVERTISEMENT
Di akhir acara, Diana Riaya berharap program ini akan terus berkelanjutan dan diteruskan oleh para peserta program kepada para korban gempa Lombok lainnya yang masih membutuhkan terapi kesehatan mental dan psikososial.
"Sebagai kelanjutan program ini, NIVEA terus mendukung agar pengetahuan yang didapatkan terus dilanjutkan dan didukung oleh pihak terkait di Lombok sehingga dapat memberikan hasil yang bermanfaat kepada para peserta secara berkelanjutan," tutup Diana.