Ini Signifikansi Prosesi Pematahan Tongkat di Depan Peti Mati Ratu Elizabeth II

21 September 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Charles III (kiri) menyaksikan saat Lord Chamberlain mematahkan Tongkat Kantornya di Layanan Komitmen untuk Ratu Elizabeth II yang diadakan di Kapel St George di Kastil Windsor pada Senin (19/9/2022). Foto: Ben Birchall / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Raja Charles III (kiri) menyaksikan saat Lord Chamberlain mematahkan Tongkat Kantornya di Layanan Komitmen untuk Ratu Elizabeth II yang diadakan di Kapel St George di Kastil Windsor pada Senin (19/9/2022). Foto: Ben Birchall / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth II telah dikebumikan di kediaman favoritnya semasa hidup, Kastil Windsor, pada Senin (19/9). Di hari penuh duka tersebut, rangkaian prosesi bermakna dilakukan; mulai dari pemindahan peti mati dari Westminster Hall, upacara pemakaman kenegaraan di Westminster Abbey, hingga kebaktian terakhir di Kapel St George, Kastil Windsor.
ADVERTISEMENT
Ketika peti mati sang Ratu tiba di Kapel St George pada Senin (19/9) sore waktu Inggris, kebaktian terakhir (Committal Service) dilakukan dan dipimpin oleh David Conner, Dean of Windsor (kepala gereja Kapel St. George). Kebaktian terakhir itu dilingkupi suasana sedih nan sendu, sebab di momen itulah peti mati sang Ratu diturunkan ke dalam Royal Vault, pemakaman yang berlokasi di bawah tanah Kapel St. George.
Sejumlah ritual simbolis pun dilakukan di detik-detik terakhir sebelum peti mati Ratu Elizabeth II dikebumikan ke Royal Vault. Contohnya, sejumlah benda simbolis penanda kekuasaan sang Ratu, yakni Imperial State Crown beserta orb dan sceptre, diangkat dari atas peti mati ke altar gereja.
Setelahnya, seorang pejabat senior rumah tangga Kerajaan Inggris—bergelar Lord of Chamberlain—tampak mematahkan sebuah tongkat panjang di hadapan peti mati Ratu Elizabeth II. Usai tongkat dipatahkan menjadi dua, Lord of Chamberlain meletakkannya di atas peti mati sang Ratu. Barulah peti mati diturunkan ke dalam Royal Vault, dengan diiringi oleh doa-doa oleh pemuka agama.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa makna di balik pematahan tongkat tersebut? Apa signifikansi dari prosesi pematahan tongkat itu? Buat kamu yang penasaran, kumparanWOMAN telah merangkum penjelasannya dari sejumlah sumber. Simak selengkapnya di sini, ya.

1. Apa itu Wand of Office?

Raja Charles III (kiri) menyaksikan saat Lord Chamberlain Andrew Parker mematahkan Tongkat Kantornya di Layanan Komitmen untuk Ratu Elizabeth II yang diadakan di Kapel St George di Kastil Windsor pada 19 September 2022. Foto: Joe Giddens/Pool/AFP
Dilansir The Guardian, tongkat itu bukan sembarang tongkat kayu, Ladies. Tongkat berwarna putih itu memiliki nama, yaitu Wand of Office. Tongkat ini awalnya merupakan alat yang digunakan oleh Lord of Chamberlain untuk menegur atau memperingatkan staf-staf di Istana jika mereka terlalu gaduh.
Lord of Chamberlain merupakan staf paling senior dalam Rumah Tangga Kerajaan Inggris. Seorang Lord of Chamberlain bertugas untuk mengelola Istana serta merencanakan upacara-upacara besar kerajaan, seperti pernikahan atau pemakaman.
ADVERTISEMENT
Saat prosesi pemakaman berlangsung, jabatan Lord of Chamberlain dipegang oleh Lord Andrew Parker, Baron Parker of Minsmere. Ia merupakan Lord of Chamberlain kedelapan dan terakhir yang ditunjuk oleh Ratu Elizabeth II.
Lord Andrew Parker resmi bertugas sejak 1 April 2021, sekitar seminggu sebelum kematian suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip. Perencanaan pemakaman sang Duke of Edinburgh menjadi tugas resmi kerajaan pertama Lord Andrew Parker.

2. Mengapa tongkat itu dipatahkan?

Raja Charles III (kiri) menyaksikan saat Lord Chamberlain Andrew Parker mematahkan Tongkat Kantornya di Layanan Komitmen untuk Ratu Elizabeth II yang diadakan di Kapel St George di Kastil Windsor pada 19 September 2022. Foto: Jonathan Brady/POOL/AFP
Sebagaimana yang terlihat dalam siaran langsung prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II, Lord Andrew Parker—sebagai Lord of Chamberlain yang menjabat—mematahkan Wand of Office menjadi dua di hadapan peti mati sang Ratu.
Setelahnya, Lord Andrew meletakkan tongkat yang sudah dipatahkan itu di atas peti mati. Tongkat tersebut pun ikut dikuburkan bersama dengan peti sang Ratu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Guardian, prosesi “breaking of the stick” ini merupakan simbol dari berakhirnya masa jabatan dan jasa Lord of Chamberlain terhadap penguasa Kerajaan Inggris.
Dengan kematian penguasa Inggris yang sebelumnya, maka Kerajaan akan memiliki Lord of Chamberlain baru. Pemegang jabatan yang baru akan ditunjuk oleh Raja Charles III, anak sulung Ratu Elizabeth II. Lord of Chamberlain selanjutnya akan menerima Wand of Office terbaru.

3. Pertama kali disiarkan di televisi

Pengawal Grenadier Batalyon 1 membawa peti mati Ratu Elizabeth II, dibungkus dengan Standar Kerajaan dan dihiasi dengan Mahkota Negara Kekaisaran dan bola serta tongkat kerajaan di dalam Kapel St George di Kastil Windsor. Foto: Ben Birchall / POOL / AFP
Pematahan Wand of Office di hadapan peti mati penguasa Inggris merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak lama. Namun, pada prosesi yang berlangsung pada Senin lalu ternyata merupakan kali pertama breaking of the stick disiarkan secara langsung.
Dilansir People, prosesi pematahan tongkat terakhir dilakukan pada 1952 silam, pada saat pemakaman ayah Ratu Elizabeth II, Raja George VI. Saat itu, Wand of Office dipatahkan oleh Lord of Chamberlain di bawah George VI, yakni Earl of Clarendon.
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di usia 96 tahun pada 8 September lalu. Penguasa Inggris selama 70 tahun ini berpulang di kediaman musim panas favoritnya, Kastil Balmoral, Skotlandia. 11 hari setelah kepergiannya, sang Ratu pun dimakamkan di Kastil Windsor, tepatnya di King George VI Memorial Chapel, salah satu area di Kapel St. George.
Ia dimakamkan bersamaan dengan jenazah sang suami, Pangeran Philip, yang meninggal pada 9 April 2021. Keluarga Ratu Elizabeth II, mulai dari ayahnya, Raja George VI; ibunya, Queen Elizabeth The Queen Mother; dan adiknya, Putri Margaret, juga dimakamkan di kapel tersebut.