Inspiratif! Ini 4 Fakta Konser Coldplay yang Ramah Lingkungan dan Sustainable

20 November 2023 13:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 1 Juli 2024 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grup musik Coldplay tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Grup musik Coldplay tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Konser band asal Inggris, Coldplay, baru saja digelar di Indonesia pada Rabu (16/11) lalu. Pertunjukan band pelantun lagu Yellow ini sudah dinanti-nanti oleh para penggemar di Tanah Air, mengingat konser Music of the Spheres tersebut menjadi kali pertama Coldplay menapakkan kaki di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain pengalaman konser yang menyenangkan, setlist atau kumpulan lagu yang populer, serta dekorasi yang meriah, satu hal yang patut disorot dari konser Coldplay ini adalah prinsip sustainability. Ya, Chris Martin dkk. sangat tegas dalam melakukan konser ramah lingkungan dan berkelanjutan, sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak terhadap perubahan iklim.
Dalam update terbaru di laman resmi Coldplay, tur Music of the Spheres berhasil menghasilkan 47 persen lebih sedikit emisi karbon ketimbang tur-tur mereka sebelumnya pada 2016 dan 2017. Tak hanya itu, 66 persen dari total sampah yang dihasilkan selama tur berhasil dialihkan dari tempat pembuangan akhir.
Pemutaran lagu Humandkind yang membuat wristband menyala merah sign AIA Vitality. Foto: Instagram/@annalee
Selain pencapaian tersebut, apa saja inisiatif Coldplay dan timnya dalam menciptakan green concert atau konser ramah lingkungan? Berikut penjelasan yang telah kumparanWOMAN rangkum, Ladies.
ADVERTISEMENT

1. Menerapkan tiga prinsip sustainability dan rendah jejak karbon

Dikutip dari laman resmi Coldplay, tur Music of the Spheres memiliki tiga prinsip utama dalam mencapai keberlanjutan dan meminimalisasi jejak karbon. Prinsip-prinsip tersebut adalah reduce (mengurangi), reinvent (menciptakan kembali), dan restore (mengembalikan).
Pada prinsip reduce, Coldplay dan timnya mengurangi konsumsi emisi dan melakukan recycle (daur ulang) semaksimal mungkin, untuk memotong emisi karbon dioksida hingga 50 persen.
Untuk prinsip reinvent, Coldplay mendukung teknologi hijau terbaru dan mengembangkan metode konser yang berkelanjutan dan meninggalkan jejak karbon rendah.
Terakhir, untuk prinsip restore, band beranggotakan empat personel ini berupaya membuat tur Music of the Spheres sangat bermanfaat untuk lingkungan. Ini dilakukan dengan cara membiayai proyek-proyek berbasis alam dan teknologi serta menurunkan emisi karbon lebih rendah ketimbang produksi karbon yang dihasilkan sepanjang tur.
ADVERTISEMENT
Kapal pembersih sungai Interceptor sumbangan dari Coldplay. Foto: The Ocean Cleanup

2. Menggunakan sistem terbarukan sebagai daya

Dikutip dari Variety, konser Coldplay tahun ini menggunakan sistem baterai elektrik yang menggunakan 100 persen energi yang dapat diperbarui. Energi ini dipakai untuk memberi daya pada audio, pencahayaan, hingga laser yang digunakan sepanjang konser.
Dalam situs resmi Coldplay, tercatat bahwa grup musik ini menerapkan panel matahari fotovoltaik yang energinya bersumber dari sinar matahari. Daya baterai diisi dengan menggunakan panel ini tepat saat Coldplay tiba di lokasi konser. Mereka juga menggunakan bahan bakar diesel terbarukan, yakni palm-oil free Hydrotreated Vegetable Oil. Bahan ini diproduksi 100 persen dari bahan mentah terbarukan seperti limbah dan residu minyak goreng.
Yang sangat menarik adalah penggunaan energi kinetik sebagai daya sepanjang konser. Coldplay menerapkan lantai kinetik di berbagai area dalam lokasi konser sehingga gerakan yang dilakukan para penggemar, seperti menari dan melompat, bisa dikonversikan ke dalam energi. Mereka juga menggunakan sepeda khusus untuk menghasilkan listrik selama pertunjukan berlangsung.
Grup musik Coldplay tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

3. Menggunakan teknologi rendah energi

Untuk menurunkan konsumsi daya berlebih, konser Music of the Spheres menggunakan layar LED dan sistem lighting rendah energi. Ini menghasilkan konsumsi daya yang jauh lebih rendah ketimbang konser-konser mereka sebelumnya, yaitu hingga 50 persen.
ADVERTISEMENT

4. Memakai bahan-bahan ramah lingkungan

Confetti yang digunakan sebagai special effects sepanjang konser juga dibuat dengan bahan yang 100 persen dapat terurai. Efek api yang digunakan juga menggunakan teknologi baru yang berkelanjutan sehingga menghasilkan lebih sedikit zat-zat kimia berbahaya.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam konser Music of the Spheres Coldplay adalah gelang tangan LED yang bisa bersinar dalam lokasi konser. LED wristband tersebut bisa dipakai ulang karena penonton harus mengembalikannya setelah konser berakhir. Selain itu, gelang ini juga diproduksi menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari tumbuhan.
Grup musik Coldplay tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Panggung konser Coldplay pun dibangun menggunakan bahan-bahan ringan, rendah karbon, dan dapat digunakan ulang seperti besi daur ulang. Setelah konser berakhir, bahan-bahan tersebut bisa dipakai kembali atau didaur ulang secara benar.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, apakah kamu jadi semakin kagum dengan Coldplay?