Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Perempuan Pengidap Endometriosis Dipermalukan Apoteker saat Beli Obat
13 September 2023 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seakan sudah jatuh, lalu tertimpa tangga pula. Itulah yang dirasakan oleh seorang perempuan penderita endometriosis bernama Anna Dooley. Perempuan asal Australia ini membagikan pengalaman kurang mengenakkan yang ia alami di apotek ketika hendak membeli obat pereda rasa sakit atau painkiller untuk kondisi endometriosisnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Daily Mail, Anna menceritakan pengalaman tersebut lewat akun TikTok pribadinya, @thehooleydooley. Anna sendiri sudah mengidap kondisi endometriosis sejak usianya 15 tahun.
Akibat endometriosis tersebut, ia sering kali merasakan kesakitan yang luar biasa. Bahkan, ia juga pernah dirawat di rumah sakit dan empat kali menjalani operasi endometriosis.
Menurut Mayo Clinic, endometriosis adalah kondisi di ketika jaringan endometrium tumbuh secara abnormal di luar rahim. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, terlebih saat siklus menstruasi. Endometriosis juga bisa menyebabkan masalah pada kesuburan.
Kondisi ini akhirnya membuat Anna harus mengonsumsi obat painkiller yang sangat kuat. Namun, ketika ia akan membeli obat tersebut, ia justru dipermalukan oleh apoteker, di hadapan pelanggan lainnya di dalam apotek.
ADVERTISEMENT
Ketika Anna mengisi daftar resep obat di apotek tersebut, Anna mengatakan bahwa si apoteker justru membahas soal overdosis painkiller. Ucapan apoteker itu seakan mengindikasikan bahwa Anna merupakan seorang pecandu narkoba.
“Tanpa mengatakan ‘Hai, apa kabar,’ ia justru bilang, ‘Awas, nanti kamu bisa overdosis,’ di hadapan semua orang di apotek,” kata perempuan yang berprofesi sebagai komedian tersebut kepada media 7Life.
Anna akhirnya menjelaskan kondisinya kepada si apoteker, mulai dari endometriosis yang ia derita hingga riwayat rawat inap di rumah sakit akibat kondisi tersebut. Namun, Anna mengeklaim bahwa apoteker itu tampak tidak peduli. Bahkan, si apoteker memberikan obat gratis yang dikonsumsi untuk mencegah overdosis.
“Dia [si apoteker] mengatakan, ‘Saya harus memberikan Anda obat ini secara legal, ini gratis, kalau ternyata Anda overdosis,’” ungkap Anna. Obat yang dimaksud adalah Naloxone, obat spray yang diberikan oleh Pemerintah untuk pengguna obat painkiller kuat yang berfungsi untuk mengurangi efek opioid yang bisa mencegah overdosis.
ADVERTISEMENT
Anna mengatakan, penjelasan dari Anna soal endometriosis yang ia derita tetap tidak didengar oleh si apoteker. Menurut Anna, apoteker itu justru terus membicarakan soal overdosis, seakan-akan itu adalah bercandaan.
Apoteker itu bahkan menyarankan Anna untuk menonton serial Netflix bertajuk Painkiller, yang menceritakan soal krisis opioid di Amerika Serikat.
Anna pun akhirnya mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh apoteker tersebut, agar ia bisa cepat-cepat keluar dari apotek itu. Namun, Anna mengakui bahwa pengalaman tersebut membuatnya merasa malu.
“Ia membuat saya merasa malu hanya karena saya membutuhkan pertolongan. Saya tidak mengerti kenapa dia tidak bisa memperlakukan saya layaknya manusia dan berhenti mempermalukan saya di depan semua orang,” tutup Anna, dilansir Daily Mail.
ADVERTISEMENT