Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Putri Kerajaan Norwegia yang Kerja Jadi Tukang Cuci Piring
13 Januari 2022 8:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebagian dari kamu yang mengikuti kisah kerajaan di seluruh dunia mungkin sudah tahu kalau anggota keluarga kerajaan akan mendapat pekerjaan dari istana masing-masing. Biasanya tugas tersebut berkaitan dengan badan amal atau hubungan internasional dengan negara dan kerajaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Tapi hal ini tidak terjadi pada Putri Ingrid Alexandra dari Kerajaan Norwegia . Anak dari Pangeran Haakon dan Putri Mette-Marit ini punya pekerjaan pertama yang berbeda dari anak-anak kerajaan lain. Menurut laporan media Norwegia, Se og Hør, perempuan 17 tahun ini pernah bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran Italia bernama Skur 33 di Oslo, Norwegia, saat liburan musim panas.
"Usia Putri Ingrid terlalu muda untuk jadi pelayan yang menyajikan alkohol. Tapi dia bisa bekerja sebagai tukang cuci piring. Mungkin menurut kalian pekerjaan tersebut tidak cocok untuk calon penerus tahta Kerajaan Norwegia. Tapi ternyata orang tuanya sangat mendukung Putri Ingrid untuk menerima tawaran pekerjaan itu," begitu menurut laporan Se og Hør.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut laporan Hola, sepertinya Putri Ingrid terinspirasi dari sang ibu yang dulunya pernah bekerja sebagai pelayan restoran saat masih menjadi ibu tunggal dan belum menikah dengan Pangeran Haakon. Tapi saat ini Putri Ingrid sudah kembali melanjutkan SMA dan konsentrasi dengan pendidikannya.
Diketahui, meski menjadi anak tertua dari pangeran kerajaan, Putri Ingrid duduk di posisi kedua pewaris tahta Kerajaan Norwegia setelah adiknya, Pangeran Sverre Magnus. Hal ini terjadi karena aturan kerajaan yang sudah ada sejak 1990. Saat nantinya menjadi ratu, Putri Ingrid akan jadi pemimpin perempuan kedua setelah Ratu Margaret yang jadi Ratu Norwegia pada abad ke-15.