Komitmen Cinta Laura di Bidang Lingkungan sebagai Komisaris Perusahaan Energi

7 Desember 2023 19:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 1 Juli 2024 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cinta Laura pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cinta Laura pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Cinta Laura kini tengah menjabat sebagai komisaris PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA). Perusahaan tersebut berkomitmen membantu pemerintah dalam memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis biomassa untuk menyuplai energi listrik.
ADVERTISEMENT
OASA sendiri tengah membangun sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di sejumlah wilayah. Ada di Bangka Belitung, Banten, NTB, maupun Belora. PLTBm menggunakan bahan organik seperti limbah pertanian, perkebunan, hingga industri.
Cinta Laura pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Cinta lalu bercerita tentang kariernya di bidang tersebut. Menurut Cinta, isu lingkungan memang menjadi salah satu minatnya selama menjadi aktivis.
"Bangga sekali bisa menjadi salah satu komisaris perusahaan energi terbarukan. Karena aku satu-satunya perempuan yang bisa dibilang umurnya jauh di bawah komisaris-komisaris lain dan untuk diberikan kepercayaan seperti itu (jadi kehormatan), walaupun mungkin pengalamannya belum sebanyak orang orang hebat yang menjadi komisaris bersama aku," cerita Cinta kepada kumparan, Kamis (7/12).
Cinta berbincang dengan kami di sela-sela acara kumparan Anak Bangsa Curhat (A.B.C). Cinta menjadi salah satu pembicara tentang revolusi AI di Binus University.
Columbia University. Foto: Jeff Whyte/Shutterstock
Jauh sebelum menjadi seorang komisaris, Cinta dikenal sebagai aktris dan penyanyi. Meski begitu, ia juga memiliki passion dalam aktivisme sosial. Setelah lulus dari Columbia University, misalnya, Cinta dipilih Indonesia Against AIDS untuk jadi brand ambassador pada 2015.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2019, Cinta sempat menjadi Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang diberikan oleh Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak. Ia juga aktif mengelola langsung yayasan yang didirikan ibunya, bernama Yayasan Soekarseno Peduli.
"Aku rasa aku bisa terpilih sebagai komisaris perusahaan tersebut karena mereka tahu bahwa aku sangat mempedulikan aksi. Mungkin banyak teman di luar sana tahu aku sebagai aktivis perempuan kesetaraan, gender, pendidikan dan lain sebagainya, isu lingkungan sebenarnya juga menjadi salah satu concern aku," imbuh dia.
Cinta Laura menyuarakan isu-isu perempuan dan anak. Foto: instagram/@claurakiehl
Cinta menyorot banyak aspek lingkungan juga berkaitan dengan kemanusiaan. Sehingga dirinya sangat tertarik menjalani tugasnya sebagai komisaris perusahaan EBT.
"Sebenarnya kerusakan lingkungan itu banyak sekali kaitannya dengan kondisi manusia dan kemanusiaan. Banyak orang tidak sadar, misalnya di tempat penampungan sampah kayak bantargebang terjadi child slavery (perbudakan anak)," kata Cinta.
ADVERTISEMENT
"Lokasi tersebut bukan hanya tempat pembuangan sampah, tapi bahkan dijadikan tempat tinggal bagi banyak orang yang kurang mampu. Jadi kesehatan mereka sangat terdampak. Penampungan sampah yang sangat tidak terstruktur itu mengeluarkan chemical yang sangat berbahaya seperti methane, methanol, misalnya, yang akhirnya membuat polusi udara semakin buruk," lanjut dia.
Cinta Laura saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Cinta mengakui dirinya bukan ahli dalam bidang lingkungan. Namun dalam menjalani tugasnya, lulusan Columbia University itu menyorot banyak masalah lingkungan yang harus diperhatikan di dunia bisnis.
"Kalau mungkin komisaris lainnya berkontribusi dari segi bisnis dan bagaimana mengembangkan value perusahaan kita, aku di situ untuk membantu mereka membangun komunitas agar masyarakat Indonesia lebih melek isu lingkungan. Dan mengubah habit-habit buruk mereka agar lebih ramah lingkungan," ujar Cinta.
ADVERTISEMENT
Cinta Laura (kiri) dan Wamenkominfo Nezar Patria saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Cinta tak menampik bekerja di perusahaan EBT tersebut punya sejumlah tantangan. Salah satu contoh, kata dia, dirinya harus mampu memperjuangkan kepentingan lingkungan.
"Aku berpikir tentang masa depan masyarakat Indonesia apalagi anak muda, yang seharusnya layak mendapatkan akses terhadap air bersih udara bersih. Karena itu semua adalah kebutuhan mendasar, kan. Jadi makanya akhirnya aku terjun ke dunia ini," jelasnya.
Cinta juga mengaku tengah belajar berkomunikasi dengan senior-seniornya yang masih mempertahankan prinsip lama. Yaitu, kata dia, prinsip yang belum tentu sesuai dengan situasi lingkungan saat ini.
Tampilan Cinta Laura saat Pungut Sampah di Citayam Fashion Week. Foto: Instagram/@claurakiehl
"Ya dari sisi aku aku meng-introduce values baru yang dipedulikan anak muda, gitu," ujar dia.
Cinta mengatakan dirinya bersyukur bisa menambah skill berbisnis dari para senior di perusahaan tersebut. Dirinya pun kini bisa berkontribusi merangkul masyarakat untuk mengubah budaya yang negatif bagi lingkungan.
Cinta Laura (kedua kiri) dan Wamenkominfo Nezar Patria, dan Subject Content Coordinator Binus University, Mariko Rizkiansyah (kiri) pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Perusahaan aku Maharaksa itu kan memiliki teknologi di mana kita bisa merubah sampah menjadi listrik. Waste to Energy. Tapi kalau misalnya habit masyarakat kita terus membuang sembarangan, tidak memilah sampah, masalahnya tidak akan pernah ada akhirnya dan solusi yang kita sudah hadirkan juga sudah tidak akan efektif," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Ada waktunya kita merangkul masyarakat supaya bisa mereka ikut menjadi agen perubahan," pungkasnya.
*Reporter: Annisa Thahira