Komitmen YSL Lawan Kekerasan dalam Hubungan Lewat Program Abuse Is Not Love

11 Juli 2023 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
YSL Beauty luncurkan program "Love is Not Love" di Indonesia. Foto: YSL Beauty
zoom-in-whitePerbesar
YSL Beauty luncurkan program "Love is Not Love" di Indonesia. Foto: YSL Beauty
ADVERTISEMENT
Komnas Perempuan mencatat bahwa kekerasan dalam hubungan mendominasi laporan pada 2023. Ada 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar, 622 kasus kekerasan terhadap istri, dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor terjadinya kekerasan ini karena adanya mispersepsi dalam masyarakat tentang hubungan dengan pasangan yang sehat. Selain itu, seringkali kekerasan dinormalisasi sebagai bentuk ekspresi cinta.
Terkait ini, beauty brand Yves Saint Laurent (YSL) meluncurkan program untuk mengedukasi publik mengenai kekerasan dalam hubungan. Brand di bawah naungan L'Oreal Indonesia tersebut merilis program Abuse Is Not Love.
Program ini melakukan kerja sama dengan mitra nonprofit, Yayasan Pulih, lewat pemberian pelatihan untuk memperkenalkan sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan.
Saat ini kasus mengenai kekerasan yang dilakukan oleh pasangan masih marak, terutama dalam rentang usia 16—24 tahun. Kekerasan tersebut bisa berbentuk kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku.
YSL Beauty luncurkan program "Love is Not Love" di Indonesia. Foto: YSL Beauty
Lewat program ini juga, YSL Beauty, yang punya misi untuk mendukung kebebasan perempuan dalam berbagai hal, meyakini bahwa kekerasan tersebut berawal dari hal-hal yang kecil.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, YSL Beauty menyebarluaskan sembilan tanda kekerasan dalam hubungan, mulai dari mengabaikan, mengancam, meremehkan, memanipulasi, mencemburui, mengontrol, mengintrusi, mengisolasi, hingga mengintimidasi.
General Manager L’Oreal Luxe Division Indonesia, Maria Adina, mengatakan YSL Beauty sangat percaya bahwa perempuan harus memiliki kebebasan dalam berpikir, menjalani hubungan, bahagia, dan aman.
“Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030,” ujarnya.

Gelar pelatihan untuk bantu meningkatkan kesadaran soal kekerasan dalam hubungan

YSL Beauty bersama Yayasan Pulih menghadirkan sesi pelatihan offline dan online. Adina yakin, hal ini bisa membuat masyarakat lebih bisa mengenali hubungan yang sehat dan membantu perempuan perlahan keluar dari hubungan toxic.
ADVERTISEMENT
“Melalui kerja sama ini, kami ingin menjangkau lebih banyak orang agar dampaknya dapat dirasakan secara luas. Kami berharap, lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu ini dan berani untuk angkat bicara,” jelas Yosephine Dian Indraswari, Executive Director Yayasan Pulih.
Erlangga Satrio, Brand General Manager YSL Beauty Indonesia, menjelaskan, dengan melakukan pelatihan ini, publik akan lebih paham mengenai arti L.O.V.E. Ini adalah singkatan dari learn the signs of abusive behavior (memahami sembilan tanda-tanda kekerasan dalam hubungan), offer support to those experiencing abuse (memberikan bantuan kepada yang membutuhkan), vigilantly take action to end abuse (memahami bagaimana mengambil bagian untuk mengakhiri kekerasan dalam hubungan), dan expect better from relationship (mendorong dan menginspirasi pasangan kita agar mewujudkan hubungan yang sehat).
ADVERTISEMENT

Menggandeng Isyana Sarasvati, Jihane Almira, & Shenina Cinnamon

YSL Beauty luncurkan program "Love is Not Love" di Indonesia. Foto: YSL Beauty
Untuk semakin menyuarakan program Abuse Is Not Love, YSL Beauty Indonesia menggandeng penyanyi Isyana Sarasvati, model dan aktris Jihane Almira, serta aktris Shenina Cinnamon. Ketiganya didapuk menjadi personality partner dari program ini.
Menurut Isyana, kekerasan hubungan merupakan isu penting yang harus dibahas karena masih banyak orang yang menganggap kekerasan dalam hubungan adalah hal biasa.
“Dengan mengenali sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, kita dapat lebih waspada untuk mencegah terjadinya kekerasan di kemudian hari sedini mungkin sebelum meningkat menjadi jenis kekerasan lain yang lebih parah.” paparnya.
Jihane Almira dan Shenina Cinnamon juga turut menyampaikan pendapat dan ajakan untuk masyarakat agar bisa menyadari tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan.
ADVERTISEMENT