Lebih Penting Dana Darurat atau Tabungan? Ini Kata Financial Planner

5 Agustus 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, kamu sering bingung menentukan prioritas dalam mengelola keuangan? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Sebab di usia muda kadang keuangan kita belum stabil sehingga dengan gaji satu bulan, kamu belum tentu bisa memenuhi semua kebutuhan dan keinginan dalam waktu yang bersamaan. Apalagi kalau kamu tidak menerapkan financial planning yang terstruktur, kebutuhan dasar pun bisa jadi terbengkalai.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu mengetahui apa saja kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Dalam workshop 360 Ladies, Annisa Steviani, seorang Financial Planner Influencer menjawab pertanyaan seputar prioritas dalam mengelola keuangan.
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Salah satunya adalah soal tabungan dan dana darurat. Kira-kira mana yang lebih penting di antara keduanya? Financial Planner Annisa Steviani mengupasnya dalam workshop 360 Ladies kumparanWOMAN. Simak rangkumannya berikut ini.

Perbedaan tabungan dengan dana darurat

Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
Annisa menjelaskan bahwa ketika kita berbicara mengenai pengelolaan keuangan, sudah tidak ada lagi yang namanya tabungan. Dalam financial planning, menurutnya tabungan biasa tidak dibutuhkan karena semua tabungan sudah ada namanya.
“Misalnya, reksa dana A ini dana darurat, deposito B ini uang sekolah anak yang sudah siap dibayar, reksa dana saham ini untuk dana pensiun. Jadi kalau ditanya mana yang lebih duluan, dana darurat itu selalu nomor satu karena itulah pelindung pertama kita untuk menghindari utang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga melanjutkan, dana darurat bisa membantu kita mengatasi kebutuhan mendesak tanpa mengandalkan kartu kredit.
"Kalau ada peristiwa yang sangat mendesak tapi tidak punya dana darurat, pasti kita akan bingung. Bayarnya pakai apa, ya? Akhirnya bayar pakai kartu kredit dulu. Untuk menghindari hal-hal seperti ini kita perlu memiliki dana darurat,” tuturnya.

Sumber dana darurat

Ilustrasi THR Ramadhan. Foto: Shutter Stock
Dana darurat paling cepat dikumpulkan dari uang kaget. Maksudnya apa? Uang kaget itu di antaranya ialah uang THR, uang bonus dari kantor, atau uang yang tiba-tiba terkumpul.
Jika Ladies mendapatkan uang dalam jumlah yang besar tersebut, sebaiknya disisihkan untuk dana darurat lebih dulu. Nah, setelah dana darurat sudah ada, baru secara perlahan pindah ke dana lainnya.
ADVERTISEMENT
Dana darurat yang tak kalah penting juga berupa asuransi. Jika kamu selalu membayar BPJS, maka pengelolaan keuangan kamu sudah aman. Tapi biasanya, orang sering melupakan asuransi jiwa. Jadi sebenarnya asuransi jiwa ini penting kalau yang mencari nafkah hanya satu di keluarga.

Penghitungan dana darurat

Ilustrasi mengatur pengeluaran keuangan. Foto: Getty Images
Jadi berapa persen yang harus disisihkan untuk dana darurat? Setidaknya, untuk dana darurat diperlukan nominal sebesar pengeluaran kamu tiap bulan.
Misalnya pengeluaran kamu tiap bulan Rp 1 juta, maka uang yang harus kamu anggarkan untuk dana darurat juga harus Rp 1 juta. Harapannya, kalau nanti kamu tiba-tiba kehilangan pekerjaan, setidaknya uang dana darurat ini bisa digunakan untuk makan, membayar listrik, dan kebutuhan pokok lainnya.
Nanti kalau sudah terbiasa, kamu bisa mulai meningkatkan jumlah pengumpulan dana darurat. Jadi target berikutnya adalah mengumpulkan tiga kali dana pengeluaran.
ADVERTISEMENT
“Kalau sudah bisa menyisihkan tiga kali pengeluaran bulanan, maka hidup kamu akan tenang. Contohnya, jika tiba-tiba mobil harus ke bengkel atau harus pulang kampung dadakan kamu jadi tidak repot lagi untuk biaya,” tutup Annisa Steviani.