Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Masterclass TBF Consultant x Pinterest Bantu Lokal Fashionpreneur Naik Kelas
14 Agustus 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Media sosial dan search engine, Pinterest , ibarat sebuah katalog raksasa bagi para lokal fashionprenuer, desainer, fashion blogger, dan pecinta mode. Di Pinterest, mereka bisa menemukan jutaan gambar, papan inspirasi, dan tren terbaru yang bisa menjadi sumber ide bagi koleksi, gaya pribadi, atau bahkan bisnis fashion mereka.
ADVERTISEMENT
Namun bagaimana jadinya kalau para lokal fashionprenuer tidak hanya memanfaatkan Pinterest untuk mencari inspirasi saja tapi juga berperan sebagai sumber inspirasi itu sendiri bagi jutaan orang di dunia? Sembari menginspirasi, keberadaan mereka di dalam ekosistem Pinterest juga akan membuka kesempatan pertemuan dengan pelanggan yang lebih luas. Tentunya sangat menarik, bukan?
Semangat dan kesempatan emas inilah yang dihadirkan oleh perusahaan konsultan fesyen, The Bespoke Fashion (TBF) Consultant dalam mendukung perjalanan para lokal brand owner untuk bisa semakin mengglobal. Menggandeng Pinterest Indonesia, TBF Consultant menggelar Masterclass bertajuk “From Local to Global: Scalling Your Local Business”, pada Rabu (7/8) secara luring di Hotel Monopoli, Jakarta dan daring melalui zoom.
Para pemilik brand fashion lokal yang mayoritas adalah perempuan ini berkesempatan langsung mendapat materi inspiratif dari Founder and CEO TBF Consultant Melinda Babyanna dan Strategic Partner Manager of Pinterest Marfanisha. Ada juga sesi sharing bersama Lira Krisnalisa, Founder Jenna & Kaia dan Dana Maulana, Founder Danjyo Hyoji.
ADVERTISEMENT
Baby, sapaan akrab Melinda Babyanna, menuturkan alasan digelarnya masterclass tersebut adalah untuk membantu para fashionpreneur mengekskalasi bisnisnya. Menurut Baby bukan mustahil brand-brand fashion lokal bisa menembus pasar global.
Kesempatan itu terbuka lebar asalkan para pebisnis fesyen ini memahami cara memanfaatkan media sosial secara optimal, salah satunya dengan Pinterest.
“Fashionpreneur untuk bisa mengglobal itu sebenernya banyak banget platform yang perlu dioptimalkan, salah satunya Pinterest. Para pebisnis fashion itu jangan hanya mikirin omzet aja, tapi pengetahuan. Makanya kenapa akhirnya terjadi masterclass ini,” ujar Baby.
Lebih luas lagi, Baby juga ingin masterclass ini menciptakan sebuah wadah serta komunitas yang saling membangun antarfashionpreneur.
Brand lokal bisa jadi sumber inspirasi di Pinterest
Senada, Marfanisha menjelaskan saat ini Pinterest tidak hanya digunakan untuk mencari referensi atau generasi sekarang menyebutnya dengan ‘inspo’. Demografi user di Pinterest yang bergeser sejak pandemi turut mengubah perilaku konsumen. Menurut Marfa, kini user mulai ‘bertransaksi’ dan melihat Pinterest selayaknya e-commerce.
ADVERTISEMENT
“Bedanya Pinterest dengan sosmed lain itu apa? Bedanya, user kalau buka Pinterest itu udah ada niatnya mau cari apa. Misal gaya baju ke kantor. Jadi mereka ga hanya scrolling around. Artinya usernya sudah sangat targeted,” ujar Marfa.
Sayangnya kebanyakan user Pinterest akan berakhir kecewa karena inspo-inspo yang bertebaran di board hanya sebatas foto aesthetic ala Pinterest. User seolah ‘kehilangan jejak’ untuk menemukan produk seperti yang ada di Pinterest.
Jadi inspirasi jutaan orang sembari perluas skala bisnis
Gap inilah yang menurut Marfa sangat potensial untuk digarap oleh para brand fashion lokal. Menurutnya brand-brand fashion bisa memulai untuk upload foto-foto di Pinterest lalu buat board sesuai dengan keyword-keyword fashion yang sedang tren.
ADVERTISEMENT
“Misal satu brand upload foto produknya di Pinterest, lalu dikasih judul ‘Inspo Outfit ke Kantor’. Nanti orang akan lihat, lalu fotonya di klik dan itu bisa ngelink ke website brand tersebut, sehingga orang bisa langsung belanja di sana,” ujar Marfa.
Tentunya kemudahan ini juga akan jadi satu experience yang menyenangkan bagi user karena Pinterest tidak lagi hanya menyediakan foto-foto estetik kekinian soal fashion, namun juga menyediakan akses untuk langsung tertuju pada brand yang menyediakan produk tersebut.
Dan bagi brand, kesempatan ini juga sangat potensial untuk mengeskalasi bisnis , bisa menjangkau market yang lebih luas bahkan menembus pasar global.
“Di global behaviour itu sudah sangat common. Dan di Indonesia juga arahnya sudah mulai ke situ. Jadi kenapa tidak para fashionpreneur memulai dari sekarang? Satu foto produk bisa dimasukkan ke banyak broad. Semakin broad ini terdistribusi, ekspansi audiencenya makin banyak. Misal konten cuma satu, tapi dimasukkan ke dalam 20 board. Itu gaungnya akan lebih jauh lagi,” ujar Marfa.
ADVERTISEMENT
Pinterest ingin membantu user bertemu dengan brand yang menginspirasi mereka
Marfa merinci, saat ini Pinterest memiliki 17 juta unique visitor di Indonesia setiap bulannya. Sedangkan untuk global tercatat ada 520 juta visitor setiap bulan. Dari jumlah tersebut, 55 persennya adalah Gen Z atau anak muda.
Menariknya hal yang paling banyak dicari di Pinterest adalah fashion, kemudian diikuti beauty atau produk kecantikan. Beberapa keyword yang saat ini sedang banyak dijelajahi antara lain Tennis Aesthetic, Airport Outfit, Travel Style, bahkan Old Money OOTD. Tidak hanya itu, menurut Marfa keyword ‘Batik’ juga cukup banyak dicari di Pinterest. Sayangnya, belum banyak brand yang mengunggah produk-produk batik di platform ini.
“Banyak yang nyari Batik di Pinterest tapi ga nemu, atau nemunya foto-foto lama. Exactly itu yang mau kita bantu. Jadi yang nyari ‘batik’ itu udah banyak banget. Orang-orang nyari inspirasi di Pinterest tapi ga nemu merchant atau brand ,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu melalui program masterclass ini, Pinterest sangat ingin menjembatani gap tersebut. Marfa mengatakan ke depan pihaknya akan lebih massif lagi merangkul brand-brand lokal dan ‘mempertemukan’ mereka dengan users Pinterest.
“Makanya itu yang menjadi concern kami, kami ingin agar Pinners atau user Pinterest itu bisa ‘ketemu’ dengan apa yang mereka cari,” tandasnya.