Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023–sebuah riset kolaborasi antara Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan bersama Badan Pusat Statistik (BPS)—mengungkapkan fakta bahwa perempuan lebih rentan mengalami depresi ketimbang laki-laki.
ADVERTISEMENT
Menurut riset tersebut, prevalensi depresi di kelompok perempuan mencapai 1,8 persen pada 2023. Artinya, secara nasional, hampir 2 dari 100 perempuan di Indonesia mengalami depresi. Sementara di kelompok laki-laki, prevalensinya lebih rendah yaitu 1 persen.
Sedangkan secara nasional, prevalensi depresi untuk seluruh usia di Indonesia tercatat sebesar 1,4 persen. Prevalensi penduduk dengan gangguan depresi tertinggi berada di Provinsi Jawa Barat dan terendah berada di Bali.
“Perempuan berisiko mengalami depresi 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki terutama setelah pubertas,” tulis laporan tersebut seperti dikutip kumparanWOMAN, Kamis (10/10).
Adapun survei ini dilakukan terhadap sekitar 315.000 sampel rumah tangga nasional. Survei terkait depresi ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner mini international neuropsychiatric interview (MINI), yakni wawancara singkat berisi 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan diajukan kepada individu berusia 15 tahun ke atas. Responden dikategorikan mengalami depresi jika menjawab ya untuk minimal 2 dari 3 pertanyaan terkait gejala utama, dan jawaban ya untuk minimal 2 dari 7 gejala tambahan.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, depresi didefinisikan sebagai kelainan suasana hati yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Seseorang yang mengalami depresi biasanya merasa sedih, cemas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka sukai, merasa tidak berharga, atau memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri, kehidupan, atau kematian.
Sementara itu, WHO mendefinisikan depresi sebagai kondisi kesehatan mental umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Hal ini ditandai dengan suasana hati yang tidak baik atau hilangnya kesenangan atau minat terhadap aktivitas dalam jangka waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Namun kondisi ini berbeda dengan perubahan suasana hati dan perasaan biasa terhadap kehidupan sehari-hari. Bedanya yaitu episode depresi biasanya berlangsung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, setidaknya selama dua minggu.
Orang dengan depresi mungkin mengalami gangguan tidur dan perubahan nafsu makan, memiliki perasaan rendah diri, pikiran tentang kematian, dan keputusasaan tentang masa depan. Kelelahan dan konsentrasi buruk juga sering terjadi.
Depresi yang tidak diobati juga dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan berbahaya, termasuk peningkatan risiko bunuh diri, gangguan kecemasan, gangguan fisik seperti nyeri kronis, dan masalah dalam hubungan interpersonal.
Penyebab depresi pada perempuan
Lalu, kenapa perempuan lebih rentan mengalami depresi? Hasil SKI 2023 menemukan bahwa perubahan hormonal pada masa remaja disertai dengan lingkungan sosial dan hubungan dengan teman sebaya menyebabkan perempuan lebih rentan terhadap dampak peristiwa negatif dalam hidup.
ADVERTISEMENT
“Perempuan mempunyai risiko depresi pada usia dini sejak bersaing dalam peran sosial, kurangnya pilihan dan beban peran dibanding laki-laki,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga mencatat ada beberapa faktor yang memainkan peran dalam timbulnya kondisi ini.
Pertama, faktor biologis. Saat mengalami depresi, otak manusia mengalami perubahan biologis, termasuk ketidakseimbangan zat kimia neurotransmiter seperti serotonin, noradrenalin, dan dopamin.
Hal ini membuat suasana hati menjadi lebih rentan terhadap perubahan. Ketidakseimbangan neurotransmiter membuat seseorang lebih mudah merasa sedih, cemas, atau marah, dan sulit untuk kembali ke keadaan emosional yang stabil.
Kedua, faktor genetik. Depresi ternyata dapat disebabkan karena faktor keturunan, Ladies. Artinya seseorang lebih rentan mengalami depresi jika ada riwayat keluarga yang menderita kondisi ini.
ADVERTISEMENT
Ketiga, faktor lingkungan. Beberapa kejadian atau situasi stres, seperti kehilangan orang terdekat, trauma, masalah keuangan, atau konflik hubungan, dapat menjadi pemicu depresi pada individu yang rentan.
Keempat, faktor kesehatan mental dan fisik. Gangguan kecemasan, gangguan tidur, dan kondisi medis tertentu seperti penyakit tiroid atau penyakit kronis juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya depresi.
Kondisi kesehatan perempuan Indonesia perlu jadi perhatian serius
Hasil temuan SKI 2023 tersebut menunjukkan bahwa kondisi kesehatan perempuan Indonesia perlu menjadi perhatian serius. SKI 2023 mendefinisikan kesehatan mental sebagai keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, belajar dengan baik, dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya.
“Kesehatan mental adalah komponen yang menyatu dari kesehatan. Karena makna dari kesehatan adalah keadaan sehat seseorang baik secara fisik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif,” tulis laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat terutama kelompok yang rentan depresi untuk segera mencari pertolongan atau pengobatan medis. Sebab pada SKI 2023 juga ditemukan bahwa sebesar 89,6 persen anak muda dengan depresi tidak mencari pengobatan yang tepat.
Menurut Kementerian Kesehatan, pengobatan depresi melibatkan pendekatan yang holistik, mencakup terapi obat dan terapi psikologis.
Lewat terapi obat, dokter dapat meresepkan antidepresan untuk membantu mengurangi gejala depresi. Antidepresan yang umum digunakan termasuk SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), SNRIs (Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors), dan trisiklik.
Selain itu, terapi psikologis seperti terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi bicara dapat membantu individu untuk mengatasi pemikiran negatif, mengembangkan strategi pengelolaan stres, dan mempelajari keterampilan baru dalam menghadapi depresi.
Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk mencegah depresi, Ladies. Namun ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya, seperti mengelola stres, membangun dukungan sosial yang kuat, mencari pengobatan sejak dini jika gejala depresi muncul, dan menjaga kesehatan fisik dan mental secara umum.
ADVERTISEMENT