Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal menurut desainer Indonesia, Phillip Iswardono, kain lurik punya nilai budaya yang sama dengan kain Indonesia lainnya. Oleh karena itu, selain jatuh cinta dengan kain lurik sejak lama, Phillip juga ingin menyetarakan nilai lurik dengan kain-kain tradisional lainnya.
"Lurik punya latar belakang dan tradisi yang kuat. Masih banyak yang belum tahu kalau lurik adalah kain tradisional tertua di Indonesia. Oleh karena itu, lurik harus disetarakan dengan kain tradisional lainnya," ungkap Phillip beberapa waktu lalu.
Untuk itu, di momen 15 tahun berkarya pada Juni lalu, Phillip meluncurkan buku yang khusus membahas kain lurik. Bertajuk Larik Lurik, buku ini tak cuma membahas filosofi kain lurik dan motif-motifnya, tapi juga menghadirkan foto-foto hasil rancangan Phillip dari kain lurik.
ADVERTISEMENT
"Buku pertama ini masih mengungkap hal-hal dasar sebagai basis pengetahuan akan lurik bagi para generasi muda yang kurang atau bahkan tak kenal lurik dan filosofinya," pungkas Phillip.
Sejarah singkat kain lurik
Lurik merupakan kain dengan motif garis-garis kecil. Kain ini berbahan dasar katun kasar. Dulunya, lurik banyak dipakai untuk pakaian pria karena di keraton pun lurik digunakan sebagai seragam prajurit.
Ensiklopedi Nasional Indonesia (1997) menuliskan bahwa lurik berasal dari daerah pedesaan di Pulau Jawa. Kala itu, lurik dibuat dalam bentuk sehelai selendang sebagai penutup dada perempuan atau kemben.
Fungsi lainnya dari lurik dulu adalah sebagai alat untuk menggendong sesuatu dengan mengikatkannya pada tubuh. Para perempuan zaman dulu menggunakannya untuk menggendong bakul ke sawah atau pasar.
ADVERTISEMENT
Nah, buat Ladies yang juga ingin tahu lebih dalam mengenai kain lurik, kumparanWOMAN telah merangkum sedikit dari buku Larik Lurik milik Phillip Iswardono. Ada setidaknya lima motif kain lurik yang wajib kamu ketahui sejarah dan maknanya. Simak selengkapnya berikut ini.
1. Kain lurik kluwung
Kain lurik yang satu ini memiliki motif garis lebar dan hadir dalam beragam warna. Menurut buku Larik Lurik, kain ini diyakini bisa menolak bala atau menjauhkan kita dari bahaya dan keburukan.
Biasanya, kain ini digunakan untuk acara seperti mitoni bayi atau tujuh bulanan ibu mengandung. Selain itu, kain lurik kluwung juga dipakai untuk upacara labuhan. Ini merupakan upacara yang dilakukan oleh kerabat keraton yang memiliki harapan untuk mendapat keselamatan.
Tradisi lainnya yang melibatkan kain lurik kluwung ini adalah di momen pernikahan. Biasanya, kain lurik kluwung diletakkan di bawah bantal pengantin dengan harapan pasangan mendapat keselamatan dan kebahagiaan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
2. Kain lurik telupat
Nama corak kain lurik yang ini juga masih berasal dari bahasa Jawa. Telupat berasal dari kata telu yang artinya tiga dan papat yang berarti empat. Sejalan dengan namanya, kain lurik ini punya corak lajuran yang berjumlah tujuh. Terdiri dari satuan kelompok motif dengan empat lajur dan satuan lainnya berjumlah tiga lajur.
Mengutip dari buku Larik Lurik, motif ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, pendiri dan raja pertama di Kesultanan Yogyakarta yang memimpin pada 1755 sampai 1792. Makna dari kain ini sendiri juga punya kaitan pada kepercayaan masyarakat Jawa.
Angka tujuh, gabungan dari lajur tiga dan empat pada motif kain lurik telupat, dianggap melambangkan kehidupan dan kemakmuran. Tak cuma itu, angka tujuh juga diyakini punya arti pitulungan atau pertolongan dari Tuhan.
ADVERTISEMENT
3. Kain lurik udan liris
Udan liris merupakan bahasa Jawa yang artinya adalah hujan gerimis. Sesuai namanya, kain ini memiliki motif garis dengan gradasi samar-samar mirip seperti rintik hujan. Kain lurik dengan motif ini dianggap menjadi lambang kesuburan dan kesejahteraan.
Menurut buku Larik Lurik, kain ini dulunya banyak dipakai oleh para penguasa. Harapannya, mereka bisa memperoleh kesejahteraan.
4. Kain lurik tumbar pecah
Kain lurik tumbar pecah ini punya motif kotak-kotak kecil. BIasanya terdiri dari dua warna, seperti hitam dan putih atau hitam dan kuning. Lurik yang satu ini dalam adat Jawa biasanya dipakai untuk acara tingkeban atau peringatan tujuh bulanan.
Berbeda dengan lurik kluwung, lurik tumbar pecah memiliki makna lain. Dalam dunia kuliner, ketumbar termasuk bahan masakan yang penting. Ini termasuk bumbu yang mengeluarkan aroma wangi dan sedap saat ditumbuk atau diolah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kain ini dipakai saat tujuh bulanan dengan harapan anak yang lahir atau siapa pun yang memakai kain motif ini bisa bermanfaat untuk orang banyak dan mengharumkan nama lewat kebaikan.
5. Kain lurik sapit urang
Kain lurik sapit urang ini memiliki motif garis-garis geometri seperti capit udang. Motif ini melambangkan strategi perang para prajurit kraton. Dulunya mereka punya strategi khusus, di mana mereka mengepung musuh dari arah kiri dan kanan dengan kekuatan bertumpu di tengah.
Bisa dibilang, kain lurik motif inilah yang banyak populer saat ini, terutama di kawasan Yogyakarta. Sebab selain mudah didapatkan, kain ini juga banyak dikenali karena dipakai sebagai busana prajurit keraton.