Mengenal Fast Fashion dan Dampak Negatifnya terhadap Lingkungan

5 Desember 2024 11:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Fast Fashion. Foto: GalinaBahlyk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fast Fashion. Foto: GalinaBahlyk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Fast fashion adalah istilah untuk menggambarkan produksi pakaian dalam jumlah besar dengan kualitas yang buruk dan harga murah. Model bisnis seperti ini tengah menjadi sorotan publik karena berdampak negatif terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampaknya adalah penumpukan limbah pakaian di tempat pemrosesan akhir (TPA). Karena harganya yang cenderung murah, orang-orang tertarik untuk belanja fast fashion.
Sayangnya, pakaian tersebut tak akan bertahan lama karena kualitasnya yang buruk. Akhirnya, konsumen akan membuang pakaian itu lalu membeli yang baru.
Siklus itu terus berulang hingga akhirnya limbah pakaian menggunung di TPA. Ini hanyalah salah satu dari banyaknya dampak negatif fast fashion. Yuk, ketahui dampak lainnya lewat artikel ini.

Mengenal Apa Itu Fast Fashion

Ilustrasi Fast Fashion. Foto: Shutterstock
Mengutip Britannica, model produksi fast fashion muncul pada tahun 1970-an. Saat itu, banyak produsen yang mulai mengekspor pakaiannya ke berbagai negara, khususnya di Asia.
Karena harus mengekspor banyak pakaian, akhirnya proses produksi dipercepat. Kemudian produsen mulai merekrut banyak para pekerja Asia bisa diupah lebih rendah, sehingga produksi pakaian bisa selesai dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Model fast fashion semakin populer menjelang 1990-an. Di tahun tersebut, produsen semakin mempercepat proses produksinya untuk mengikuti tren mode yang berubah dengan cepat.
Kini, model bisnis fast fashion semakin diminati banyak orang. Meskipun dampaknya sangat serius terhadap lingkungan, tapi masih banyak brand fast fashion yang tetap eksis di dunia mode.
Mengutip Investopedia, contoh brand fast fashion meliputi UNIQLO, Zara, H&M dan sejenisnya. Namanya yang besar sejalan dengan produksi pakaian mereka yang juga besar dan mengejar tren terkini.

Dampak Negatif Fast Fashion

Ilustrasi Fast Fashion. Foto: Shutterstock
Lingkungan menjadi yang paling terdampak dari model bisnis fast fashion. Menurut laman Earth, setidaknya ada tiga aspek yang dipengaruhi model produksi tersebut. Apa saja?

1. Air

Industri mode merupakan salah satu industri yang mengonsumsi air dalam jumlah besar di dunia. Sebagai gambaran, untuk membuat satu kemeja katun, produsen butuh sekitar 700 galon air.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk memproduksi celana jeans yang permintaannya tinggi, produsen harus menyiapkan 2.000 galon air. Sangat boros, bukan?
Lebih parahnya lagi, bahan pewarna tekstil merupakan pencemar air terbesar kedua di dunia. Pasalnya, air yang tersisa dari proses pewarnaan sering dibuang ke selokan, sungai, atau anak sungai.

2. Mikroplastik

Pakaian fast fashion sering kali terbuat dari serat sintetis seperti poliester, nilon, dan akrilik. Material ini dipilih karena murah, sehingga pakaian yang dihasilkan juga bisa dijual murah.
Namun, material itu terbuat dari plastik yang butuh waktu ratusan tahun untuk terurai secara biologis. Sebuah laporan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan bahwa 35% mikroplastik di lautan berasal dari material tekstil sintetis seperti poliester.
ADVERTISEMENT

3. Energi

Proses produksi serat sintetis menjadi pakaian membutuhkan banyak energi dari minyak bumi. Selain itu, kapas yang sering ditemukan dalam produk fast fashion juga tidak ramah lingkungan.
Untuk menghasilkan kapas, dibutuhkan banyak air dan pestisida. Bahan kimia tersebut dapat menyerap ke dalam tanah dan akhirnya mencemari air serta lingkungan hidup manusia.