Mengenal Gedog Tuban, Batik Tenun yang Jadi Ikon di Hari Batik Nasional 2024

2 Oktober 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Mel Ahyar Archipelago - Batik Gedog Tuban. Foto: dok. Mel Ahyar
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Mel Ahyar Archipelago - Batik Gedog Tuban. Foto: dok. Mel Ahyar
ADVERTISEMENT
Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober, Yayasan Batik Indonesia (YBI) kembali mempersembahkan sebuah perayaan bertajuk “Bangga Berbatik”. Perayaan ini menghadirkan sederet kegiatan seru mulai dari pameran atraktif, bazar, dan talkshow yang akan diselenggarakan pada tanggal 2-6 Oktober 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Selain itu ada juga event lari dan jalan sehat di Plaza Sudirman Gelora Bung Karno (GBK) sebagai penutup rangkaian acara.
ADVERTISEMENT
Spesial pada peringatan tahun ini, YBI memilih batik Gedog Tuban sebagai ikon Hari Batik Nasional 2024. Ketua Panitia Pelaksana HBN 2024 Febriana Feramitha menceritakan, batik Gedog Tuban merupakan batik lokal dengan pengaruh budaya Tiongkok yang ditampilkan lewat motif burung Phoenix di dalamnya. Akulturasi budaya tersebut dipicu oleh posisi Tuban yang sempat menjadi pintu masuk pendatang asal Negeri Tirai Bambu di masa lalu.
(Ki-Ka) Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Gita Pratama saat mengikuti fesyen show Mandiri Hari Batik 2022 di kawasan Car Free Day (CFD). Foto: Dok. Istimewa
“Nama aslinya sebenarnya Batik Tenun Gedog Tuban tapi dipersingkat jadi Batik Gedog Tuban. Kami memilih batik dari Jawa Timur ini alasannya karena batik ini cukup langka,” ujar Febriana saat konferensi pers di Plataran Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (26/9).
Langka yang dimaksud Febriana bukan karena jumlah stok batik yang terbatas melainkan merujuk pada proses pembuatan batik Gedog Tuban yang sangat berbeda. Apabila batik pada umumnya menggunakan kain katun sebagai media dasarnya, Batik Gedog Tuban menggunakan media kain tenun.
ADVERTISEMENT
Koleksi Mel Ahyar Archipelago - Batik Gedog Tuban. Foto: dok. Mel Ahyar
Kain tenun yang digunakan untuk membatik ini dihasilkan dari tanaman kapas yang tumbuh subur di Tuban, Jawa Timur. Kapas tersebut kemudian dipintal menjadi benang lalu ditenun menjadi kain dan lalu kemudian dibatik dengan metode batik tulis. Selain itu, batik ini juga dibuat menggunakan alat tenun gedog yang masih sederhana dan dikerjakan oleh penduduk asli Tuban.
“Dinamakan gedog karena alat tenunnya berbunyi dog dog dog. Dari situlah lahir Batik Tenun Gedog Tuban,” jelas Febriana.
Menariknya, di kota Tuban usaha pembuatan batik ini sudah menjadi tradisi di antara para perempuan dan diwariskan secara turun-temurun. Atas proses dan nilai sejarah yang tinggi ini, Batik Tenun Gedog Tuban juga sedang didaftarkan untuk mendapatkan tanda Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
ADVERTISEMENT
Koleksi Mel Ahyar Archipelago - Batik Gedog Tuban. Foto: dok. Mel Ahyar
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Tanda yang digunakan sebagai Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda ini nantinya berguna melindungi Batik Gedog Tuban dari praktik persaingan curang seperti tindakan plagiat atau pencurian motif.