Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Gejala Imposter Syndrome yang Terjadi di Tempat Kerja
16 Desember 2021 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ladies, apakah kamu pernah merasa bahwa pencapaian yang kamu raih adalah sebuah kebetulan? Atau kamu meragukan hasil kerja keras dan kualitas dirimu? Kalau kamu beranggapan bahwa pencapaian yang kamu raih bukan karena hasil kerja keras, melainkan keberuntungan, itu bisa jadi tanda imposter syndrome .
ADVERTISEMENT
Mengutip Very Well Mind, imposter syndrome mengacu pada pengalaman internal yang membuat kamu percaya bahwa kamu tidak kompeten di bidang tertentu sama seperti anggapan orang lain. Definisi ini biasanya berhubungan dengan kecerdasan dan pencapaian. Namun, hal ini berkaitan pula dengan perfeksionisme dan konteks bersosialisasi.
Awalnya, gejala ini dibahas dalam makalah oleh Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes di tahun 1978. Mereka meneliti fenomena imposter syndrome pada perempuan-perempuan sukses. Menurut Very Well Mind, pada perkembangannya, Pauline mengatakan bahwa masalah ini tidak hanya dialami oleh perempuan, tetapi juga oleh lelaki.
Imposter syndrome bisa terjadi pada semua orang di semua bidang, termasuk pada perempuan berprestasi di tempat kerja. Untuk mengetahui apakah kamu mengalami imposter syndrome atau tidak, berikut tanda-tandanya, Ladies.
ADVERTISEMENT
1. Selalu memberi secara berlebihan
Seorang yang memiliki imposter syndrome selalu memberi secara berlebihan, seperti bekerja keras sampai kelelahan. Mereka selalu berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi orang lain dengan masuk lebih awal, mengerjakan pekerjaan yang seharusnya mereka tidak lakukan, bekerja sampai lupa waktu istirahat, atau pergi ke setiap rapat yang sebenarnya opsional.
2. Menyalahkan diri dan selalu memandang diri tidak layak
Seseorang yang mengidap imposter syndrome selalu memandang diri tidak layak dan menyalahkan diri akan kesalahan minor sekalipun. Mereka selalu memberikan yang terbaik dan mengatur semuanya sesempurna mungkin. Mereka yang mengidap sindrom ini kurang percaya diri akan pencapaian yang diterima sehingga merasa tidak layak. Mereka takut membuat kesalahan dan terkena teguran dari atasan atau teman sekantor, sehingga melakukan pekerjaan yang menurut mereka terlihat baik.
ADVERTISEMENT
3. Membandingkan diri dengan orang lain
Karena kamu merasa rendah diri saat bekerja di kantor, kamu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kamu juga merasa rendah diri saat dipuji orang lain. Setiap kali kamu menerima pujian, kamu kurang berpuas diri dan terus mengkritik diri sendiri. Hal ini membuat kamu gagal memanfaatkan pencapaian dan kesuksesan dengan baik.
Jika kamu merasa memiliki imposter syndrome, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli, seperti psikolog. Tenaga ahli dapat membantu kamu mengidentifikasi, memahami, dan mengatasi gejala imposter syndrome yang kamu alami.
Penulis: Adonia Bernike Anaya