Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menstruasi Pertamaku: Cerita 6 Perempuan Saat Pertama Kali Alami Haid
28 Mei 2021 18:29 WIB
·
waktu baca 5 menitNamun, bagi perempuan lain, momen menstruasi pertama bisa menjadi hal yang membingungkan, memalukan, bahkan menakutkan. Beberapa perempuan mengaku takut saat mengalami menstruasi pertama, karena menganggap bahwa hal itu bisa mempengaruhi rutinitas sehari-hari.
Pengalaman-pengalaman ini juga dialami oleh enam perempuan saat pertama kali mengalami menstruasi. Kepada kumparanWOMAN, keenam perempuan ini turut menceritakan pengalamannya saat pertama kali mengalami menstruasi. Seperti apa kisahnya? Yuk simak cerita lengkapnya berikut ini.
1. Rachel Goddard (Beauty Influencer): Sempat percaya mitos aneh soal menstruasi
Pertama kali menstruasi itu saat SMP kelas 1. Jadi waktu itu aku mau pulang sekolah terus merasa kok perut sakit banget, dan seperti mau BAB gitu. Lalu, pas dilihat ke toilet kok ada bercak darahnya, habis gitu aku langsung ngasih tahu Mami dan Mami bilang pakai pembalut saja.
Saat pertama kali menstruasi jujur aku enggak malu dan takut sama sekali, karena sudah tahu dan teman-teman juga sudah mengalami menstruasi. Dan sepertinya cuma aku saja yang belum menstruasi saat itu.
Ada satu cerita unik soal menstruasi, jadi dulu aku enggak pernah mendapat edukasi soal menstruasi. Bahkan aku enggak pernah tahu kalau sudah menstruasi itu artinya bisa hamil. Aku enggak tahu karena memang enggak pernah ada yang ngasih tahu hal tersebut. Aku merasa itu sayang banget, tapi saat itu memang belum ada pendidikan seputar seks. Lalu, berbicara soal menstruasi dan seks juga sangat tabu banget kan apalagi sama orang tua. Jadi aku benar-benar enggak tahu apa-apa. Aku cuma dikasih tahu kalau sudah menstruasi itu tandanya sudah besar. Sudah itu saja.
2. Ucita Pohan (Lifestyle Influencer): Menstruasi pertama bersamaan dengan kabar penerimaan masuk SMP
Pengalaman pertama menstruasi aku itu kalau enggak salah momennya pas aku lulus SD dan mau masuk SMP. Hari itu aku baru saja mendapat pengumuman penerimaan di SMP, terus sudah gitu di hari tersebut aku juga dapat menstruasi pertama kali. Jadi benar-benar kayak milestone gitu, kayak sudah lepas dari masa kanak-kanak, dan di hari itu juga aku mendapat menstruasi pertama kali.
Saat pertama kali menstruasi, jujur aku enggak takut atau malu untuk cerita, karena aku kan punya kakak perempuan. Jadi waktu kakak perempuanku menstruasi lebih dulu aku sudah tahu info-infonya. Aku sempat dengar kasak-kusuk antara Mama dan kakakku kalau sudah menstruasi itu berarti dia sudah jadi anak gadis, istilahnya harus lebih pintar untuk menjaga diri dan hati-hati juga ketika berinteraksi dengan lawan jenis. Aku melihat keadaan di rumahku seperti itu. Jadi ketika giliran aku yang dapat menstruasi, aku enggak takut dan malu, cuma sempat ragu seperti ‘Ini menstruasi bukan ya?’. Karena ragu, akhirnya aku tanya ke Mama dan Mama bilang kalau itu memang menstruasi.
Saat pertama kali aku menstruasi, aku belum pernah mendapat edukasi soal menstruasi secara formal. Karena saat itu, di SD belum ada edukasi mengenai menstruasi sama sekali, tapi aku kadang-kadang suka baca majalah remaja dan baca majalah punya kakak aku. Jadi tahu sedikit-sedikit mengenai menstruasi kayak gimana, dan tahu juga vocabulary soal menstruasi.
Nah, aku baru dapat edukasi tentang menstruasi itu pas SMP kelas 2. Jadi saat itu, sekolah aku ada penyuluhan dari instansi pemerintah untuk membuat seminar edukasi tentang menstruasi. Dari situlah, aku dapat informasi-informasi seputar sexology, dan hal-hal yang perlu diketahui tentang organ reproduksi secara formal.
3. Nicole Jizhar (Co-Founder nona woman): Dukungan yang sangat berarti dari Papa
Aku pertama kali menstruasi itu sekitar umur 12 atau 13 tahun. Aku ingat sekali momen itu. Jadi pas pulang sekolah, aku cek celana dalam kok ada merah-merah, lalu aku tunggu hingga Mama pulang. Aku sempat bingung itu apa, meskipun di sekolah kita sudah diajarkan tentang menstruasi, tapi aku tetap malu untuk cerita ke banyak orang, kecuali Mama. Bahkan ke Papa aku juga enggak cerita, karena aku enggak enak ngomongnya.
Tapi akhirnya, aku cerita ke Papa. Papa aku sangat suportif sekali, dia bahkan selalu meminta dan menemani aku pergi ke dokter untuk cek menstruasi dan PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) yang aku alami. Gara-gara menstruasi pertama ini, aku benar-benar merasa sangat bersyukur sekali. Aku sadar bahwa laki-laki itu memiliki peran penting untuk men-support perempuan dalam break the stigma. Mereka juga seharusnya comfortable saat membicarakan topik menstruasi dan hormon. Contohnya adalah saat aku melihat Papa yang nyaman setiap kali aku menstruasi dan berbicara soal menstruasi. Lalu, dia juga selalu membantu aku untuk merayakan momen menstruasi. Jadi menurut aku, setiap orang itu harus selalu support each other untuk celebrating menstruation.
4. Monica Pranatajaya (Co-Founder nona woman): Menstruasi pertama menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu
Aku pertama kali menstruasi itu lumayan telat, di sekitar usia 13 tahunan. Aku telah menunggu-nunggu momen itu, karena semua teman-teman aku sudah mengalami menstruasi.
Kalau diingat-ingat kembali, pertama kali aku mengalami menstruasi itu saat sedang liburan dengan keluarga. Waktu itu jujur aku tidak malu bahkan tidak terkejut karena sedang liburan dengan keluarga dan tidak berada di sekolah.
5. Petra Rossa Angelika (Mahasiswi): Sempat menyangka menstruasi adalah penyakit
Pertama kali menstruasi saat kelas 2 SMP, saat itu aku panik sekali karena ada bercak darah di pakaian dalam. Aku benar-benar panik dan tidak mau bilang ke siapa-siapa karena takut. Tapi, akhirnya ketahuan sama Mama dan Mama memberikan ucapan selamat sama aku.
Namun seiring beranjaknya usia, topik seputar menstruasi sudah menjadi hal yang lazim untuk dibicarakan dalam setiap obrolan antara aku dengan teman atau kerabat. Hal ini bahkan menjadi bahan untuk mempererat hubungan aku dengan kerabat, terlebih kalau kita sama-sama mulai nyaman saat membicarakan isu seputar menstruasi.
Harapanku terkait isu menstruasi ini adalah sebaiknya para perempuan dan remaja perempuan diberi pendidikan lebih spesifik terkait mitos-mitos seputar menstruasi. Selain itu, diberi juga edukasi mengenai hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan saat pertama kali mengalami menstruasi.
6. Kezia Putri Sagita (Mahasiswi): Tidak takut saat pertama kali menstruasi
Menstruasi pertama aku itu saat umur 13 tahun. Saat itu, aku baru pulang dan ketika mau mandi melihat ada bercak darah di celana. Menstruasi pertama itu rasanya perut sakit banget. Meski begitu, jujur aku merasa tidak takut dan malu karena sudah mengerti apa dan seperti apa itu menstruasi. Selain itu, aku juga selalu membicarakan hal itu ke orang tua, terutama ibu. Ibu dan guru di sekolah memiliki peran penting, karena mereka selalu memberikan edukasi soal menstruasi kepada aku.
Dan menurut aku, di era sekarang ini meskipun banyak orang yang sudah dewasa, tapi masih saja ada yang menganggap menstruasi itu tabu. Padahal isu-isu seperti sex education itu harus sudah mulai diajarkan ke anak-anak dan remaja perempuan.
Harapannya, semoga kita para perempuan tidak perlu merasa takut, malu, dan diam-diam lagi saat mau membeli pembalut di tempat umum. Karena menurutku, enggak ada alasan khusus bagi kita untuk merasa malu. Dan semoga para ibu muda juga sudah mulai bisa memberikan edukasi mengenai menstruasi, terutama kepada anak-anak perempuan sejak kecil.