Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ladies, jika bicara soal penyanyi dangdut Iis Dahlia, selain suaranya yang merdu tentu kamu akan teringat dengan kumis tipis yang menghiasi wajahnya.
ADVERTISEMENT
Meski sebagian perempuan menganggap bahwa kumis bisa mengganggu penampilan, ternyata Iis Dahlia mengaku tidak pernah mencukur kumisnya. “Seumur-umur enggak pernah (dicukur),” ungkap Iis Dahlia saat menjadi bintang tamu program Siyap Bos, Senin (27/4).
Bagi sosok terkenal seperti Iis Dahlia, kumis tipisnya mungkin tidak membuatnya jadi minder. Tetapi bagi perempuan lain, kumis tipis bisa menjadi pemicu rasa insecure pada diri sendiri. Hal ini disebabkan karena banyak stigma yang mengatakan bahwa hanya laki-laki saja yang bisa berkumis. Jadi kalau ada perempuan berkumis, orang akan menganggap mereka tidak normal.
Padahal, melansir The Guardian, Dr David Ferriman, ahli endokrinologi, mengatakan bahwa bulu berlebih pada perempuan (termasuk kumis) jika hanya terlihat dalam jumlah sedikit atau tipis adalah hal normal. Kondisi pertumbuhan bulu tidak wajar pada perempuan bisa dikatakan tidak normal jika pertumbuhannya lebat, tebal, dan berwarna hitam layaknya rambut.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya tumbuhnya kumis pada perempuan bukanlah hal yang bisa terjadi begitu saja. Menurut situs resmi Mayo Clinic, tumbuhnya kumis atau bulu berlebihan pada perempuan disebut dengan istilah hirsutism. Sebuah kondisi di mana perempuan memiliki banyak bulu seperti laki-laki pada bagian tubuh tertentu, seperti wajah, dada, dan punggung.
Pertumbuhan bulu berlebih, termasuk kumis tipis pada perempuan itu disebabkan oleh adanya hormon pria (androgen) berlebih dalam tubuh perempuan. Utamanya adalah hormon testosteron. Hormon testosteron berlebih pada sebagian perempuan dapat merangsang pertumbuhan rambut halus pada area tubuh tertentu.
Pada laki-laki, androgen sendiri merupakan hormon yang mengontrol perkembangan karakteristik seks pada tubuh laki-laki. Maka dari itu, banyak mitos yang beredar bahwa perempuan berkumis tipis memiliki gairah seks yang lebih tinggi. Namun pada kenyataannya tidak benar. Sebab hormon testosteron memiliki pengaruh yang sangat kecil jika dikaitkan dengan gairah seks perempuan.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus lainnya, kumis tipis pada perempuan juga menjadi salah satu gejala dari PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), CAH (Congenital Adrenal Hyperplasia), hingga tumor pada indung telur perempuan.
Namun kamu tak perlu khawatir Ladies, sebab tidak semua perempuan berkumis akan mengalami gangguan penyakit-penyakit tersebut. Sebab kumis tipis hanya menjadi salah satu tanda saja. Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada kaitan antara kumis pada wajah kamu dengan gejala penyakit PCOS, CAH, atau tumor.