Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perempuan di China Meninggal Usai Perawatan Laser untuk Hilangkan Tanda Lahir
27 November 2024 20:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang perempuan di China dilaporkan meninggal dunia usai menjalani perawatan laser kulit di sebuah klinik dermatologi. Insiden tersebut kabarnya terjadi di Tianjin, utara China, pada akhir Oktober lalu. Perempuan berusia 27 tahun itu meninggal 10 hari setelah melakukan perawatan laser tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir South China Morning Post, korban yang diidentifikasi dengan nama Liu sudah berulang kali menjalani perawatan laser di klinik dermatologi swasta Jinmen Dermatology Hospital di Tianjin.
Menurut sang suami, semasa hidup, Liu didiagnosis mengidap neurofibromatosis, yakni kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan tumor di jaringan saraf. Dilansir Straits Times, kondisi ini diduga menjadi penyebab noda-noda di kulit Liu. Liu juga mengidap kondisi kulit cafe-au-lait, yaitu tanda lahir (birthmark) yang tampak seperti noda kopi susu di kulit.
Liu kabarnya memiliki banyak tanda lahir di tubuhnya. Beberapa dari noda tersebut berukuran besar dan gelap. Kondisi kulit ini menyebabkan Liu memerlukan penanganan medis untuk menghilangkan noda-noda tersebut.
Sebelum meninggal dunia, Liu sudah menjalani 10 kali perawatan laser di klinik Tianjin Dermatology Hospital. Ia menghabiskan dana sebesar 100 ribu Yuan, atau setara dengan Rp 219 juta, untuk seluruh perawatan tersebut.
Namun, kendati sudah berulang kali menjalani perawatan laser, Liu sempat mengeluh kondisinya justru memburuk. Bahkan, ia pernah beberapa kali menghentikan sesi terapi laser akibat rasa sakit yang berlebihan. Rasa sakit tersebut, menurut ibunda Liu, disebabkan oleh pengaplikasian krim anestesi yang tidak merata.
ADVERTISEMENT
Liu meninggal dunia beberapa hari setelah menjalani sesi perawatan laser ke-10 pada 21 Oktober 2024. Dikutip dari South China Morning Post, Liu merasa pusing usai pengaplikasian krim anestesi. Dokter yang menangani Liu langsung membersihkan krim tersebut dari kulit Liu. Namun, tak lama setelahnya, Liu kejang-kejang dan terkena serangan jantung.
Perempuan asal Tianjin tersebut segera dirujuk ke rumah sakit Tianjin Medical University untuk ditangani lebih lanjut. Namun, 10 hari setelah insiden tersebut, Liu meninggal dunia.
Menurut dokter emergensi medik yang menangani Liu, penyebab kematiannya adalah komplikasi akibat tekanan intrakranial akibat cairan di kepala yang berlebihan. Jasad Liu sudah diautopsi dan keluarga masih menunggu hasil finalnya.
“Kami tak bisa melepaskan Liu tanpa kejelasan. Kami harus mencari tahu penyebab kematian Liu dan berharap, kejadian ini bisa menjadi peringatan bagi orang lain di luar sana,” ucap suami Liu yang tak disebutkan namanya, dilansir Straits Times.
Suami Liu menduga, Liu mengalami reaksi alergi akibat pengaplikasian krim anestesi yang berlebihan. Namun, dikutip dari South China Morning Post, staf di Jinmen Dermatology Hospital membantah dugaan tersebut. Mereka menegaskan, pengaplikasian krim anestesi pada Liu dilakukan sesuai standar. Mereka juga menyediakan tes alergi di lokasi.
ADVERTISEMENT
Deputi Direktur Jinmen Dermatology Hospital, Zhang, mengungkapkan belasungkawa atas kematian Liu. Ia pun menegaskan akan bertanggung jawab penuh bila kliniknya terbukti bersalah. Di China, tenaga medis yang terbukti bersalah atas kematian pasien akibat kelalaian terancam hukuman penjara hingga tiga tahun.