Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tidak terpikirkan dalam benak Chrisanti Indiana sebelumnya, bahwa Sociolla , e-commerce kecantikan yang ia dirikan di 2015 lalu, kini bertransformasi menjadi sebuah ekosistem bagi pertumbuhan dan perkembangan brand kecantikan lokal.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparanWOMAN, Santi–sapaan akrab Chrisanti Indiana–bercerita tentang perjalanan Sociolla, dari sebuah mimpi perempuan muda menjadi perusahaan rintisan yang konon akan segara menyandang status unicorn.
Kata Santi, ia membangun Sociolla dari sebuah cita-cita sederhana yaitu ingin agar perempuan Indonesia bisa lebih mudah mendapatkan produk kecantikan yang berkualitas wahid dan aman, Ladies.
Sebab di medio itu, masih sulit untuk mendapatkan produk kecantikan di pasaran, baik itu offline apalagi online. Sementara, Santi menyadari bahwa permintaan terhadap produk kecantikan di Indonesia terus tumbuh.
“Waktu itu nggak mikir mau (brand kecantikan) lokal atau enggak. Lebih ke gimana kita bisa kasih pilihan brand yang bagus buat Indonesian market,” ujar Santi yang siang itu baru saja menemani 5 brand owner lokal mengunjungi Warehouse Sociolla di Cikupa, Tangerang, Selasa (13/8). Di 2015 itu menurutnya, baru ada satu-dua brand lokal yang muncul. Potensinya sudah ada, namun euforianya belum tercipta.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, tren produk kecantikan seperti make up, body care, hair care terlebih skin care terus meningkat. Santi ingat, momen yang jadi titik balik eksistensi produk-produk kecantikan adalah saat penetrasi media sosial juga mulai menguat yaitu di 2019.
“Tapi (produk kecantikan) mulai booming banget itu di 2019 menuju pandemi,” ujarnya.
Kala itu, media sosial memainkan peran yang sangat besar dalam menyebarkan tren-tren produk kecantikan terutama skincare. Beauty influencers rajin menyuguhkan beragam konten mulai dari video tutorial hingga review produk, semua berseliweran silih berganti di lini masa medsos. Inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk mencoba berbagai produk kecantikan.
Tren ini pun membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya merawat kulit sebagai bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Awareness ini kemudian mendorong minat masyarakat untuk menggunakan produk kecantikan yang berkualitas dan juga sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.
“Ternyata root of digitalization dalam hal ini sosial media, berperan sangat penting,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gayung bersambut. Candu massal produk kecantikan ini pun lantas direspons baik oleh orang-orang yang memiliki passion di bidang ini. Didukung dengan perkembangan teknologi yang makin canggih dan gebrakan di bidang farmasi yang makin inovatif, maka lahirlah banyak brand lokal baru yang memproduksi beragam beauty product, Ladies.
“Semua orang kemudian bisa punya brand sendiri. Itu kita juga seneng banget (dengan kehadiran banyak brand lokal) karena Sociolla sebenarnya juga lokal brand kan. Dan dari marketnya bagus banget, tahun itu lumayan tinggi,” ujar Santi.
Bantu brand lokal lewat beragam program
Kemunculan banyak brand lokal ini pun disambut baik oleh Sociolla. Yang awalnya tak terpikirkan, kini Santi justru berkomitmen untuk terus dapat membantu mengakselerasi pertumbuhan industri kecantikan. Tujuannya agar tak hanya produk-produk impor saja yang dikenal, namun juga brand-brand lokal bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya nyata yang dilakukan Sociolla adalah dengan menyediakan tempat khusus bagi brand lokal baik itu offline store ataupun di online store. Sociolla yang kini memiliki 78 toko offline itu, memastikan bahwa produk-produk lokal akan mendapatkan highlight yang sama apiknya dengan produk impor.
Tak hanya itu, Sociolla juga selalu memastikan ketersediaan produk-produk lokal baik di toko maupun di website.
Mendukung brand lokal dengan proses distribusi berbasis teknologi
Viralnya produk kecantikan semenjak 2019 membuat permintaan terhadap produk-produk lokal turut melejit. Untuk memenuhi permintaan itu, Santi tidak hanya menyediakan aplikasi serta website yang mudah diakses atau memperbanyak offline store, namun ia juga mengupayakan proses distribusi yang baik.
Hal ini diwujudkan langsung oleh Sociolla melalui hadirnya warehouse berbasis teknologi. Gudang yang juga bernuansa pink itu memiliki beberapa teknologi yang membuat proses penyimpanan, penyortiran, pengemasan hingga pengiriman produk kecantikan lokal bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
Santi bahkan mengundang 5 brand owner lokal untuk melihat langsung teknologi yang diadopsi di Warehouse Sociolla , Ladies.
ADVERTISEMENT
Implementasi teknologi di warehouse Sociolla bukan hanya soal tren, melainkan bukti nyata komitmen perusahaan dalam memberikan yang terbaik bagi konsumen.
Dengan beragam inovasi yang diterapkan di warehouse, Sociolla telah menetapkan standar baru dalam industri kecantikan.
Hal ini menunjukkan bahwa Sociolla tidak sekadar menjual produk, tetapi juga peduli terhadap kualitas dan keamanan produk sampai ke tangan konsumen sebagai bentuk dukungan terhadap produk lokal.
Mimpi untuk terus membersamai perjalanan brand lokal
Saat ini, Sociolla telah menjadi raksasa e-commerce kecantikan yang mendistribusikan tak kurang dari 200 brand. Termasuk di dalamnya adalah jajaran produk lokal.
Ke depannya, Santi berharap kolaborasi Sociolla dengan para jenama lokal ini tidak hanya sebatas bisnis partner saja. Namun bisa bekerja sama secara erat untuk membangun ekosistem yang saling menguntungkan dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat memperkuat posisi produk lokal di pasar global.
ADVERTISEMENT
“Kita bekerja very closely dengan lokal brand. Ketika mereka berinovasi kita juga bisa bantu mereka. Kami berharap Sociolla, lokal brand, dan customer bisa ketemu di tengah-tengah,” tutupnya.